Part 9

173 34 7
                                    

Siwon dan Tiffany tetap pada posisinya. Tiffany menghadap ke arah pintu dengan Siwon yang melingkarkan lengannya di bahu Tiffany. Jika di lihat dari belakang tubuh wanita tersebut menghilang tenggelam dalam pelukan erat Siwon,Siwon menopangkan kepalanya pada bahu sebelah kanan milik Tiffany. Perlahan Tiffany memutar tubuhnya merasakan pergerakan Tiffany yang sedikit kesulitan Siwon pun melonggarkan pelukannya sehingga saat ini mereka tengah berhadapan. Tangan kekar Siwon masih memeluk tubuh Tiffany kali ini tidak di bahunya namun di pinggang ramping milik wanita bermata indah tersebut. Siwon kembali menempelkan dahinya pada dahi gadis di hadapannya ini lagi. Perlahan jemari Tiffany naik ke atas memegang lembut wajah tampan lelaki pujaannya. Merasakan ke kacauan fikiran lelaki tampan tersebut.

"Gwenchana...Ada banyak orang yang akan membantu anda Sajang..."

"Kamu ... Bantuan mu yang ku butuhkan,dan pundak mu yang aku inginkan," Masih dengan posisi yang sama Siwon mengungkapkan semuanya dengan nada pilu.

"Boleh kah sebentar saja aku bersandar pada mu?" Tanpa menjawab Tiffany segera membalas pelukan Siwon,walau ia memakai high heels ia tetap harus berjinjit untuk balas memeluk Siwon. Tiffany melingkarkan satu lengannya di leher Siwon dan satunya lagi ia gunakan untuk mengelus punggung Siwon memberi ketenangan yang prianya butuhkan.

Dalam posisi seperti ini keduanya sama-sama menangis. Menumpahkan segala rasa yang mereka pendam. Siwon menumpahkan segala kebimbangannya kepada wanita tersebut,dan Tiffany menangis pilu melihat pria yang ia maki di dalam hatinya ternyata juga merasa kesakitan yang sama seperti dirinya.

Ingatan Tiffany kembali normal  segera ia melepaskan pelukannya dan memaksa melepaskan pelukan Siwon di tubuhnya ia merasa tidak pantas memeluk bos nya bahkan menangis di hadapannya.

"Mianhe." Tiffany menunduk dalam mengungkapkan penyesalannya.

Tanpa membalas pernyataan Tiffany segera Siwon mengambil lengan gadis tersebut menggenggamnya dengan erat dan menyeret gadis tersebut untuk mengikuti langkahnya.

"Sajangnim aku minta maaf." Sebisa mungkin Tiffany menahan langkah Siwon,ia takut di usir dari perusahaan ini biar bagaimanapun ia membutuhkan uang untuk kehidupannya.

"Aku yang harusnya minta maaf," Siwon menghela nafasnya melepaskan kegugupannya.

"Bukankah kau bilang aku harus mencari bahu untuk bersandar? Tidak bisakah aku meminjam bahu mu?"

"Ta...Tapi," Tiffany memilih bungkam saat Siwon terus menggenggam tanganya dan menuntunnya ke arah sofa yang ada di ruang pria tersebut. Siwon memberi arahan kepada Tiffany untuk duduk di sofa panjang di ruang kerjanya tersebut, Tiffany pun menuruti perintahnya. Perlahan Siwon menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, kepalanya ia tempatkan tepat pada paha mulus Tiffany yang tertutup rok span pendek berwarna krem.

Siwon berbaring miring ke arah perut Tiffany  dengan lengan yang mendekap erat salah satu telapak tangan Tiffany. Siwon menenggelamkan wajahnya pada perut rata milik Tiffany sedangkan Tiffany ia duduk dengan ekspresi tegangnya. Ia bingung ada apa dengan lelaki ini, sebenarnya ia mengingatnya atau tidak.

"Aku kacau. Ku mohon kali ini saja biarkan aku bersandar pada mu." Tanpa ada penjelasan apapun Tiffany hanya diam membiarkan Siwon tertidur di pangkuannya. Laki-laki itu benar-benar butuh istirahat saat ini, tubuhnya demam dan fikirannya kacau.

'Obat!' Tiffany melebarkan mata indahnya saat mengingat bahwa seharusnya ia memberi prianya obat penurun demam.

"Sajangnim,aku akan mengambilkan obat penurun demam dan air mineral untuk anda."

Love HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang