Brak!
(Namakamu) membuka pintu apartemennya dengan seluruh tenaga yang tersisah, asap nyaris keluar dari dalam kepalanya, bahu gadis ini naik-turun dengan ritme yang kacau dan wajahnya, jangan di tanya, kali ini (namakamu) benar-benar terlihat mengerikan.
Langkah (namakamu) yang tergesah-gesah itu langsung terhenti ketika mendapati seorang laki-laki tengah duduk di sofa sambil menopang dagu. Wajahnya murung, dia hanya menengadah seolah memastikan siapa yang datang lalu pandangannya kembali dia tundukkan.
(Namakamu) tidak tahu atmosfer apa yang menyelubungi kamar hatinya, tiba-tiba saja dia merasa iba. Dia pernah mengalami hal yang semacam ini dan hatinya hancur berkeping-keping. Apa laki-laki itu juga merasakan hal yang sama seperti yang pernah (namakamu) rasakan dulu?
”Nggak usah cengeng! Lo itu cowok!” (Namakamu) sulit mengartikan dirinya sendiri, kenapa malah kalimat semacam itu yang keluar, padahal niatnya hanya ingin berbasa-basi tapi kenapa kalimat bernada ketus itu yang keluar?
(Namakamu) berjalan ke arah sofa lalu duduk tepat di sebelah Iqbaal.
”Dia pacar lo?” Seperti yang sudah (namakamu) pikirkan, dia hanya ingin berbasa-basi.
Iqbaal menggeleng lemah, dan entah kenapa (namakamu) sangat tidak menyukai respon Iqbaal yang seperti itu. (Namakamu) rasa lelaki ini seperti orang yang sudah kehilangan hasrat untuk hidup, eh? Bukannya dia sudah mati? Baiklah, (namakamu) harus membiasakan diri kalau sekarang dia berteman dengan seorang hantu yang bergentayangan,yang tidak tahu kapan akan menyingkir dari hidupnya.
”Terus kenapa lo sedih? Lo suka sama dia tapi belum sempet nyatain cinta karena keburu mati?” (Namakamu) terkejut saat Iqbaal mengangkat wajah dan menatap ke arahnya dengan pandangan tak suka, (namakamu) tidak menyangka kalau lelaki ini bisa bersikap menyeramkan juga.
Iqbaal mendesah sebelum berkata. ”Aku bukan tipe laki-laki yang mau berpacaran sampai bertahun-tahun,saat aku menyukai seorang wanita, aku berpikir kalau besok aku bakalan melamarnya,”
”Dan kalau ceweknya nolak? Kelar hidup lo,” Sahut (namakamu) masam, lalu dia beranjak dari sofa dan berjalan ke lemari es untuk mengambil soft drink, niatnya (namakamu) ingin mengambil dua soft drink tapi mengingat kalau sekarang dia sedang mengobrol dengan hantu gentayangan, dengan senang hati dia urungkan niatnya.
”Itu adalah salah satu resiko yang harus aku tanggung,” Balas Iqbaal, yang tahu-tahu sudah berada di dekat (namakamu), (namakamu) mengumpat sebal karena kaget.
”Jangan sekali-kali lo ngagetin gue lagi. Ngerti?”
Iqbaal tidak menjawab, lelaki itu hanya tersenyum dan berjalan mengekori (namakamu).
”Terus sekarang lo mau ngapain?” Tanya (namakamu), yang sudah duduk di sofa. Dia menatap kesal ke arah Iqbaal yang tak kunjung bersuara. ”Ngunjungi orang tua lo atau apa kek, dasar anak durhaka, baru bangkit dari kubur langsung nyari doi.”
”Udah,”
”Jadi sekarang lo mau ngapain? Kan nggak mungkin lo selalu sama gue, gue juga punya kehidupan, gue juga mau hidup tenang kayak manusia lain, bukan ngurusi setan nggak jelas kayak lo.”
”Kamu cerewet!”
Bugh!
(Namakamu) terkesiap saat telinganya menangkap bunyi benda terjatuh, yang sepertinya berasal dari balik jendela apartemennya.
Sebenarnya (namakamu) tidak terlalu peduli kalaupun ada tetangganya yang kemalingan atau apartemen sebelahnya terbakar, tapi kali ini dia merasakan kalau ada seseorang di balik jendela apartemennya. (Namakamu) bangkit dan berjalan ke arah jendela dengan waspada. Iqbaal tetap setiap mengekorinya, tapi kali ini, pria itu tidak berjalan melainkan melayang-layangdi sebelahnya, seolah pamer kepada (namakamu). Sialan, memangnya siapa yang akan iri? Tolol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere
RomanceLangsung baca aja.. Jangan lupa vote 💫 Repost Muhammad Aryanda.