Mendesah, Karel mendekatkan wajahnya pada (namakamu) dan berbisik. ”Arah jam sembilan.”
Sekujur tubuh (namakamu) menegang, dan perlahan kepalanya memutar ke sisi kiri. Menuruti perintah Karel sama saja seperti menginjak-nginjak harga diri sendiri, tapi (namakamu) penasaran dan dia melakukannya. Menatap kesisi kirinya, dan langsung menemukan apa yang sedari tadi dia harapkan.
Sosok itu..
Ada disana...
Dengan keadaaan...
Yang begitu mengenaskan...
(Namakamu) tersedak, dan merasakan sesuatu yang paling sensitif yang ada di dasar hatinya seperti tercabik-cabik saat melihat sosok Iqbaal bersimpuh di ujung sana, dengan masing-masing rantai menjerat tangan dan kaki pria malang itu. Tapi (namakamu) mendapati selang infus pada tangan Iqbaal. Apa maksud Karel? Apa dia berniat ingin menyelamatkan Iqbaal, tapi, ah!
”Salah satu hal yang paling menyenangkan di dunia ini adalah balas dendam. Aku sengaja menyimpan mayat dia, karena setiap detik ketika aku sedang kesal aku akan melampiaskan kekesalan padanya. Mau lihat?”
Tubuh Karel bergerak menjauh dari (namakamu) tapi pria itu semakin dekat dengan sosok Iqbaal. Apa yang harus (namakamu) lakukan? Apa dia harus memukul Karel dari belakang lalu menginjak-nginjak pria itu sampai mati dengan wedgesnya atau tetap diam di tempat dengan sekujur tubuh yang gemetar sambil menyaksikan Karel menyiksa Iqbaal? Tubuh (namakamu) hampir limbun memikirkan dua opsi gila itu, kenapa di saat seperti ini seakan dia tidak mendapatkan keberanian. Tidak, bukan itu, (namakamu) masih terlalu shock dengan apa yang baru saja Karel lakukan kepada teman-temannya.
Samar-samar (namakamu) melihat tangan Karel merayap ke dinding yang ada di sebelah Iqbaal, menekan tombol kasat mata itu dengan lincah, dalam beberapa detik bunyi tombol yang di hasilkan oleh pergerakan jari-jari Karel mengisi keheningan—priaitu sedang memasukan beberapa digit password. Setelah Karel menjatuhkan tangannya, (namakamu) dapat melihat bagian dinding berbentuk persegi panjang dengan garis terang bergeser. Ketika dinding benar-benar terbuka dan memperlihatkan isi dalamnya, mulut (namakamu) menganga dan (namakamu) rasakan kakinya tak mampu menahan bobot tubuhnya lagi, (namakamu) jatuh dengan lutut yang bersimpuh.
Karel menekan saklar yang ada di dekatnya, dan semuanya semakin terlihat jelas dan menyakitkan. (Namakamu) tidak terlalu paham dengan alat-alat yang ada di balik tubuh Iqbaal itu, yang (namakamu) tahu hanyalah mesin ECG pembaca detak jantung, dan di monitor itu terlihat jelas jantung Iqbaal masih berdetak meskipun tidak terbaca jelas.
”Satu-satunya hal yang ngebuat aku curiga sama kamu adalah cincin dan surat yang aku temui di tas kamu. Pasti kamu sudah mendengar cerita dari sepupu tersayang aku itu kan? Kalau kami begitu dekat. Aku orang pertama yang diberitahu Iqbaal soal cincin itu, tidak, bukan, bahkan dia memintaku menulis sebagian isi surat itu,” Karel menghentikan ucapannya untuk melepas tuksedo yang dia kenakan, mengambil sesuatu yang ada di dalam dinding itu lalu menunjukannya pada (namakamu). ”Mau coba?”
Sebuah rantai.
(Namakamu) tersedak. ”Rel,” tanpa di perjelaspun siapa saja bisa merasakan nada suara (namakamu) yang penuh permohonan. (Namakamu) menatap Karel yang tengah tersenyum kemenangan dengan deraian air mata.
”Dan soal temen kamu itu, dia yang memperjelas keyakinan aku selama ini,” senyum Karel bergantikan dengan seringaian sinis yang amat menakutkan. ”Kalau kamu adalah seorang cenayang.” Kemudian Karel melenggangkan langkahnya ke arah (namakamu), bertekuk di depan gadis cantik itu yang saat ini terlihat begitu rapuh, senyum di wajah Karel tak pernah hilang bahkan ketika (namakamu) meninjunya. ”Ketika kebanyakan cewek lebih suka menggunakan telapak tangannya untuk menampar, berbeda dengan kamu yang lebih suka meninju. Hm?” dengan akting kelas oscar Karel berlagak meringis akibat pukulan (namakamu) yang barusan. (Namakamu) yakin kalau pukulannya tidak akan mempan bahkan untuk sekedar melunturkan seringain di wajah Karel, malah tangannya yang terasa sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/171754228-288-k674828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere
RomanceLangsung baca aja.. Jangan lupa vote 💫 Repost Muhammad Aryanda.