Hari yang begitu cerah membuat Bilca semakin bersemangat untuk mengikuti pelajaran olahraga hari ini. Apalagi hari ini bermain basket, dan yang mengajarkan nya pasti Izal lagi. Karena ia tidak akan bisa-bisa bermain basket kalau bukan Izal yang mengajarkan nya.Modus:v
"Bibil!!!!" teriak Nazwa masuk ke dalam kelas Ipa-A1.
Bilca menoleh, dan tersenyum lebar dan berlari memeluk sahabat nya itu. Ia dan Nazwa bersahabat baik sejak SMP tapi kali ini mereka tidak sekelas. Meski jurusan yang sama. Nazwa di Ipa-A2, sedangkan Bilca di Ipa-A1.
"Sayang Bibil!! Kangen bibil!!" teriak Nazwa tanpa menjaga image di kelas orang.
Manusia-manusia yang melihat nya hanya geleng-geleng saja, sudah biasa. Nazwa yang tidak berubah, cantik, baik dan gesrek.
Mereka bepelukan cukup lama, dan melepaskan satu sama lain.
"Woi peluk-pelukkan aja! Gue gak di ajak nih?" ucap Angga yang di balas tatapan jijik oleh kedua gadis itu.Sedangkan Izal, Dika dan yang lain nya hanya tertawa.
"Naz, lo ngapain kesini?" tanya Izal.
"Gak boleh?!"
"Kapan lo insap?!"
"TUNGGU ANGGA SEHAT!"
Izal yang hanya menghembuskan napas berat nya, bisa-bisa nya dia sayang kepada sahabat-sahabat macam seperti ini.
"Naz, makin cantik aja." puji Dika so-soan, Bilca yang mendengar nya bergidik ngeri.
"Apa peduli lo?" Nazwa tidak ada kalem-kalem nya. Untung sahabat-sahabat nya itu sayang dan sabar, kalau tidak, mungkin sudah di tendang ke pluto.
"Pms lo?" sinis Dika.
"PMR!" Nazwa yang langsung menarik tangan Bilca keluar.
"EH SI ENENG!"
******
Bilca yang sedang bermain basket dengan sahabat-sahabat nya itu menguasai lapangan sekolah, seolah-olah manusia yang hidup disitu hanya mereka ber-lima. Bilca, Nazwa, Izal, Angga dan Dika.Nazwa yang ikut bermain basket karena di kelas nya jamkos. Di tambahpula rasa rindu nya kepada sahabat-sahabat nya itu.
Saat mereka sedang merebut bola basket di tangan Izal, kaki Bilca terkilir dan membuat tubuh nya ambruk kebawah. Izal yang melihat nya langsung membuang bola itu ke sembarang arah, dia langsung menggendong Bilca ke UKS.
Disusul juga oleh sahabat-sahabat nya, mereka sangat panik tapi tidak dengan wajah tenang nya Bilca.
"Bil lo gak-papakan?" tanya Nazwa.
"Ca! Makanya kalau main liat kebawah! Jadi ga kesandung!" Angga yang di lempar tatapan mematikan oleh sahabat-sahabat nya itu. Sehingga membuat Angga langsung membuang muka.
"Berisik lo pada!" sahut Bilca.
"Gimana masih sakit?" ucap Izal yang telah selesai mencoba memijat kaki Bilca.
Bilca mengangguk. "Thanks," jawab gadis itu.
"Yaudah ya, gue mau main basket lagi!" teriak Dika yang sudah berlari keluar ruangan itu, di susulpula oleh Angga.
"Eh-" Nazwa yang melihat ke arah sahabat nya itu, tapi Bilca mengerti jadi ia menganggukkan kepala nya.
Nazwa yang melihat nya tersenyum dan berlari mengejar dua manusia kunyuk itu.
******
Bilca dan sahabat-sahabat nya berjalan pulang bersama-sama di koridar sekolah, membuat orang-orang yang sirik semakin berisik.
Mereka tertawa keras tanpa menjaga image nya masing-masing. "Goblok banget sih loh Ga!" ucap Nazwa yang tidak berhenti tertawa.
"Sumpah gue juga gak tau Naz!" jawab Angga. "Jhahahhaha!" Dika yang semakin kuat tertawa nya.
Izal dan Bilca hanya geleng-geleng melihat nya. "Lo semua ngomongin yang gak berfaedah banget!" celetuk Izal.
"Apa? Apa nyet? Gue gak denger!" Nazwa yang nyolot. Dan semuapun tertawa.
Izal menghela napas berat nya, saat mereka telah sampai di parkiran sekolah, Bilca berhenti. Melihat ke arah seorang cewek yang berambut sebahu yang sedang tertawa dengan geng nya.
Ia hanya tersenyum kecut, seandainya waktu bisa diputar kembali mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Mungkin ia dan Destina bisa menjalin persahabatan sampai sekarang.
Mengingat kejadian dimana ia dan Destina bertengkar hebat yang akhirnya membuat Destina memutuskan ikatan persahabatan mereka. Begitu sakit.
Sahabat-sahabat nya yang sejak dari tadi memperhatikan Bilca ikut merasakan rasa sakit hati di hatinya. Bagaimana tidak sakit hati? Hanya karena seorang cowok Destina memutuskan tali persahabatan mereka yang sudah di jalani sejak di bangku SMP.
"Bil?" panggil Nazwa yang membuat gadis itu menoleh.
"Ayok masuk!" ucap Nazwa yang membuka mobil milik nya.
Bilca mengangguk. "Kita duluan ya!" teriak Nazwa pada Izal, Angga dan Dika yang siap memakai helm nya masing-masing.
Bilca hampir setiap hari pulang barenag dengan Nazwa karena ia tidak membawa kendaraan ke sekolah. Orang tua nya tidak mengizinkan gadis itu, bukan karena tidak memiliki kendaraan.
"YOI MAMEN!" balas Dika.
____________________________________
Tbc^^
Cerita gaje saya tolong di hargai. 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS [HIATUS]
FanfictionWARNING!!! Ini setengah kisah nyata saya, dan bumbu khayalan saya saja. PART NYA AKAN SAYA BUAT SEDIKIT, BIAR CEPET ENDING. Daripada kek cerita yang gue buat sebelum nya di unpub klo sudah buntu. KWKWK -------------------------- "IZAL!!!" teriak seo...