Hari ke-6

20 9 2
                                    


     "Argh!!!!" Nazwa yang mengacak-ngacak rambut nya.

   Ya sahabat Bilca itu sedang ada di rumah Bilca, karena dia ingin meminta sahabat nya itu mengerjakan tugas bareng. Meski tidak ada kerja kelompok.

   "Argh! Nanaz laper Nab! Gara-gara cape mikir," rengek Nazwa seperti anak kecil.

   Bilca menghela nafas berat nya, ia lupa dari sejak tadi pulang  sekolah mereka belum mengisi perut nya.

  "Iya udah ayok makan!"

  "Makan apaan? Emang di rumah lo ada makanan apa?"

  "Gak ada sih hehe" cengir Bilca.

  "Govlok!" kesal Nazwa.

  Nazwa berpikir sejenak. Dan Bilca yang merapihkan buku-buku yang berantakan.

   "Gimana kalau kita masak mie sama telor aja?" Nazwa yang tiba-tiba ingin makan mie.

   "Yaudah sana buat, ambil aja di kulkas. Tinggal lo masak." Bilca yang masih fokus dengan buku-bukunya.

   "Elo? Emang lo gak akan makan juga?"

  Bilca yang berhenti dengan aktifitas nya dan menatap Nazwa sambil tersenyum. "Gue gak boleh makan mie, soalnya lambung gue Naz."

   "Oh iya, gue lupa hehe." Nazwa yang tiba-tiba saja teringat bagaimana Bilca saat lambung nya kambuh di sekolah. Yang saat itu Bilca sedang pergi ke perpus sendiri, karena sahabat-sahabat nya sedang malas melihat buku. Jadi Bilca pergi sendiri.

  
  Saat gadis itu sedang berdiri sambil membaca buku tiba-tiba saja perutnya sangat sakit, melebihi sakit sedang pms.
Bilca memegangi perut nya, ia menekan perutnya dengan kuat. Buku itu terjatuh,   tubuh gadis itu merosot kebawah, rasa sakit yang luar biasa. Keringat dingin mengucur di tubuh nya, dan wajah pucat nya.

   Tubuh nya sangat lemas, ia tidak bisa membopong tubuh nya sendiri. Gadis itu memanggil nama sahabat nya dengan serak, "N-aaaz.."

   Seorang  adik kelas yang menemui Bilca, dia segera menghampiri kakel nya itu. Dan mencoba mencari bantuan.

Kakel= Kakak kelas.

  Untung saat adik kelas nya itu akan memanggil seseorang, Nazwa datang dan langsung memanggil sahabat-sahabat nya yang lain. Tapi, saat mereka datang Bilca sudah jatuh pingsan yang langsung di bawa kerumah sakit.

  
******

   Drrrttttt...

  Ponsel Izal yang bergetar di atas meja belajar nya. Sehingga membuat sang pemilik ponsel meraih nya, dan mengangkat nya.

"Hm?"

  Saat Izal melihat nama yang menelpon nya, ia sangat malas.

"....."

"Rumah."

"....."

"Gak!"

"....."

"Eh-"

   Saat Izal akan membalas omongan orang yang ada di sebrang sana, ternyata sudah di matikan sepihak dengan si penelpon.

   Izal sudah siap dengan ke hadiran orang yang tidak dirinya harapkan itu. Cowok itu melihat ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan jam tujuh malam.

   Dia berjalan keluar dari kamar nya, dan melihat kakak perempuan nya itu yang sedang video callan dengan orang yang Izal tidak tahu.

   Cowok itu duduk, dan mulai terjun di dunia game di ponsel nya.

******

   "MAU KAN NAZ!! UNTUK MALAM INI AJA!!" Bilca yang sedang merujuk sahabat nya itu agar menginap di rumah nya.

   Karena abang nya yang tidak akan pulang, dan mama nya yang mendadak pergi keluar kota.

   "Iye-iye! Berisik amat sih lo! Iya gue mau dah nginep, tapi malam ini doang yak?" Nazwa yang sudah pusing melihat sahabat nya itu.

  "YEEEE MAKASIH NAZ!!" Bilca yang langsung memeluk sahabat nya dengan erat.

  Bilca yang langsung mengajak Nazwa ke kamar nya, karena ia tidak mau tidur di ruang tamu. Dan Nazwapun hanya mengikuti nya saja.

   "Kamar lo dari dulu gini aja ya Nab, kaga ada perubahan." Nazwa yang duduk di kasur.

   "Hehe ya gimana lagi Naz, udah bagus ko ini menurut gue."

  "Emang gue bilang jelek?"

  "Ish!"

  Bilca yang duduk di samping Nazwa dan sambil memeluk boneka panda ke sayangan nya.

   "Naz gue mau ngomong sesuatu," ucap Bilca.

  "Alay lo! Biasa nya juga langsung ngerocos kek ayam."

  "UNTUNG GUE SAYANG NAZ!"

  Nazwa yang melihat Bilca kesal dia terkekeh geli melihat wajah lucu sahabat nya itu.

  "Yaudah apa?" tanya Nazwa.

  Bilca yang menatap Nazwa dengan tatapan sendu nya. "Gue kangen sama Destina, gue kangen sama dia dan kita yang selalu di omelin sama dia." jeda Bilca.

  "Gue mau kek dulu lagi, selalu sama-sama. Gue gak pernah mau ini terjadi, yang buat gue, lo jauh sama dia. Gue gak mau Naz. Gue kangen dia.." Bilca yang meneteskan air mata nya.

  Nazwa yang melihat nya langsung memeluk sahabat nya itu dengan hangat. "Gue paham," lebut Nazwa.

  "Gue gak mau kehilangan orang-orang yang gue sayangi untuk ke sekian kali nya. Gak mau Naz, gue gak mau. Dan lo harus janji sama gue, lo gak boleh ninggalin gue sendirian, lo gak boleh berubah Naz, cukup Destina aja. Lo jangan pernah, gue takut lo ninggalin gue, mutusin tali persahabatan ini." Bilca yang menangis semakin jadi. Rasa nya sangat sakit saat mengingat Destina saat itu.

  Nazwa yang mendengar itu hati nya begitu sesak, rasa nya sangat sakit mendengar Bilca menangis lagi.

  "Gue janji, gue gak akan ninggalin lo sendirian. Gue bakal ada buat lo, gue sayang lo Nab." tulus Nazwa.

  Bilca yang mendengar nya, hati nya sangat hangat. Dan tersenyum, "Makasih. Gue juga sayang lo Naz."

_______________________________________

  

  

FRIENDS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang