Kring!!!!Alarm jam milik Bilca yang membuat gadis itu tersentak, ia langsung melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan jam setengah tujuh.
"Gawat!" teriak rusuh Bilca sendiri, yang langsung berlarian kesana kemari.
Hari ini hari senin, ia tidak boleh telat kalau tidak akan kena setrap dan jika itu terjadi itu sangat memalukan. Apalagi dirinya yang selalu tercap rajin di sekolah.
Ia mengambil handuk dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Tidak butuh waktu lama Bilca sudah selesai dan keluar dari kamar mandi, entah ia benar mandi nya atau tidak. Hanya Bilcalah yang tau.
Ia segera memakai seragam sekolah nya, rambut nya yang tidak di keramas segera ia kuncir tanpa di sisir terlebih dahulu. Ia lupa kemarin ia belum memasukan mata pelajaran buat hari ini di tas nya, ia langsung mengacak-ngacak buku dan mencari buku mata pelajaran untuk hari ini.
Semua nya berantakan kembali, dan Bilca masa bodo asalkan hari ini ia tidak telat dan selamat dari pak Joko, atau guru bk yang terkenal galak nya.
Ia berlari kebawah dan melihat Mama nya juga abang nya yang tenang menyantap sarapan.
"Ko kalian gak bangunin Bilca sih!!" Bilca yang memakai sepatu nya berbelit.
"Kata siapa kita gak bangunin lo? Emang ada yang nagasih tau bangunin apa nggak nya?" tanya Davin yang membuat Bilca semakin kesal.
"Diem lo!" ketus gadis itu.
"Tadi mama udah bangunin, tapi Bilca bilang gini 'iya ma, bentar lagi.' Terus abang kamu udah bangunin kamu juga," Maya mama kandung Bilca dan Davin, yang membenarkan tas anak nya itu.
Bilca menoleh ke arah mama nya itu dengan wajah meminta maaf, Maya tersenyum dan merapihkan rambut anak nya itu yang terkuncir berantakan.
"Lain kali kalau di bangunin bangun, dan alarm hidupin nya jam lima. Kan kalau gini kamu nya yang rusuh sendiri," ucap Maya lembut.
"Iya ma," Bilca yang memeluk mama nya.
"Yaudah gue anterin lo pake motor gue dah," ucap Davin yang berdiri.
"Serius?!" teriak senang Bilca. Karena selama ini ia berangkat selalu naik angkutan umum.
Abang nya yang tidak pernah mau mengantar nya karena sibuk, dan dirinya juga belum di perbolehkan membawa kendaraan sendiri.
"Hm," Davin yang meraih tangan Maya dan mencium nya.
Davin keluar yang disusul cepat oleh Bilca semangat. Maya yang melihat nya tersenyum hangat.
"Kalau gini gue telat aja tiap hari, biar di anter lo bang!" Bilca yang bersemangat.
Davin yang menatap adik nya itu.
"GAK JADI!"******
Terlihat seorang gadis yang berdiri di tengah-tengah lapangan yang di tatap semua siswa dan guru-guru karena terlambat.
Bilca benar-benar menyumpahi abang nya itu, gara-gara diri nya yang tidak jadi di antar ke sekolah dengan motor nya. Sehingga membuat Bilca telat karena harus menunggu angkutan umum, dan menunggu angkutan itu saat ngetem.
Bilca tidak berhenti mengumpat dalam hati nya untuk abang nya itu, kenapa ia harus memiliki abang seperti itu. Sial.
"Awas aja lo bang!" ucap kesal pelan Bilca.
******
Suara botol yang di simpan dengan kuat oleh Bilca di meja kantin, membuat sahabat-sahabat nya itu menatap kasihan.
"Huft.. Huft.. Huft.." Bilca yang mengatur napas nya. Terik matahari yang membakar kulit nya dan tenggorokkan nya tadi membuat dirinya ingin pingsan saja. Walaupun dirinya hanya di suruh berdiri tapi rasa nya serasa berlari lapangan sepuluh kali keliling.
"Ko lo bisa telat sih bil?!" tanya Nazwa.
"Ya bisalah Naz! Makanya dia telat jadi bisa telat! "sahut Angga.
"Betul!" sambung Dika.
"Sip-sip," Izal yang mengangkat jempol nya.
Angga yang melihat ketiga sahabat nya itu mendukung ucapan nya tadi semakin membuat nya memaparkan wajah yang ingin membuat Nazwa dan Bilca menendang ke mars.
"Gue gak nanya ke lo goblok!"
"Si anjer!"
"Ssst! Ngapa lo pada yang jadi jawab?! Kan gue yang di tanya!" kesal Bilca.
"Yaudah jawab sono!" sahut Dika.
"Gue telat tuh karena alarm gue," jeda Bilca.
"Alarm gue bangunin gue jam setengah tujuh bangsat!" kesal Bilca yang mengingat nya.
"Emang biasa nya jam berapa ca?" tanya Izal.
"Jam enam pas." Izal yang hanya meng-ohriakan.
Bilca yang berpikir sejenak. Tunggu biasa nya alarm nya membangunkan nya jam enam pas, tapi kenapa tadi jam setengah tujuh?
Bilca berpikir keras! Ia tidak mungkin salah, dan tidak mengubah jarum kecil alarm itu. Seperti nya ada yang menjaili nya, siapa?
"ARGH SHIT!!" teriak Bilca yang menggedor meja kantin, sehingga membuat seisi kantin menoleh ke arah nya.
Sahabat-sahabat nya yang melihat itu langsung tersenyum kepada yang lain memberi isyarat 'maaf lanjutin aja aktifitas kalian.'
"Napa lo bil?" tanya serius Angga.
"Gue tau semua ini gara-gara siapa!"
"Siapa?" sahabat nya yang serentak.
Bilca menatap sahabat nya satu persatu, dan tersenyum licik. "KEPO!"
"BANGSAT!" sahut Angga.
"GOBLOK BANGET ANDA!" lanjut Nazwa geram.
"DASAR TAYO!" sambung Dika.
"UNTUNG SABAR!" jawab Izal.
"AHAHAHAHHAHA" Bilca tertawa keras melihat kekecewaan dan kesal di wajah sahabat-sahabat nya itu.
_____________________________________
Tbc^^
Makin ngawur. Wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS [HIATUS]
FanfictionWARNING!!! Ini setengah kisah nyata saya, dan bumbu khayalan saya saja. PART NYA AKAN SAYA BUAT SEDIKIT, BIAR CEPET ENDING. Daripada kek cerita yang gue buat sebelum nya di unpub klo sudah buntu. KWKWK -------------------------- "IZAL!!!" teriak seo...