Hari ke-3

25 12 0
                                    

   Angin malam menyelimuti kulit lembut Bilca yang sedang duduk di balkon kamar nya, ia menatap bulan dengan tatapan sendu nya. Dan tersenyum manis saat ia teringat bagaimana ia, Nazwa dan Destina waktu di kantin SMP.

  Flashback.

  Terlihat seorang tiga gadis yang berumur lima belas tahun sedang berlarian ke arah kantin.

   "Woi goblok tungguin gue! Cape anzeng!" teriak Nazwa pada kedua sahabat nya itu.

  Ya gadis itu memang seperti itu. Bahasa sehari-hari nya yang kasar, tapi sahabat dan orang terdekat nya sudah biasa. Tapi, jika orang yang belum mengenal nya maka akan berfikir, bahwa 'Nazwa adalah orang yang tidak punya sopan santun.'  Padahal tidak. Nazwa bisa membedakan berbicara pada orang yang lebih tua dari nya.

  Saat Nazwa telah sampai menghampiri Destina, gadis itu mendapatkan jitakan yang membuat Nazwa meringis.

   "Aw! Woi goblok ngapain jitak gue?!" Nazwa yang tidak terima.

   "Eh bego! Gak usah teriak-teriak dengan sebutan 'goblok' juga! Kebiasaan banget sih lo!" ucap kesal Destina.

   Ya dia adalah salah satu sahabat Bilca yang cukup dewasa di antara mereka, yang selalu menjadi motivasi mereka. Destina selalu mengalah dengan sahabat-sahabat nya itu, dan yang selalu menasehati Nazwa hingga membuat Nazwa hanya mengangguk-ngangguk saja. Masuk kanan keluar kiri.

   "Napa sih?! Ko pada berhenti lari nya?" Bilca yang menghampiri dua sahabat nya itu.

   "Noh si Nazwa! Kebiasaan teriak-teriak goblok!" kesal Destina.

  "Ih anjer amit-amit! Suka-suka gue dong! Lagian juga udah biasakan?" nyolot Nazwa.

  "Kamvret kirain gue ada apaan! Udahlah Des biarin aja, lagian juga percuma lo marahin, nasehatin Nazwa. Dia gak akan paham, kan dia goblok!" ceplos Bilca. Yang membuat Destina ngakak.

   Sedangkan Nazwa membulatkan kedua mata nya, dan mengepalkan tangan nya. Gadis itu siap meluncurkan tinju nya kepada sahabat gila nya itu. Tapi nihil Destina langsung menarik tangan Bilca dan berlari.

   "WOI JANGAN KABUR!"

******

   Sedangkan disisi lain Izal yang sedang bermain dengan benda pipih berwarna hitam nya senyam-senyum sendiri.

   "Cantik," gumam Izal.

   Saat diri nya sedang asik bermain di instagram, tiba-tiba saja ada notif dari Angga yang membuat dirinya beralih ke line.

  Angga Syaputra

P
P
P
WOI BUDEK!

  Izal yang melihat isi chat dari sahabat nya itu dia hanya menghela napas kasar nya. Dan mulai mengetik di papan keyboard ponsel nya.

GMNA MAU DENGER ORANG LO G NGMNG NYET!

songong bgt sih lo!

Anjr. Yaudh apa?

MATI SONO!

   Izal yang melihat chat terakhir dari Angga ia hanya membaca nya saja, karena jika ia membalas nya sama saja tidak waras nya.

  Izal menaruh ponsel nya dan mengambil sebuah kertas putih yang sudah di temani dengan tinta yang berwarna hitam. Ia meletakkan kertas itu dan mulai menari-narikan tangan nya di atas kertas putih itu.

   Ia mulai merangkai kata-kata yang ada di hatinya. Izal memang  sudah terkenal dengan pintar membuat puisi, dan sajak nya. Yang terlalu di sayangkan jika orang tidak membaca hasil karya nya.

   Izal juga tidak membiarkan hobi menulis nya mubazir, ia menulis nya juga di wattpad. Seperti Bilca yang senang membuat quotes-quotes dan di salurkan di dunia orange itu.

Seuntai Rasa

   Langit tak membendung
   Langkah tak terdengar
   Laskar yang tak berkibar
   Membuat hati tak bersinar.
   Alangkah elok suara burung terbang
   Menggambarkan setiap rasa
   Menjemput hilang
   Mendatang pergi.
   Bagaikan cinta yang
   tak terukir di dalam hatinya.

Love,
Izal Mahesa

   Saat selesai menulis ia menatap kertas nya itu, dan meremas nya membuang ke sembarang arah. Ia mengacak-ngacak rambut nya dengan frustasi.

    "Argh!!!!" teriak Izal.

   Ia kembali ke kasur nya dan membaringkan tubuh nya, menatap langit-langit kamar nya.

  "Gimana cara nya gue ungkapin rasa ini dengan kata-kata untuk lo?" tanya Izal pada dirinya sendiri.

   Izal langsung memejamkan matanya, dan mulai terjun kealam mimpi.

_______________________________________

Tbc^^
Intinya hargain. Hehe:)

FRIENDS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang