Semua tokoh milik Masashi kishimoto
.
.
.
.Dalam ruangan remang dengan satu sumber pencahayan, perbincangan serius tengah di adakan. Suara lelaki dan perempuan terdengar bersahutan. Wajah keduanya tertutupi oleh pencahayaan minim ruangan tersebut.
"Bagaimana sayang? Kapan permainan ini akan kita mulai?" Suara lembut kembali bertanya.
"Kau tak perlu khawatir, permainan ini akan segera di mulai. Kita lihat, apa mereka mengingat tentang permainan ini? Atau justru melupakan permainan yang belum kita selesaikan." Suara berat dari sisi lain ruangan menjawab pertanyaan yang tadi terlontar.
"Tapi sayang, tidakkah kau ingin memberikan petunjuk mengenai permainan ini pada mereka?"
"Kurasa itu tak perlu, permainan ini tetap akan kita mulai." Cahaya bulan yang menerobos masuk memperlihatkan manik ungu yang terlihat tajam seolah menjanjikan 'sesuatu' di dalamnya.
.
Keramaian nampak di dalam vila keluarga Namikaze. Kedatangan keluarga Uchiha membuat vila sederhana itu semakin ramai. Kejahilan Itachi yang terus menggoda Kyubi membuat yang lain tertawa. Melihat interaksi keduanya membuat para orang tua terlibat percakapan serius.
"Minato, bagaimana kalau kita menikahkan Itachi dan Kyubi. Bukankah mereka sepasang kekasih?" Dengan menggebu-gebu, Mikoto mulai membujuk calon besannya.
"Aku terserah pada mereka saja. Jika memang mereka ingin segera menikah maka tak masalah. Toh, mereka sudah cukup dewasa untuk menentukan masa depan mereka sendiri." Ucapan bijak Minato membuat Mikoto tersenyum senang dan memanggil putra-putri mereka untuk berkumpul.
"Fugaku, kau saja yang bicara!" Perintah dari nyonya Uchiha tak terbantahkan.
"Hn." Jawaban datar dari sahabatnya membuat Mintato tertawa kecil. Hanya nyonya Uchiha yang mampu memerintah Fugaku yang sedatar es itu.
"Kapan kalian ingin menikah?" Perkataan Fugaku yang to the poin membuat Mikoto dengan senang hati memukul tangan suaminya.
Itachi yang mendengar ucapan Fugaku tersendak coklat yang tengah di minumnya. Kyubi sendiri langsung bersemu. Kurama justru bersiul, tentu saja Kurama menyetujui hubungan mereka jika tidak bagaimana mungkin ia tidak menghajar wajah menyebalkan Itachi. Naruto dan Shion sendiri hanya tersenyum melihat wajah nee-chan mereka begitu merah. Dan jangan tanya bagaimana respon Sasuke, karena wajah datarnya itu sama sekali tidak berubah.
"Apa maksud tou-san?"
"Begini, kami rasa kalian sudah cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Kalian sama-sama tinggal menunggu wisuda. Itachipun telah mampu bekerja. Kaa-san rasa menikahkan kalian adalah yang terbaik. Kaa-san tak ingin terjadi sesuatu yang buruk nantinya. Kalian mengertikan?" Mikoto mengambil alih tugas untuk menjelaskan karena ia tau suaminya sama sekali tak bisa di andalkan untuk hal ini.
"Kami mengerti kaa-san. Bagaimana Kyu, apa kau mau menikah dengan ku?"
Tatapan lembut Itachi membuat Kyubi terdiam. Ia dengan senang hati akan mengatakan 'iya', tapi sebelum itu Kyuubi menatap wajah tou-sannya terlebih dahulu.
"Tou-san?"
"Tou-san akan dengan senang hati mengantarkanmu ke depan altar sayang. Itu jika kau memang mau menerima Itachi dengan segala kelebihan dan kekuranganya."
Ucapan Minato membuat Kyubi tersenyum. Dialihkan pandangannya pada saudara-saudaranya yang sedari tadi terdiam. Mengerti pertanyaan tak terucap dari Kyubi, Shionpun mengangguk, Naruto tersenyum, dan Kurama yang justru merangkul Itachi. Posisi Itachi yang berada di sebelah Kurama memudahkannya untuk melakukan hal itu.
"Dengan senang hati aku akan menyerahkan Kyubi padamu, tapi berjanjilah untuk tak membuatnya menangis, ya, kecuali jika itu air mata bahagia."
Dengan begitu, pernikahan Itachi dan Kyubi segera di adakan. Tepat sehari sebelum mereka kembali ke Konoha, pernikahan itu dilaksanakan. Kemeriahan pergantian tahun ditambah dengan pernikahan Itachi-Kyubi membuat warga Taki antusias.
Selama acara berlangsung, Naruto memilih untuk tidak terlalu berbaur tanpa menyadari sepasang manik hitam terus mengawasi gerak-geriknya. Shion memilih untuk bersama dengan Yagura yang memang adalah penduduk desa itu.
Sasuke terus menerus menatap gadis yang sejak awal acara mencoba menjaga jarak agar tak menarik perhatian siapapun. Itachi menatap wajah Utakata dengan seringai penuh kemenangan. Itachi merasa menang tanpa tahu bahwa sebenarnya Utakata tak menaruh perasaan pada Kyuubi.
Kebahagian memenuhi setiap sudut desa itu, tanpa ada yang menyadari, angin berhembus lebih dingin dari biasanya. Angin itu seolah memperingatkan hal apa yang akan terjadi setelah ini. Tak ada yang menyadari bahwa sejak acara dimulai ada seseorang yang menatap keluarga bahagia itu dengan tatapan tajamnya.
'Sebentar lagi, kita akan lihat. Apakah kalian akan tetap tersenyum ataukah menangus tersedu-sedu.'
Tbc..
..
.
.
.
Jangan lupa vote dan comentnya.....😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Niņaivaka
Teen FictionSasufemNaru Ucapan mungkin akan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu. Sesuatu yang keluar dari mulut seseorang, terkadang bukanlah sesuatu yang penting untuk di ingat bagi orang lain. Tapi lain halnya dengan setiap langkah yang telah di lalu...