Semua karakter milik Mashashi Kishimoto.....
.
.
.Hamparan rumput yang luas menjadi satu-satunya memandangan yang dapat ditangkap oleh mata. Tak ada hal lain yang dapat dilihat di tempat itu. Angin sepoi-sepoi membelai lembut tubuh yang kini berdiri seorang diri. Tubuhnya yang mungil hanya menatap keindahan di hadapannya dengan hampa. Air mata mengalir membasahi pipinya.
'Mimpi yang sama.' Pikir gadis itu sambil menerawang ke langit biru di atasnya.
Hampir setiap hari hamparan rumput muncul dalam benaknya. Tak ia tahu secara pasti alasan mengapa hamparan rumput ini selalu muncul dalam mimpinya. Tapi, tak ada keinginan dalam diri Naruto untuk keluar dari mimpi ini. Hanya dengan merasakan desau angin membelai lembut kulit, ketenangan langsung merasuk ke dalam hatinya.
"Naru."
Suara yang amat sangat dikenalnya masuk ke dalam indra pendengarannya. Secara perlahan ia menoleh memastikan siapa yang memanggil namanya. Terkejut melihat sosok itu kini berdiri di depannya. Wajahnya, senyumnya, rambutnya, semua masih sama seperti yang terekam dalam ingatan Naruto. Dengan ragu, Naruto mulai melangkah pelan ke arah sosok itu.
"Kaa-chan?" Panggil Naruto pelan.
Takut-takut Naruto menyentuh tubuh wanita yang sangat disayanginya. Ia takut bila sampai tersentuh maka sosok itu akan menghilang dari pandangannya. Namun, senyum cerah tak dapat disembunyikan dari wajah Naruto saat melihat sosok itu tak menghilang. Pelukan hangat didapat Naruto kala sang kaa-san membalas pelukannya.
Tangis Naruto meledak seketika. Air mata yang selama ini ditahannya meluncur dengan deras. Tak ada lagi yang ditahannya. Sosok Kushina yang kini memeluk putrinya hanya dapat tersenyum kecil.
Entah dari mana munculnya, kini di belakang Kushina berdiri sebuah pohon yang amat rindang. Perlahan ia membawa putrinya untuk duduk di bawah pohon tersebut. Kushina membawa kepala Naruto untuk diletakkan di atas pahanya. Kini Naruto berbaring dengan menggunakan paha Kushina sebagai bantalan.
Perlahan Naruto memejamkan matanya meresapi gerakan tangan Kushina di kepalanya. Kedamaian yang hampir tak pernah dirasakan kini kembali. Keberadaan Kushina di sisinya terbukti dapat membuat Naruto merasa tenang.
"Bagaimana kehidupanmu sayang?" Suara lembut Kushina memasuki pendengaran Naruto.
"Berat kaa-chan. Sangat berat. Selama di asrama, Naru harus berurusan dengan kelompok yang tidak menyukai tou-san. Naru benar-benat tidak mengerti kaa-chan. Kenapa mereka begitu sangat membenci kaa-chan dan tou-san padahal kalian hanya orang biasa." Ucap Naruto yang tak menutupi rasa bingung dan lelahnya. Ia tahu, ini hanya mimpi dan ia pun tak mengharapkan jawaban apapun dari Kushina.
"Maafkan kaa-chan sayang."
"Hm?"
"Kaa-chan adalah seorang Uzumaki kau tau itu kan?"
"Lalu apa hubungannya?"
"Kaulah yang harus mencari tahu itu." Ucap Kushina gemas sambil mencubit hidung mancung Naruto.
Wajah Naruto langsung cemberut mendapat perlakuan seperti itu dari Kushina. Tapi tak dapat dipunkiri hal sederhana inilah yang amat sangat dirindukan Naruto selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niņaivaka
Teen FictionSasufemNaru Ucapan mungkin akan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu. Sesuatu yang keluar dari mulut seseorang, terkadang bukanlah sesuatu yang penting untuk di ingat bagi orang lain. Tapi lain halnya dengan setiap langkah yang telah di lalu...