Semua tokoh milik Masashi Kishimoto
Chapter sebelumnya..."Aku menemukanmu, dan tak akan kulepaskan lagi," ucapan pemuda itu berhenti sejenak, "Dobe."
.
.
.'Naruto pov'
Sejenak aku seolah lupa bagaimana cara bernapas. Untuk pertama kalinya aku merasa terintimidasi hanya dengan menatap mata orang di depanku. Manik hitamnya yang tajam seolah menunjukkan kekuasaan berada di bawah kakinya. Kekuatan dan keberanian milikku yang selalu dibicarakan oleh temanku seolah hilang tak berbekas.
Untuk sepersekian detik aku hanya menatap matanya. Saat sadar apa yang aku lakukan tanpa pikir panjang langsung ku tendang tulang keringnya cukup keras. Saat kulihat pertahanannya melemah, sekuat tenaga ku dorong tubuhnya dan melepaskan diri dari kukungannya. Napasku memburu karena kesal juga malu. Aku yakin seratus persen jika 'mereka' melihat ini, aku pasti akan jadi bahan tertawaan.
Sesaat aku membatu. Wajah pemuda itu saat meringis karena ulahku serasa tak asing. Hatiku seolang mengatakan aku mengenalnya. Mengenal lebih dari yang aku ingat. Bayangan hitam tiba-tiba terlintas dalam benakku membuat kepalaku serasa tertusuk.
"Ugh."
Ringisanku sepertinya terdengar oleh pemuda itu. Samar-samar dapat ku lihat ia segera mengahampiriku sambil memanggil namaku. Namun, itu hanya sebentar karena setelahnya pandanganku menggelap dan tak melihat apapun lagi.
'Normal pov'
Sasuke masih setia meringis. Tendangan yang Naruto berikan ternyata cukup keras untuk membuat Uchiha Sasuke meringis kesakitan. Diam-diam Sasuke berjanji untuk tak membuat gadis itu marah kedepannya. Sasuke sama sekali tak menyadari bahwa tingkahnya itu sedari tadi diperhatikan oleh Naruto.
'Ugh."
Ringisan dari Naruto terdengar samar oleh Sasuke. Dapat Sasuke lihat gadis itu memegang kepalanya sambil menunduk. Rasa cemas merasuki diri Sasuke membuatnya melangkah cepat kearah Naruto. Saat melihat Naruto hampir limbung, Sasuke langsung memanggil namanya dan menangkap tubuhnya. Sasuke yang panik langsung menggendong Naruto ala bridal style dan membawanya ke UKS.
Disepanjang lorong, Sasuke melangkah dengan tergesa. Tak dipedulikannya tatapan murid lain. Yang ada dalam pikiran Sasuke hanyalah keadaan Naruto. Gadis yang telah mencuri hatinya sejak lama.
Saat telah sampai di UKS, Sasuke langsung membaringkan tubuh Naruto perlahan. Tepat setelah Sasuke membaringkannya, guru yang menjaga UKS masuk. Melihat Naruto terbaring di ranjang, guru itu dengan sigap langsung memeriksa keadaanya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Shizune-sensei selesai memeriksa keadaan Naruto. Ia menulis sesuatu di kertasnya sebelum mengatakan bahwa Naruto baik-baik saja. Ia mengatakan bahwa Naruto hanya sedikit tertekan. Sasuke yang mendengar itu menghela napas lega.
Seorang diri, Sasuke menunggu Naruto hingga sadar. Dapat dilihatnya wajah damai Naruto yang terlelap. Senyum kecil terbit di wajah dingin Sasuke. Setelah mencari cukup lama, Sasuke akhirnya menemukan mataharinya. Sasuke bertekat untuk tak akan melepaskan mentarinya kembali.
"Aku pasti akan selalu ada di sisimu, dobe." Ucap Sasuke lembut sambil mengelus rambut pirang Naruto yang tengah gelisah dalam tidurnya.
.
Di depan rumah sakit yang begitu ramai, Shion melangkah bersama seorang pemuda tampan. Keduanya nampak tengah berbincang santai. Tapi jika diperhatikan lebih teliti, maka nampak wajah Shion terlihat sedikit pucat.
"Arigatou Yagura-kun." Ucap Shion sambil tersenyum begitu tulus.
Shion yang tengah menatap ke depan sama sekali tak menyadari raut wajah Yagura yang berubah sejenak. Namun secepat datangnya secepat itu pula raut wajah itu menghilang. Wajah Yagura kembali terlihat tenang.
"Hm, kau membuatku khawatir karena tiba-tiba pingsan. Untung saja tak terjadi apapun."
"Eh, tapi kenapa harus ke rumah sakit? Bukannya akan lebih mudah kalau kita ke unit kesehatan saja?"
"Eh, etto, tadi aku panik." Kata Yagura sambil tertawa.
Shion sendiri yang mendengar ucapan Yagura lantas bersemu. Shion yang memang sejak awal menaruh hati pada Yagura menjadi semakin salah tingkah. Yagura sendiri hanya menaikkan alisnya bingung melihat Shion yang tiba-tiba berjalan lebih cepat. Menepis macam-macam pikiran, Yagura langsung menyamakan langkah mereka.
Setelah beberapa langkah keluar dari pelataran rumah sakit. Mereka dikejutkan dengan kemunculan teman kuliah keduanya. Shion yang mengenal orang itu memberikan senyum ramahnya sedangkan Yagura terlihat menampakkan wajah datar.
"Hai Utakata-kun. Sedang apa kau di sini?" Tanya Shion ramah.
"Aku hanya kebetulah lewat. Tempat tinggalku tak jauh dari sini. Kalian sendiri sedang apa?" Tanya pemuda itu yang adalah Utakata sambil menenteng kantong plastik di tangan kanannya.
"Tadi aku pingsan dan Yagura-kun membawaku ke rumah sakit."
Sedikit banyak ucapan Shion membuat raut wajah Utakata berubah. Ia menatap tajam wajah Yagura yang seolah tak ingin menatapnya. Kembali mengalihkan pandangannya, Utakata menatap Shion lembut.
"Lalu apa kata dokter?"
"Yagura-kun yang bicara dengan dokternya, katanya aku hanya kelelahan. Tapi seingatku, akhir-akhir ini aku tak melakukan pekerjaan berat. Kenapa aku jadi kelelahan yah?" Wajah Shion terlihat bingung.
Shion tak menyadari bahwa raut wajah Utakata berubah menjadi datar. Tatapan matanypun menajam. Shion yang sibuk dengan pemikirannya sama sekali tak menyadari perubahan yang nampak pada wajah Utakata.
"Oh, kalau begitu aku duluan."
Ucapan Utakata mengalihkan Shion dari pemikirannnya sendiri. Mengangguk kecil, Shion kemudian melambaikan tangannya. Yang membuat Shion bingung adalah mengapa Yagura terlihat meringis saat Utakata menepuk pundaknya. Tak mungkinkan Utakata menepuk dengan begitu keras.
"Apa kau baik-baik saja Yagura-kun?" Tanya Shion khawatir.
"Ya. Aku baik-baik saja." Memberikan senyum kecil, Yagura kemudian mencoba untuk mengalihkan pembicaraan sambil berjalan menuju halte bus.
Tbc...
.
.
.
.
.Jangan lupa vote juga coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Niņaivaka
Teen FictionSasufemNaru Ucapan mungkin akan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu. Sesuatu yang keluar dari mulut seseorang, terkadang bukanlah sesuatu yang penting untuk di ingat bagi orang lain. Tapi lain halnya dengan setiap langkah yang telah di lalu...