Fifth Question

1.7K 291 20
                                    

Pertanyaan kelima : Bagaimana dengan keterlibatan romansa dalam hubungan kalian?

.

          "Cukup panjang untuk diceritakan. Aku akan meminta Yehana untuk membawakan lebih banyak kudapan untukmu."

          Wanita muda yang tadi datang lagi, kali ini dia membawa serta sebuah poci teh dan setoples kue kering.

          "Silahkan dinikmati. Sebentar lagi jam makan malam, kalau kau mau, kita bisa melanjutkan interview ini di ruang makan."

          Aku ingin menolak karena segan. Tapi, siapalah aku yang berani menolak tawaran dari nyonya Yoon?

          "Tentu saja, nyonya. Jika diperbolehkan, dengan senang hati."

.

          Jika ada seseorang yang secara konstan berada di sisimu terus menerus, kemudian orang itu menghilang tanpa kabar secara tiba-tiba, maka hal pertama yang akan kau rasakan adalah kehilangan. Rasanya ada sesuatu yang kosong. Dalam kasus Jeonghan, dia kehilangan Seungcheol. Malaikat maut tampan itu tidak muncul sudah hampir satu minggu lamanya.

          Hampir tiga bulan penuh ditempeli oleh Seungcheol, bahkan saat tidurpun Jeonghan tetap merasakan keberadaan Seungcheol, kemudian dia menghilang. Jeonghan bingung. Dia tidak bisa menghubungi Seungcheol dan kalaupun bisa, dia tidak tahu caranya.

          Beberapa hari belakangan, Jeonghan sering mendapati dirinya sendiri sedang memikirkan tentang Seungcheol. Aneh memang, kenapa juga dia memikirkan makhluk astral itu? Tapi, kalau boleh jujur, Jeonghan merindukan suara tawa Seunghceol walaupun kebanyakan tawa itu ditujukan untuk mengejeknya.

          Jeonghan meletakkan laptopnya yang telah mati di lantai karena mejanya jauh dari jangkauannya dan dia sedang malas untuk turun dari ranjang, kemudian dia berbaring. Kedua tangan dan kakinya ia rentangkan selebar yang dia bisa.

          "Hh~...," Jeonghan menghela napasnya. Perlahan, matanya ia pejamkan. Matanya lelah setelah berkutat di depan layar laptop selama berjam-jam demi mengerjakan tugas. Mungkin baru setengah jam matanya terpejam, Jeonghan merasa ada yang menimpa lengan kirinya.

          Matanya kembali terbuka dan dia melihat ada Seungcheol di sana, berbaring menyamping menghadapnya dan menjadikan lengannya sebagai bantalan. Sabitnya tidak terlihat dan dia mengenakan pakaian santai, layaknya seorang manusia biasa. Dia juga tersenyum pada Jeonghan.

          "Merindukanku?"

          Alih-alih menjawab, Jeonghan malah bertanya balik, "Bukannya ini terbalik?" sambil melirik tangannya yang menjadi bantalan Seungcheol.

          Tanpa banyak bicara, Seungcheol mengangkat kepalanya dan bertukar posisi dengan Jeonghan, sehingga sekarang wanita berambut panjang itu yang menjadikan lengan Seungcheol sebagai bantalan. Keduanya berbaring dalam posisi telentang sambil menatap langit-langit kamar Jeonghan yang dihiasi gambar bintang-bintang yang dapat bercahaya dalam gelap.

          "Sepertinya kau sibuk," Jeonghan membuka percakapan mereka. Kedua tangannya saling terkait di atas perutnya, entah kenapa, Jeonghan takut kelepasan jika tangan-tangannya tidak dia amankan seperti itu.

          "Ya, begitulah," jawab Seungcheol seadanya.

          "Kenapa kau kembali lagi? Kupikir kau hanya iseng mengikutiku lalu setelah kau bosan, kau meninggalkanku begitu saja."

          "Karena aku ingin. Kalau aku tidak kembali, bagaimana denganmu?"

          "Aku akan baik-baik saja. Lagipula, sebelum ada kau, aku baik-baik saja dan akan tetap seperti itu kalaupun kau tidak kembali."

          Seungcheol melirik wajah Jeonghan sekilas, kemudian tersenyum tipis. "Kau terdengar kecewa dan tidak rela, Jeonghan. Kau merindukanku, 'kan?"

          Ada jeda sebentar sebelum Jeonghan menjawab, "Sedikit...," cicitnya.

          "Yah, setidaknya aku sudah disini. Rindumu sudah teratasi."

          "Ya..."

          "Hm..."

          Lalu kembali hening...

          "Boleh aku memelukmu?" Tanya Jeonghan.

          "Silahkan."

          Keduanya merubah posisi mereka menjadi saling berhadapan dan mulai berpelukan. Jeonghan memeluk Seungcheol dengan erat, seolah pria itu bisa saja pergi kalau dia melepaskan pelukannya dan Seungcheol pun membalas pelukan Jeonghan sama eratnya. Mereka tetap begitu hingga Jeonghan yang pertama melepaskan pelukannya.

          "Kupikir pelukanmu akan terasa dingin, ternyata hangat juga...," ungkap Jeonghan sambil menatap wajah Seungcheol yang juga sedang menatapnya.

          "Kau mau tahu apalagi yang lebih hangat dari pelukanku?"

          "Apa?"

          "Ciumanku..."

          Seungcheol meraih dagu Jeonghan dengan tangannya. Kedua belah bibir itu saling bersentuhan. Jeonghan mengikuti permainan dan gerak bibir Seungcheol secara alamiah. Saat mereka berciuman, Jeonghan merasa seperti ada sengatan kecil pada tubuhnya, lalu rasanya seperti ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, geli tapi, menyenangkan dan hangat. Lebih tepatnya panas. Ciuman Seungcheol membuatnya terbuai dan Jeonghan sadar jika dia akan sangat senang jika ciuman ini dapat kembali terjadi lagi di kemudian hari...

.

.

.

To be Continue...

Grey's Chit-Chat: Aciaaaaa... Udah kisseu... Hahahaha 😂

✓ [JeongCheol] Mrs. Grim ReaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang