Pertanyaan kedelapan : Apa kalian benar-benar jadi pergi berdua?
.
Jeonghan menyesap tehnya dan mengangguk kemudian. "Jadi dan dia melakukan sesuatu yang mengejutkan…"
.
"Jeonghan," panggil ibunya.
"Ya?" Jeonghan membuka pintu kamarnya, ibunya berdiri di depan kamarnya bersama seseorang yang tidak pernah Jeonghan bayangkan akan datang ke rumahnya di saat seperti ini.
"Nah, silahkan. Eomma mau kembali menonton…," dengan demikian, ibunya kembali turun ke ruang keluarga, melanjutkan kegiatan menonton dramanya.
"Kau…," Jeonghan bingung harus berekspresi seperti apa. Kaget, iya, senang, iya, bingung, iya.
"Kejutan?" Seungcheol melenggang masuk ke dalam kamar Jeonghan dan duduk di atas ranjang.
Jeonghan buru-buru menutup pintu kamarnya dan berbalik menghadap Seungcheol tapi, dia masih berdiri di dekat pintu.
"Ini benar-benar dirimu? Seungcheol yang itu? Coups? Malaikat maut itu?" Tanya Jeonghan bertubi-tubi. "Kau baru saja diantarkan oleh ibuku kemari. Dia bisa melihatmu! Bagaimana bisa?! Apa yang terjadi?!"
Seungcheol tertawa karena reaksi yang ditunjukkan oleh Jeonghan. Dia menepuk-nepuk sisi ranjang di sebelahnya, "Kemari, mau sampai kapan kau berdiri di sana?"
Jeonghan berjalan mendekat tapi dia masih memandang Seungcheol seolah-olah Seungcheol adalah orang asing yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamarnya.
Saat dia sudah berdiri di depan Seungcheol, Jeonghan mengulurkan tangannya dan jari telunjuknya menyentuh pipi Seungcheol.
"Terasa nyata…," gumamnya. Lagi-lagi Seungcheol kembali tertawa. Dia menarik Jeonghan sampai gadis itu duduk di sebelahnya.
"Ini memang aku, Jeonghan. Benar-benar aku."
"Apa kau bisa seperti ini untuk waktu yang lama?"
"Sayangnya tidak. Waktunya terbatas, karena jika aku terus hidup seperti ini, bisa mengganggu keseimbangan. Batasku sampai jam 12 malam ini."
"Kau seperti Cinderella, hanya saja kau tidak pakai gaun dan sepatu kaca juga kereta kencana…"
"Well, tidak mungkin aku memakai gaun dan sepatu kaca. Untuk kereta kencana, aku membawa yang lebih baik." Seungcheol menunjukkan kunci mobil pada Jeonghan.
"Heol…," Jeonghan makin tidak bisa berkata-kata. "Kau habis mencuri mobil di mana?!"
Seungcheol menyentil dahi Jeonghan pelan. "Enak saja mencuri, itu salah satu fasilitasnya tahu. Kau sendiri yang bilang aku seperti Cinderella. Zaman sekarang mana ada orang yang naik kereta kencana, Jeonghan…"
Jeonghan membaringkan tubuhnya ke ranjang.
"Aku lemas. Terlalu banyak kejutan hari ini."
Seungcheol berdiri dan menarik Jeonghan agar dia juga ikut berdiri. "Apa kau perlu waktu untuk berdandan lagi? Atau kita berangkat sekarang?"
"Berangkat sekarang saja. Di jalan nanti aku punya banyak waktu untuk merenung."
"Hahaha... Apa yang mau kau renungkan lagi?"
"Keajaiban hari ini. Aku ingin mencoba untuk mengingat masa laluku. Mungkin aku adalah pahlawan negara di kehidupan sebelumnya sampai-sampai bisa bertemu denganmu…"
"Hahahaha, kau ada-ada saja. Baiklah, ayo pergi…"
.
.
.
To be continue…
Grey's Chit-Chat : Yak, Seungcheol bisa terlihat oleh orang awam, demi seorang Yoon Jeonghan… ciaaaaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
✓ [JeongCheol] Mrs. Grim Reaper
FantasiaA short fiction stories about an interview with the Lady of the Death Angel... Do you want to know more about her? ⚠Warning⚠ This is a SEVENTEEN gender switch fanfiction