Aku terbangun saat alarmku berbunyi. Aku agak kaget dan seketika ingatanku tentang mimpi yang kualami semalam buyar. Buru-buru aku mengumpulkan kesadaranku dan menarik buku catatan serta penaku.
Aku menuliskan semuanya yang kuingat dari mimpiku semalam sebelum aku benar-benar lupa. Mimpi yang luar biasa.
Selesai dengan catatanku, aku lalu membersihkan diri dan berpakaian dengan rapi. Tepat di sisiran terakhirku, aku mendengar suara ketukan pintu.
"Ya?"
"Nyonya menanti anda di meja makan untuk sarapan bersama."
Itu suara nona Yehana.
"Baik. Saya akan segera ke sana," jawabku.
.
Sama seperti hari kemarin, nyonya Yoon mengenakan pakaian berwarna hitam lagi namun dengan desain yang berbeda.
"Bagaimana tidurmu?" tanya nyonya Yoon padaku.
"Sangat nyenyak," jawabku dengan seulas senyuman tulus.
"Baguslah kalau begitu, silahkan dimakan. Jika setelah ini kau ingin melanjutkan wawancaranya, kita bisa berbicara di taman belakang nanti."
"Baik, nyonya."
.
Taman belakang dipenuhi oleh banyak jenis tanaman, hanya sedikit yang kuketahui tentang mereka, tapi itu bukan masalah. Sambil melihat-lihat sekitar, aku mengikuti nyonya Yoon untuk duduk di sebuah bangku taman panjang. Nona Yehana datang tak lama kemudian dengan beberapa cemilan dan dua cangkir minuman.
"Nyonya, semalam aku bermimpi," kataku. "Di dalam mimpiku, aku melihat tuan Coups dan temannya, berbicara tentang dirimu."
Nyonya Yoon tersenyum. "Aku tahu," balasnya. "Jadi, apa ada yang ingin kau tanyakan padaku tentang mimpi itu?"
Dengan cepat aku mengangguk,
.Pertanyaan kesembilan : Bagaimana perasaan anda ketika tuan Coups menyampaikan masalah itu kepada anda?
.
"Aku terkejut, mengalami mental breakdown selama dua hari, tidak mau bertemu dengan Seungcheol hingga lima hari lamanya, sampai akhirnya Joshua sendiri yang berbicara padaku."
.
Siapa yang ingin mati setelah berhasil hidup kembali? Kalaupun ada, bukan Jeonghan orangnya.
Seungcheol masih duduk di tepi ranjangnya, memunggungi Jeonghan yang juga sedang duduk di atas ranjang tersebut sambil berusaha untuk mengumpulkan kewarasannya lagi. Seungcheol hanya diam, isi pikiran Jeonghan berkecamuk di dalam kepalanya juga. Dia sangat tahu kalau apa yang baru saja dia jelaskan tidak akan semudah itu diterima oleh Jeonghan.
"Tolong jawab aku, aku akan mati 13 hari lagi katamu?" tanya Jeonghan, suaranya sangat pelan dan agak bergetar, Seungcheol tahu kalau saat ini Jeonghan sedang menahan dirinya untuk tidak mengamuk dan menangis.
"12 hari lagi, terhitung dari hari ini."
"Jadi, pada dasarnya aku hanya kembali untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang tua dan adik-adikku...," ratap Jeonghan.

KAMU SEDANG MEMBACA
✓ [JeongCheol] Mrs. Grim Reaper
FantasíaA short fiction stories about an interview with the Lady of the Death Angel... Do you want to know more about her? ⚠Warning⚠ This is a SEVENTEEN gender switch fanfiction