Sixth Question

1.7K 294 43
                                    

          "Sejak awal, aku sudah membayangkan jika kalian adalah pasangan yang romantis...," gumamku.

.

Pertanyaan keenam : Apa ada kendala dalam hubungan kalian?"

.

          "Tentu saja ada kendala. Kendala terbesarnya adalah perbedaan antara duniaku dengan dunianya."

.

          Jika kalian berpikir hanya Jeonghan yang merasakan sulitnya menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda dunia, maka kalian salah. Seungcheol juga mengalami hal yang sama.

          "Tidak seharusnya kau memiliki hubungan dengan manusia, Coups."

          "Apa kau benar malaikat maut? Semua hal yang berkaitan dengan perasaan seperti itu sudah lama dimusnahkan dari diri kita sejak awal diberikan mandat."

         "Lebih baik kau memutuskan wanita itu sebelum yang lain mengetahui tentang hal ini."

          Itu adalah sedikit dari sekian banyak tanggapan yang diterima oleh Seungcheol dari beberapa rekan sesama malaikat mautnya yang mengetahui tentang hubungannya dengan Jeonghan. Sejujurnya, Seungcheol juga bingung. Memang seharusnya dia tidak merasakan hal seperti cinta, terlebih lagi kepada manusia.

          "Bukan kau yang aneh, Coups."

          Seungcheol mendongakkan kepalanya. Seorang malaikat dengan sayap kiri dan kanan yang berwarna abu-abu tengah duduk di dahan pohon sambil menatapnya.

          "Menurutmu kenapa sayapku bisa berwarna abu-abu? Tidak putih bersih seperti para malaikat atau hitam kelam seperti para iblis? Kalau ada malaikat setengah iblis sepertiku, mengapa mustahil bagimu dan wanita bernama Jeonghan itu untuk terlibat dalam sebuah romansa?"

          "Menurutmu begitu, Josh?"

          "Iya." Sayapnya mengepak dan perlahan Joshua menapak di tanah. "Cinta itu masih tergolong sesuatu yang baik, kok. Selama tidak merugikan siapapun. Lagipula, siapa tahu ada sesuatu yang lain di balik semua ini. Ya, 'kan?"

          Baru saja Seungcheol menoleh untuk menanyakan maksud ucapan Joshua tadi, sosok Joshua telah lebih dulu menghilang.

.

          Jeonghan terlihat tidak tenang dalam tidurnya. Tubuhnya bergerak gelisah dan peluh bercucuran membasahi wajahnya. Lalu, dia merasakan sebuah dorongan dari dalam tubuhnya. Ketika ia membuka matanya, dia tengah berdiri di dekat pintu kamarnya. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan dan matanya membola saat melihat dirinya tengah berbaring di ranjang. Jeonghan panik, terlebih lagi saat dia melihat tangan-tangan yang menempel di pintu balkonnya.

          Angin berhembus entah darimana. Jeonghan berlari mendekati tubuhnya yang masih terbaring di ranjang. Mencoba untuk masuk kembali ke dalam raganya namun ia selalu gagal. Seperti ada sebuah perisai tak kasat mata yang menghalanginya untuk menyentuh tubuhnya. Dia hampir menangis, kalau saja Seunghceol tidak datang saat itu.

          Seungcheol memeluk tubuh Jeonghan dengan erat. "Tenang, Jeonghan. Kendalikan dirimu, jangan panik. Kau bisa kembali."

          Perlahan, Jeonghan mulai terlihat stabil dan saat itulah dia merasa seperti ada sesuatu yang menariknya kembali. Jeonghan akhirnya terbangun dengan napas yang memburu.

          "Seungcheol, apa yang terjadi padaku tadi?! Jiwa dan ragaku terpisah dan semua tangan-tangan di luar..."

          Seungcheol memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Jeonghan. "Di duniamu, hal itu disebut sebagai proyek astral. Itu adalah saat dimana jiwamu dapat keluar, terlepas untuk sementara waktu dari ragamu dan jika kau mau, kau bisa melakukan perjalanan dengan menggunakan tubuh astralmu tadi. Tapi, sisi buruknya adalah, tubuh yang kau tinggalkan akan kosong dan siapapun bisa menempatinya jika kau tidak segera kembali." Seungcheol kemudian melanjutkan, "Mungkin itu adalah efek samping dari kejadianmu yang kembali hidup setelah dinyatakan meninggal dulu."

          "Apa?" Jeonghan tidak mengerti, "Aku pernah dinyatakan meninggal sebelumnya?"

          "Setelah kecelakaan itu, kau langsung dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal setelah operasi. Tapi, enam menit kemudian jantungmu kembali berdetak. Kau kembali hidup walau sempat koma dua hari sebelum akhirnya benar-benar sadar."

          "Darimana kau tahu tentang semua itu?"

          "Tentu saja aku tahu, Jeonghan. Aku adalah malaikat maut yang ditugaskan untuk menjemputmu waktu itu..."

.

.

.

To be Continue...

Grey's Chit-Chat : Ahaii, aku kembaliii... Ciyattt... Rohnya Jeonghan bisa copot-copot sendiri dari badannya. Ini kasus sama kaya temenku. Dia bisa astral projection sendiri sejak kecil dan ga bisa dikendaliin, makanya dia itu tidurnya nunggu bener-bener capek dan mengantuk dulu karena, kalau nggak gitu, biasanya rohnya suka lepas sendiri.

✓ [JeongCheol] Mrs. Grim ReaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang