Suara dering ponsel mengganggu tidur damai seorang pria, lalu dengan malas pria itu menggapai ponselnya dan mengangkat panggilannya.
"agent lee, datanglah ke kantor sekarang juga, ada misi penting yang harus kau kerjakan!"
"kau mendengarku?!"
"siap pak kepala, aku akan segera menuju kekantor!" jawab hyukjae dan mematikan panggilan teleponenya, pekerjaannya benar-benar menyita waktu, baru saja ia tidur 1 jam setelah mengantar roseane pulang kini ia sudah harus kembali bekerja, moodnya pun masih memburuk karena rasa bersalahnya pada wanita yang dicintai, jennie kim. Pria itu mengusap kasar wajahnya saat menyadari kebodohannya yang sudah mengecewakan wanita yang ia cintai, dan bodohnya ia tak mempunyai kontak handphone wanita itu. Dengan malas pria bermarga lee itu bangun dari ranjangnya, mengabaikan tubuh polosnya kemudian ia pun menuju toilet, karena ia harus bergegas menuju kantor sebelum pak kepala murka kepadanya.
****
Malam ini agent lee mendapat misi untuk memata-matai salah satu anak buah seorang kepala mafia narkoba disebuah club, seperti biasa hyukjae sudah menyamar sebagai pengunjung club, kini hyukjae sudah duduk dihadapan bartender meneguk minumannya sembari telinga dan matanya tetap mengintai seorang pria berpakaian formal yang sedang bersenang-senang dengan dua orang wanita.
Hyukjae meneguk kembali minumannya, ia bosan dengan apa yang pria itu bicarakan dengan 2 jalang yang masih mencumbunya, entah apa yang mereka bicarakan, dan apapun itu membuat hyukjae muak dan ingin cepat-cepat menyeret dan mengintrogasi pria tersebut.
"hai tampan, mau aku temani!?" seorang wanita yang berpakaian super minim tiba-tiba datang dan menempelkan dadanya pada hyukjae, membuat pria itu memutar malas kedua bola matanya, tangannya terulur mengusap dada hyukjae dan hampir saja menyentuh aset berharganya namun hyukjae segera meraih tangan wanita yang masih menatapnya penuh minat, dan hyukjae menolak halus tawaran wanita itu.
"ayolah, aku tak keberatan kau tak membayarku, asal kau mau memasuki lubangku, kupastikan kau akan puas malam ini!" hyukjae kembali meneguk minumannya dan menaruhnya kasar membuat sebagian isinya tumpah, matanya menatap tajam wanita yang ada dihadapannya seolah menyuruh agar wanita itu enyah dari hadapannya, dan benar saja sikap hyukjae membuat nyali wanita itu menciut dan segera menjauh dari hyukjae. Namun saat ia ingin kembali mengintai targetnya pria incarannnya tiba-tiba saja menghilang dari hadapannya membuat hyukjae mengeram kesal karena jalang tadi sudah mengecoh konsentrasinya.
Saat ini hyukjae mencoba mendekati pasangan mesum yang sedang berciuman panas pada wanita dipangkuannya karena pria itu tadi berada dekat dengan targetnya.
"maaf, apa kau melihat pria berpakaian formal bersama dua orang wanita yang tadi duduk disini?" tanya hyukjae membuat pasangan itu menghentikan kegiatannya.
"tentu saja bersenang-senang di atas, apalagi???!!!" jawab pria itu kasar karena hyukjae telah menggangu kesenangannya, setelah menjawab pria itu kembali melanjutkan kegiatan panasnya, membuat hyukjae menghela malas pada pasangan yang kini sudah saling meremas bagian sensitif mereka, dan tak mau berlama-lama hyukjae pun akhirnya menuju lantai dua tentu saja mencari tempat VIP, karena tadi sebelum hyukjae pergi pasangan mesum itu sempat memberi tahu kemana pria itu pergi.
Setelah sampai diruangan yang dimaksud hyukjae pun sudah bersiap dengan revolvernya kemudian mendobrak kasar pintu itu membuat tiga orang yang sedang bertelanjang didalamnya terkejut bukan main, hyukjae segera mengisyaratkan agar dua wanita itu untuk keluar dari kamar, dan setelah mengambil pakaiannya dua wanita itu pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Saat ini hyukjae menyeringai menatap pria yang masih berada di ranjang, ia mendekat lalu memiting leher pria tersebut dan membalikan tubuhnya telungkup kemudian hyukjae menekan punggung pria itu dengan lututnya lalu memiting lengan pria itu kebelakang tubuhnya.
"jika kau bergerak aku akan langsung menembak kepalamu!" ancam hyukjae, membuat pria itu terdiam seketika karena takut hyukjae akan menembak kepalanya.
"Sekarang jawab aku, siapa bos kalian?" tanya hyukjae dan semakin menekan revolvernya kekepala pria malang itu.
"aku bekerja sendiri, akulah bosnya!" jawab pria itu membuat hyukjae semakin kuat memiting lengan pria tersebut karena hyukjae tau pria itu tidak berkata yang sebenarnya, membuat pria itu merintih kesakitan.
"kau fikir aku bodoh sialan! Katakan saja dimana bosmu atau aku akan menembak kepalamu!"
"katakan kapan dan dimana lagi kalian akan melakukan transaksi lagi!!"
"sudah kubilang aku tidak tau!!"
"brengsek, keras kepala sekali kau!!!"
Hyukjae semakin menarik kuat lengan pria itu, hingga terdengar suara tulang pria itu patah, membuat pria itu semakin berteriak kesakitan.
"nanti malam pukul 10 malam Mereka akan melakukan transaksi malam ini, didekat bangunan tua dipinggir kota, mereka akan melakukan transaksi disana!" jawab pria itu cepat karena pria itu hanya berharap hyukjae akan melepas tangannya yang sudah patah.
"Bagus!" jawab hyukjae kemudian memukul kepala pria itu dengan gagang revolvernya membuat pria itu langsung tak sadarkan diri dan hyukjae nampak menekan tombol dibelakang telingannya untuk melapor kepada atasan dengan info yang baru saja ia dapatkan.
"Heishh, merepotkan!" ucap hyukjae kemudian pergi meninggalkan pria malang yang masih tak sadarkan diri.
*****
Hoekk~
Pagi ini rose tak tahan untuk tak memuntahkan apapun yang ia makan, seperti wanita hamil pada umumnya, membuat wanita yang masih asik di depan layar laptopnya menghentikan kegiatannya lalu menghampiri rose di toilet.
"rose, apa kau sakit? Aku akan segera memanggilkan dokter untukmu!"
"ah tidak usah eonnie, aku tidak apa-apa!"
"apa kau yakin?" tanya jennie lalu dibalas anggukan pasti oleh rose dan jennie pun kemudian menempelkan punggung tangan dikening adiknya, memastikan apakah rose demam atau tidak, dan jennie tak menemukan tanda-tanda kalau wanita itu mengalami demam.
"baiklah rose, sepertinya kau harus istirahat tidak usah datang kekampus!" ucap jennie dan tersenyum pada satu-satunya keluarga yang saat ini ia miliki, rose mengangguk dan membalas senyumnya sang kakak, kemudian rose menarik tangan jennie saat wanita itu baru saja akan pergi meninggalkannya.
"kenapa rose, apa ada yang ingin kau katakan?" tanya jennie menatap adiknya yang saat ini hanya menunduk, bagaimanapun juga kakaknya berhak tau bahwa saat ini ia tengah hamil. Rose mengigit bibirnya sendiri ia takut jennie akan marah besar kepandanya.
"ayolah rose, katakan, kau membuatku khawatir!" jennie semakin mendesak adik nya, membuat rose akhirnya menghela panjang nafasnya dan menatap dalam manik coklat yang masih menunggu jawaban darinya.
"Eonnie, a..aku..!" gadis itu memejamkan kedua matanya mencoba menstabilkan nafasnya membuat wanita cantik dihadapannya semakin dibuat khawatir.
"baiklah, jangan katakan jika kau memang belum siap untuk mengatakannya!" jawab jennie dan menggenggam tangan sedingin es milik rose.
"eonnie aku hamil!" jawabnya lirih dan menunduk dalam, ia semakin mengeratkan tangan jennie, mencoba meminta kehangatan dari tangan sang kakak, dan saat itu juga jennie hanya membatu mendengar ucapan sang adik, ia masih tak percaya dengan apa yang rose katakan. Ia hamil? Tapi rose sama sekali tidak memberitahu bahwa ia punya kekasih.
Jennie menghela panjang nafasnya, mencoba mengesampikan emosinya dan menatap tajam rose yang masih menunduk dan memejamkan kedua matanya.
"Bawa pria itu!"
"pria yang menghamilimu!" ucap jennie akhirnya, rose akhirnya membuka matanya dan menatap wajah sang kakak yang nampak tidak murka padanya, membuat rose tersenyum dan mengangguk bahagia, kemudian memeluk sang kakak, karena ia bahagia, setidaknya jennie masih memberinya kesempatan untuknya dan calon ayah dari anak yang ia kandung. Namun sebelum ia mengizinkan pria itu menikahi rose. jennie berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia pasti akan memberi pelajaran terlebih dahulu pada siapapun pria brengsek yang sudah berani menghamili adiknya, agar nantinya setelah menikah pria itu tak akan pernah berani menyakiti adiknya. Jennie tak akan pernah membiarkan pria manapun menyakiti adiknya, tidak akan pernah!
=TBC=
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Intruders [SEMIHIATUS]
FanfictionKeduanya masih sibuk menikmati ciuman yang semakin panas, sebelah tangan hyukjae kini sudah meremas gemas bokong si wanita dan tangan satunya lagi mengusap punggung terbukanya sentuhan yang membuatnya seolah melayang dan tak mau tangan itu berhenti...