Pretty Intuders J

291 20 20
                                    


Malam semakin larut dengan udara dingin yang seolah masuk menembus pori-pori kulit wanita yang masih ditempat yang sama, berdiri sembari memandang miris pria yang masih juga enggan membuka mulutnya, matanya memandang tak percaya prianya yang masih ia cintai. Beberapa hari Setelah selesai berbincang mengenai rencana pernikahan tanpa sepengetahuan rose hyukjae memintanya datang ketempat ini, awalnya jennie tak mau menemuinya karena pria itu pernah sekali mengingkari janjinya dan malah bersenang-senang dengan rose, namun jennie nampaknya harus berbesar hati dan menepati janjinya untuk menemui pria itu sekaligus menyelesaikan masalahnya dengan hyukjae, 30 menit mereka saling diam tanpa mengucap sepatah katapun, dan wanita itu menghela panjang nafasnya kemudian mencoba memulai pembicaraan.

"jennie aku..."

"sudah berapa lama?"

keduanya sempat terdiam saat tak sengaja membuka mulutnya secara bersama-sama membuat keduanya saling memandang dan kemudian jennie membuang tatapannya karena tak sudi melihat pria itu lagi. Pria itu nampak menghela panjang nafasnya dan berjalan mulai mendekat kearah jennie.

"maafkan aku!" ucap hyukjae akhirnya, hanya itu yang dapat hyukjae katakan karena ia merasa menjadi pria pecundang yang telah menghamili adik dari wanita yang dicintainya!

"dengar, aku akan membunuhmu kalau kau sampai menyakiti dan membuat rose kecewa!" ucap jennie alih-alih agar perasaan kecewa tak kentara diwajahnya, walaupun sebenarnya hatinya menangis, karena masih tak percaya pada apa yang menimpanya saat ini, cukup lama ia tak pernah membuka hati pada pria lain karena merasa dikecewakan dan ironisnya saat dirinya mulai membuka hati untuk satu pria yang mampu membuatnya keluar dari zona yang membuatnya benci dengan apa yang dinamakan cinta, kini ia kembali harus menelan pil pahit kekecewaanya dan merelakan pria tercintanya menikah dengan adiknya.

Hyukjae tersenyum pahit menjawab ucapan yang keluar dari wanita yang kini mulai mati-matian menahan air matanya, dan seberapa kuat wanita itu menahan air matanya pada akhirnya butiran bening itu meluncur bebas dari sepasang mata indahnya, membuat tangannya terangkat mengusap kasar air matanya yang justru membuat hyukjae merasa sakit dan meruntuki kebodohannya. Andai saja saat itu ia tak menuruti nafsunya saat rose menggodanya mungkin takdirnya tak akan seperti ini, namun sekali lagi ia hanya pria normal yang memiliki hormon cukup tinggi hingga tak mungkin menolak sesuatu yang memancing hormon lelakinya.

Jennie mulai mendekat, kemudian tangannya terangkat mengusap wajah pria itu dan menyentuh rahang tegasnya, membuat pria itu memejam menikmati setiap sentuhan diwajahnya.

"harusnya aku menghajarmu karena bajingan sepertimu telah berani menyentuh adikku!" ucapnya tersenyum miris, membuat hyukjae membuka matanya dan menyentuh tangan wanitanya, membuat jennie menepis kasar tangan pria itu, kemudian setelah tanpa aba-aba jennie mendekat dan mencium bibir prianya, mungkin baginya ini adalah ciuman terakhir hingga air matanya mengalir deras meskipun bibir mereka masih saling terpaut, membuat hyukjae bisa merasakan asin dari air mata jennie dan dengan pasti tubuhnya memeluk erat jennie membawanya masuk kedalam kehangatan ciuman terakhir mereka, sesekali melepas bibir mereka hanya untuk mengambil oksigen kemudian kembali saling mengesap dalam dan lembut bibir keduanya.

Jennie melepas paksa pagutan bibir mereka menampilkan raut wajah kecewa dari pria bermarga lee itu, sudah cukup ciuman perpisahan yang ia berikan, kemudian berjalan mundur menjauh dari hyukjae. Ibarat nasi yang sudah menjadi bubur dan percuma saja pria itu menyesalinya, hyukjae kembali meruntuki kebodohannya saat melihat wanita itu mulai pergi menjauh darinya, mulutnya seolah kaku tak bisa digerakan hanya untuk memanggilnya kembali, matanya memerah mendapati wanitanya mulai menjauh detik kemudian pria itu bersandar frustasi pada mobilnya kemudian mengerang meruntuki nasibnya, ia sungguh masih belum menerima ini semua, ia masih mencintai jennie dan wanita itu tak akan pernah bisa hilang dari fikiran dan hatinya, sudah terlambat menyesali perbuatannya dan saat ini ia harus mengorbankan perasaannya dan bertanggung jawab untuk calon bayinya dari wanita yang tidak ia cintai.

Pretty Intruders [SEMIHIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang