Tangan mungil Jiyeon tampak terampil merangkai setiap detail gaun putih yang sedang ia kerjakan. Beberapa kali gadis cantik itu terlihat berpikir, sudut mana yang masih kurang. Peluh menetes di dahi, Jiyeon sudah berdiri dan membenahi hampir empat jam lamanya, dan sejauh ini ia masih belum puas.
Gaun putih itu sangat sempurna, teramat cantik dengan model off shoulder sheath dress dan brocade rumit di bagian bahu. Tidak lupa tumpukan kain organza yang menjuntai memanjang hingga beberapa meter ke belakang untuk veil-nya. Pasti si calon pengantin ingin menjadi yang tercantik.
"Wow, ini sangat menakjubkan, Jiyeon!"
Jiyeon tersentak saat rungunya mendengar suara pekikan seseorang.
"Oh, hai, kapan kau datang?"
Gayoung, yang baru saja mengomentari gaun buatan Jiyeon. Gadis semampai itu tersenyum menunjukkan gusinya yang menggemaskan. Rambut panjang Gayoung tampak bersinar ditempa sinar matahari yang masuk melalui jendela terbuka. Setelan kantor tampak membalut tubuh langsing Gayoung dengan sempurna.
Berbeda penampilan dengan Jiyeon yang mengenakan kaos lengan panjang, celana jeans, dan rambut dikuncir acak-acakan.
"Apa itu gaun yang kau rancang untukku?"
Jiyeon mengangguk antusias. Si calon pengantin yang secantik puteri salju.
"Ya, apa kau menyukainya?"
Gayoung mengangguk cepat. Tentu saja ia senang karena desain Jiyeon sangat indah dan mendetail. Sangat sesuai dengan apa yang ia inginkan selama ini.
Gayoung adalah wanita yang kemarin mencari Jiyeon. Keduanya sama-sama terkejut waktu itu karena suatu kebetulan yang cukup menarik. Gayoung akhirnya memesan gaun pengantin pada Jiyeon. Jika saat itu ia datang tanpa Eunwoo, calon suaminya, maka saat ini Eunwoo sedang memasang wajah terkejut karena ternyata Jiyeon yang membuat gaun pengantin untuk calon istrinya nanti.
"Hai Eunwoo," sapa Jiyeon geli melihat wajah syok Eunwoo. Jiyeon memamerkan deretan gigi rapinya pada Eunwoo yang mengangkat sebelah alis.
"Aku belum memberitahunya, kurasa ia bingung," kekeh Gayoung.
"Duduklah."
Jiyeon berjalan ke arah meja dengan empat kursi mengelilingi, mempersilakan tamu pentingnya mengistirahatkan diri sejenak.
"Jadi kapan kalian mau aku menyelesaikannya?"
"Satu bulan lagi?"
Jiyeon tampak berpikir sembari melihat planner-nya sejenak sebelum mengiyakan.
"Eunwoo?"
"Ah, dia sudah mendapatkannya."
"Warnanya cocok?"
Gayoung mengangguk. Menepuk lengan Eunwoo beberapa kali. Di sana Jiyeon dapat melihat jika Gayoung adalah perempuan yang sangat elegan. Bahkan gerak geriknya tampak berkelas.
Kemudian Jiyeon tersenyum maklum. Tentu saja ia sudah was-was karena membuat baju pengantin lelaki sama sekali bukan bakatnya. Bisa hanya saja belum terbiasa.
"Bagus kalau begitu. Nah, sekarang beritahu aku detail apa lagi yang kau perlukan."
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤ×
×
×
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] Fate
FanfictionTakdir tidak akan sebaik itu dalam menuruti segala keinginan manusia yang menggantungkan nasib padanya. Manusia bisa saja berencana tetapi ada tangan lain yang lebih berkuasa dalam sebuah kehidupan. Karena Jiyeon tidak pernah bisa memilih dengan si...