Messed Up

207 47 0
                                    

Jungkook mengusak rambut kasar. Beberapa hari belakang hidupnya sangat berantakan. Rambut acak-acakan, botol alhokol tergeletak sembarangan, pakaian kemarin malam, ditambah status pengangguran membuat Jungkook cocok untuk ditendang menjadi gelandangan di luar.

Jiyeon
Maafkan aku tidak memberitahumu. Kau tahu, itu pilihan yang sangat sulit.

Jiyeon
Aku sudah sampai di sini sejak kemarin. Terimakasih sudah mengkhawatirkanku

Jiyeon
Aku sangat merindukanmu

Itu adalah pesan balasan Jiyeon dua minggu yang lalu dan Jungkook memilih tidak menjawab. Terlalu menyakitkan untuk Jungkook.

Jungkook bahkan tidak menelepon seperti yang dijanjikan. Sejauh dua minggu ini ia lebih memilih menjadi pengecut.

Dalam hati, Jungkook takut jika ternyata Jiyeon tidak memikirkannya sebanyak ia memikirkan gadis itu. Jungkook akan sangat terluka jika memang demikian.

Jungkook sangat kacau dan kadang meracau. Yoongi, teman dekatnya, sudah tidak tahu harus bagaimana cara menyadarkan Jungkook.

"Bodoh, kau pikir Jiyeon senang melihatmu seperti ini, hah? Harusnya sekarang kau lari ke perusahaan orangtua kayamu itu dan mengemis pekerjaan lalu menunjukkan pada Jiyeon bahwa kau bisa bangkit dengan atau tanpanya."

"Tidak Hyung, kita berjanji untuk melakukan semuanya bersama. Dari awal, nol."

Jungkook menggeleng dengan air mata yang mengalir dari sudut mata, ia tidak menginginkan itu. Jiyeon pasti akan sedih jika Jungkook ingkar janji.

"Kau buta."

Jungkook tersenyum miris. Perkataan Yoongi ada benarnya.

Kemana perginya lelaki sangar yang selalu dingin dan acuh itu?

Jeon Jungkook yang arogan.

Sepertinya Tuhan sedang sangat marah hingga mengambil apa yang paling berharga dalam hidup Jungkook.

"Baiklah, tapi setidaknya jika kau berniat menyusul Jiyeon kesana maka buatlah dirimu pantas! Atau setidaknya untuk pelan pelan melupakannya."

"Tidak Hyung! Aku tidak akan pernah melupakan Jiyeon!" bentak Jungkook keras. Jungkook sangat tidak setuju dengan statement melupakan Jiyeon. Jiyeon adalah cinta pertamanyaーdan harus menjadi cinta terakhirnya.

"Terserah kau saja."

Yoongi keluar dari apartemen Jungkook dengan hati kesal. Yoongi muak dan lelah, tidak hanya Jungkook yang harus ia urus. Memangnya Yoongi penjaga bayi.

×

×

×

Jiyeon menapaki langkah memasuki kampus barunya. Selama dua tahun ke depan ia akan mengambil gelar magister dari sini. Terhitung sudah seminggu lebih Jiyeon mulai berkuliah.

Mata kucing Jiyeon menelusuri jalan setapak yang terlihat asri. Jiyeon sedang mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu pikirannya masih agak semrawut seperti benang kusut. Jiyeon perlu sedikit relaksasi.

Hatinya berdenyut. Agaknya itu respon dari rindu pada Jungkook. Berkali-kali Jiyeon mencoba meloloskan egonya dengan menghubungi Jungkook tapi pria itu seperti sudah enggan berhubungan dengan Jiyeon.

Apa Jiyeon sudah bisa menyebut mereka sebagai mantan kekasih?

"What you doin' here?"

Jiyeon menoleh cepat, itu Krystal. Teman barunya di Australia. Dia gadis KoreaーAmerika yang menetap di Australia dan sangat cantik! Badannya semampai bak model dan tampilannya begitu modis.

[ ✓ ] FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang