prolog

553 58 12
                                    

"Kau bahagia?"

"Hmm. Kalau kau?"

Gadis itu mengangguk. Sedikit ragu, tapi kemudian senyuman terbit. Menarik kedua sisi bibirnya naik. Dipeluknya pria yang berada di samping kiri, lalu meletakkan kepalanya di pundak kokoh tersebut.

"Apa kau pernah menyesal?"

Sang perempuan menggeleng. "Aku pernah ragu. Tapi setelah menentukan, aku tidak pernah menyesali keputusanku," jawabnya lugas.

Keduanya tersenyum, menatap kuncup bunga sakura yang siap mekar menggantikan gundukan salju yang menenggelamkan sepatu mereka.

Musim semi akan segera menggantikan musim dingin.

Sama halnya dengan kehidupan. Setelah dinginnya keputusan takdir menusuk bahkan hampir menghancurkan tulang, pada akhirnya mentari yang membawa kehangatan itu terbit.

Kehangatan tidak datang telat maupun terlalu cepat. Kehangatan datang di saat yang tepat. Sesuai porsi, sesuai kondisi.

"Sekarang mau ke mana?"

Sambil menggamit lengan sang pria, si wanita tampak berpikir. Binar di kedua manik cemerlangnya tersulut.

"Menjemput anak-anak!"

[ ✓ ] FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang