Riska pun menuju ke toilet untuk membersihkan wajahnya dari air mata. Riska merenungkan apa yang barusan dikatakan oleh Rio barusan.
"Apakah aku harus memaafkan Rio?? Tetapi sikapnya kepadaku itu membuat aku muak melihat wajahnya, ah sudahlah dipikirkan nanti saja. "
Riska pun kembali ke kelas dan mulai duduk kembali dan mengikuti pelajaran di kelas
∆∆∆∆∆∆
"Eh Juan gua punya ide, gimana kalau kita bikinin si Riska pacar gua kejutan di halaman sekolah besok?? Setuju gak Lo bro ???" Ucap Rio.
"Ah ide bagus bro, tapi mau Lo kasih kejutan apa sih ?? " Jawab Juan.
"Di kejutan ini gua juga akan minta maaf ke Riska, semoga dimaafin ya bro soalnya gua ngerasa bersalah banget soalnya pakek dia sebagai taruhan. "
"Sipp deh. "
"Habis pulang sekolah nanti gua mau beli hadiah dan beli barang buat keperluan kejutan, Lo ikut ya temenin gua! "
"Aduhh sori ya bro gua gak bisa ikut gua ada acara nanti malam sama bokap dan nyokap gua nih, sori ya bro..."
"Udah gak papa kok bro gua nanti sendiri aja belinya. "
∆∆∆
"Aduh gua beliin Riska hadiah apa ya?? Masa boneka kelihatannya kalau boneka biasa banget, gimana kalau buku aja, kan si Riska pinter kelihatannya pasti suka baca buku. " Ungkap Rio dalam hati.
Rio pun segera menuju ke toko buku dan mulai berputar-putar mencari buku yang tepat bagi Riska.
Setelah berjalan beberapa lama, Rio akhirnya menemukan buku yang berjudul "Aku dan Kamu"
"Ah sepertinya buku ini cocok banget buat Riska hehehe, aduduh aku kebelet nih mana toko bukunya mau tutup lagi ya udah deh ke toilet dulu aja. "
Rio pun segera menuju ke toilet dan tanpa disadari Rio berpapasan dengan Riska.
"Halo Ris lagi belanja buku ya?? "
"Iya, udah dulu ya. " Ucap Riska untuk segera mengakhiri percakapan.
Rio pun segera menyelesaikan kegiatannya di toilet dan segera kembali untuk membayar buku dan beberapa barang ya akan dibelinya tadi.
Tiba-tiba semuanya telah gelap, lampu toko buku tersebut sudah dimatikan dan menandakan bahwa toko tersebut sudah tutup.
Rio hanya mendapati Riska terpaku di depan meja kasir dengan lampu kecil disana.
Suara tangisan Riska mulai terdengar keseluruh ruangan. Rio pun segera menghampiri Riska.
"Udah Ris jangan nangis ya, kita pasti bisa keluar dari sini percaya deh sama gua. "
Riska hanya diam tidak bergerak sedikitpun dan hanya tetap menangis.
Rio pun mulai memutar otak dan menelepon Juan untuk membantunya.
"Huh gak aktif lagi si Juan." Dengus Rio.
Rio mulai mengutak-atik pintu dan hasilnya tetap saja nihil dan mulai membuat Rio putus harapan.
"Eh Ris hp kamu bisa dibuat telpon gak? "
"Oh kamu mau pakek hp ku?? Sori banget ya sayangnya hp ku tidak ada satupun sinyal yang nyambung saat ini. " Ucap Riska.
Harapan mereka berdua pun sudah putus tidak ada yang bisa mengeluarkan mereka sampai besok pagi.
∆∆∆
Hari pun semakin malam udara juga menjadi lebih dingin dan mereka berdua hanya duduk di lantai dan bersandar pada meja kasir.
Kepala Riska pun perlahan-lahan jatuh ke bahu Rio karena rasa kantuk yang tak dapat ditahan.
"Tidurlah dengan nyenyak bidadari ku, semoga kejutan dan hadiah yang akan kuberikan besok bisa membuat kamu memaafkan ku karena aku benar-benar mencintaimu Riska. "
Dan setelah itu Rio pun menyelimuti Riska dengan jaket yang dia pakai dan mulai terlelap di samping Riska.
©©©©©©
Haiii 😄😄
Aku update lagi Culun is Mine buat kalian ya.
Mumpung ceritanya masih anget jangan lupa dikasih bintang dan boleh banget comment di bawah yaa
Mungkin aku akan sering update ceritanya ya karena sekarang aku udah libur 😂😂😂
Sampai jumpa semuanya aku harap kalian suka karya ku kali ini
Salam hangat penulis

KAMU SEDANG MEMBACA
Culun is Mine
Fiksi RemajaNandini Riska, cewek culun kelas 10, berumur 15 dan bersekolah di SMA Kuncup Bunga. Cewek super culun seperti Riska tidak punya teman. Memangnya siapa yang mau temenan ama Riska udah pendiam, culun pula. Sisca Olivia, sekelas dan satu sekolah deng...