Chapter 7

56 17 1
                                    

Jangan jadi laki-laki yang ingkar. Karena yang dipegang dari laki-laki adalah ucapannya.

------------Rendy Pratama-----------

Malam ini, Gabriella menatap bintang lewat balkon kamarnya ditemani angin yang berhembus menerbangkan rambutnya.

Ting!

Bunyi notifikasi salah satu aplikasi media sosialnya berbunyi, mengalihkan fokus Gabriella ke arah benda canggih itu.

Gabriella yang melihat nama Rendy, langsung semangat '45 membuka pesan yang dikirimkan oleh Rendy.

"Mau jalan?" Itu isi pesan dari Rendy.

Dengan cepat Gabriella mengetikan balasan 'iya' namun secara tersirat, "Kemana?"

"Ke pasar malam di taman yang dekat rumah kamu," balas Rendy.

"Yaudah, aku siap-siap dulu." balas Gabriella.

"Oke, setengah jam lagi aku sampai di rumah kamu." balas Rendy yang hanya dilihat oleh Gabriella.

Gabriella melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dan membuka pintu kamar mandi, dia mencuci mukanya, dan keluar menuju walk in closet. Bukannya jorok karena cuci muka doang, tapi karena Gabriella sudah mandi sore tadi.

Gabriella memakai baju santai sederhana namun cantik di tubuhnya. Diapun mulai memoleskan bedak baby tipis dan mengoleskan lip bam di bibirnya yang merah untuk melembabkan bibirnya.

Gabriella beralih memakai sepatu nikers putihnya dan mengambil tas kecil yang menggantung di samping lemari bajunya.

Tok tok tok

"Non, ada den Rendy udah nungguin non di bawah." ucap Bi Arti, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumahnya.

"Iya bi, nanti Gaby ke bawah," ucap Gabriella dan memakai tas selempang berwarna coklat itu di pundak kanannya.

Gabriella melangkah keluar kamar dan melihat Bi Arti yang sudah tidak ada di depan kamarnya. Gabriella menuruni tangga dan sampai di ruang tamu, dia melihat Rendy yang duduk membelakanginya dan sedang asik bercengkrama bersama keluarganya.

"Hm," Mereka yang sedang asik berbincang langsung menoleh ke sumber suara, terlihat Gabriella yang telah rapih dihadapan mereka.

Walau bukan pertama kalinya mereka ~Rendy dan Gabriella~ jalan berdua namun tetap saja penampilan Gabriella--ralat bukan penampilan tapi semua yang ada pada Gabriella selalu membuat Rendy kagum sampai-sampai dia tidak sadar kalau objek yang diperhatikan, mukanya memerah karena malu dilihat seintens itu oleh Rendy.

"Ayok!" ajak Gabriella yang sepertinya sadar kalau Rendy masih melamun melihatnya.

Terlihat Rendy sedikit tersentak mendengarnya namun dengan cepat dia berdiri dan tersenyum menatap Gabriella.

"Ayok," ucap Rendy kepada Gabriella. "Pah, Mah, Rendy izin bawa Gabriella pergi," pinta Rendy kepada keluarga Gabriella. Rendy memang memanggil mereka Mamah dan Papah karena Mamah Gabriella yang menyuruh.

"Gapapa kali Ren, sekalian aja jangan dibawa pulang lagi, iya gak Kal?" canda Justin yang langsung di timpuk keripik singkong oleh Haikal yang sedang makan cemilannya. "Addaw, sakit, dek." Justin mengusap kepalanya yang tertimpuk.

"Kakak gak boleh gitu sama kakak Gabliella, adek sayang kakak Gabliella, kakak aja yang pelgi sana!" celoteh Haikal dengan suara cadelnya, sambil memakan keripik singkongnya--menatap tajam sang kakak.

"Iya dek iya, kakak kan cuma bercanda adekku sayang," ucap Justin gemas sambil menciumi pucuk kepala Haikal.

"Sudahlah sebaiknya kalian pergi, agar tidak kemalaman pulangnya." suruh Anton kepada Rendy dan Gabriella.

My Princess Ice, Gabriella (Belum Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang