"Jangan nangis! Gue gak suka lihat cewe nangis." Ucap seseorang yang berdiri disamping Gabriella.
'Kata-kata itu.....' batin Gabriella.
Gabriella mendongakan kepalanya dan melihat seorang laki-laki sudah ada dihadapannya.
"Jangan nangis! gue gak suka." Laki-laki tersebut mengulurkan tangannya dan menghapus air mata Gabriella.
'Gak tau kenapa, hati gue sakit lihat luh kayak gini!' batin sang laki-laki.
"Awwhh......." ringis sang lelaki seraya memegang kepalanya kuat-kuat untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Rasa sakit tersebut tak kunjung hilang dengan bayangan-bayangan semu seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang melintas seperti kaset rusak yang terus diputar-putar.
"Rendy..... Rendy kenapa?" tanya Gabriella cemas dengan mengguncangkan bahu Rendy.
"Kita ke UKS yah!" Sebelum sempat Gabriella membopong, Rendy sudah menahannya.
"Udah, gue udah baikan kok!" kata Rendy lemah.
"Yaudah, kita duduk disitu dulu," ucap Gabriella sembari memapah Rendy ke bangku yang berada tak jauh dari mereka.
"Apa masih sakit? Gue ambilin minum buat lo dulu yah." Gabriella hendak bangkit dari duduknya namun ditahan oleh Rendy.
"Gak usah! Temenin gue disini!" pinta Rendy sambil memundurkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya diatas paha Gabriella.
"Ehhh....." Gabriella terkejut melihat aksi Rendy yang notabennya teman baru...
"Stttt.... Sebentar ajah! Gue lelah banget," pinta Rendy lirih.
Gabriella hanya diam tak menjawab sedikitpun, namun dengan dia sedikit memundurkan tubuhnya membuat posisi Rendy menjadi lebih nyaman.
Dengan ragu Gabriella meletakkan tangannya diatas kepala Rendy yang sudah memejamkan matanya. Melihat tidak ada reaksi dari Rendy, Gabriella menggerakkan tangannya perlahan-mengusap kepala Rendy dengan lembut. Tanpa sadar dia ikut tertidur dengan posisi duduk dan mengelus kepala Rendy.
******
"Eh...Rendy kemana?" tanya Gabriella kepada dirinya sendiri, karena nyatanya hanya ada dirinya sendiri ditaman sekolah.
Krekk.. Krekk
"Addaww, tulang gue! Remuk semua," ucap Gabriella setelah berdiri dan menggerakkan setengah tubuhnya-kepala sampai perut-kesamping kanan dan kiri.
"Eh,,,,,udah lo gak usah bangun dulu! mending kita duduk! Ayok!" Entahlah Rendy datang darimana yang tiba-tiba mengajak Gabriella untuk duduk lagi dibangku taman.
"Nih minum! Vitacimin buat lo!" kata Rendy sambil menyodorkan sebotol minuman dingin.
Gabriella mengernyit heran. "Gue beli tadi dikantin! Karena gue tau....pasti badan lo pada sakit gara-gara tidur dengan posisi duduk kayak tadi!" jelas Rendy menjawab semua kebingungan yang melanda pikiran Gabriella.
"Sorry yah? Gara-gara gue tidur dipangkuan lo... Lo jadi sakit kayak gini!" ucap Rendy dengan nada menyesal yang kentara.
"Lo gak salah kok. Ngapain harus minta maaf coba? Lagian juga gue gak marah lo tiduran kayak tadi!" ucap Gabriella dengan lirih diakhir kalimat.
"Gak! Gue salah Gabriella! Coba ajah tadi gue gak tiduran dipangkuan lo, pasti badan lo gak bakal pegel kayak gini!" kekeuh Rendy menyesal.
"Yaudah gini ajah deh! Lo kan ngasih gue vitacimin tuh...Gimana kalo gue anggap itu sebagai permintaan maaf lo dan gue terima.... berarti gue udah maafin lo!" usul Gabriella.
"Thanks udah maafin gue!" ucap Rendy
"No problem! Thanks juga buat minumannya!" Tangan Gabriella menggoyangkan minuman-yang diberi oleh Rendy-kedepan wajahnya.
"Boleh gue minum?" tanya Gabriella.
"Yaudah, minum ajah! Itukan udah gue kasih ke lo!" setuju Rendy.
Gabriella tersenyum tipis, mulai membuka tutup botol minuman dan langsung menenggaknya hingga minuman yang diberikan habis tak tersisa. Rendy selalu memperhatikan gerak-gerik yang dilakukan oleh Gabriella. Dia selalu suka apa yang dilakukan oleh Gabriella caranya berbicara, berjalan, dan semua yang ada pada diri Gabriella.
"Ren!" panggil Gabriella, menjentikkan jarinya didepan wajah Rendy karena merasa Rendy melamun.
"Eh... Udah minumnya Gaby?" tanya Rendy spontan karena terkejut.
"Udah daritadi kali! Lo-nya aja yang ngelamun! Mikirin apa sih?" tanya Gabriella bingung.
"Gak mikirin apa-apa!" bantah Rendy cepat. "Yaudah kekelas yuk! Bentar lagi bel!" ajak Rendy, melangkahkan kakinya meninggalkan Gabriella.
"Dasar aneh!" gumam Gabriella tersenyum geli melihat kepergian Rendy dan mulai melangkahkan kakinya mengikuti Rendy.
*****
Hari demi hari berlalu, semakin dekat hubungan yang terjalin antara Rendy dan Gabriella sejak hari dimana Rendy tertidur dipangkuan Gabriella.
Mereka terlihat seperti pasangan serasi yang kadang bertengkar, bercanda dan romantis.Gabriella pun sekarang sedikit berekspresif saat bersama Rendy. Seperti waktu mereka berada di game station.
"Ren, sini!" pinta Gabriella.
Rendy yang sedang duduk dibangku yang tak jauh dari Gabriella, berjalan mendekat, "Kenapa Gab?" tanya Rendy.
"Ayok kita foto!" ajak Gabriella bersemangat dan menggandeng lengan Rendy mendekat.
"Siap?" tanya fotografer.
"Siap, Pak!"
"3.......2......1!"
Cekrek. Satu pose telah diambil dengan mereka yang tersenyum kekamera.
Cekrek... Pose kedua dengan Rendy yang mencium pipi Gabriella dan Gabriella yang melirikkan mata sembari menutup mulut-seolah terkejut dengan yang dilakukan Rendy.
Cekrek... Pose terakhir dengan Gabriella yang berada dalam gendongan Rendy dan tertawa bahagia.
*******
Tawamu menyejukkan perasaanku.
Senyummu setulus kasih sayang Ibuku.Teruslah tersenyum! Karena yang kutahu, sedihmu menyakiti diriku.
*R
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Ice, Gabriella (Belum Di Revisi)
Fiksi RemajaGabriella, meski dingin tapi perhatian dia ke orang lain akan tetap ada namun hanya bagaimana cara dia menyampaikan nya saja. Rendy, baik hati dan sering membuat seluruh tatapan menatapnya dengan tatapan memuja. Walau lo dingin seperti es, tapi es j...