Chapter 16

26 10 0
                                    

Happy Reading kalian. Semoga bikin penasaran yah:) XoXo

*******

"Gue terima tawaran lo!" ucap seorang pria.

"Good! Pilihan yang tepat. Kita bakal menjadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan," ujar pria dihadapannya dengan tawa kemenangan. Tangannya menepuk pundak pria yang menerima tawarannya itu, namun segera ditepis oleh si pemilik pundak.

"Santai bro! Gue bakal bikin Gabriella sama lo dan Rendy bakal hancur sedemikian rupa hingga lupa caranya memulihkan," lanjutnya.

"Yaya, serah lo! Gue cuma mau Gabriella jadi milik gue. Kalo Rendy terserah mau lo apain juga gue gak peduli. Yang penting jangan sakitin Gabriella," peringat pria yang menerima tawaran tadi.

"Iya," jawab pria itu. Iya, gue akan sakitin Gabriella karena dia adalah hidupnya Rendy, hahaha... lanjutnya dalam hati.

"Gue harus apa?" tanyanya setelah keheningan melanda.

Pria dihadapannya mendekat dan membisikan rencananya.

"Deal?" tanya pria yang memberikan tawaran. Tangannya disodorkan ke arah pria dihadapannya.

"Deal!" Tangannya menjabat pria dihadapannya setelah berfikir cepat.

*******

"Chers!" ujar mereka semua lalu meminum minuman masing-masing setelah mendentingkan gelas.

"Thanks buat kalian yang udah berusaha semaksimal mungkin, sampai kita berhasil menduduki peringkat 1 kembali. Gue harap sih, kita selalu kompak dan terus tingkatin lagi skill kalian. Udah sih itu aja dari gue, kalo kalian ada yang mau nambahin silahkan!." ujar Rizal setelah hening sesaat. Matanya melihat semua anak basket yang berkumpul didepannya. Mereka sedang merayakan kemenangan pertandingan kemarin, di cafe Warbyasah. Cafe modern yang cocok sekali untuk muda-mudi seperti mereka.

Semuanya diam, dan Rizal segera menoleh ke arah Rendy yang duduk disampingnya. "Ren, ada yang mau lo omongin?"

"Yaa, sebelumnya terimakasih buat kalian yang udah mau latihan cape-cape tapi gapapa yang penting kita bisa lihat hasil yang tidak mengecewakan. Yakan?" Semuanya mengangguk dan menyerukan kata 'Tull' dengan heboh. "Harapan gue juga sama sih kayak Rizal, gue harap kalian makin kompak, jangan egois sendiri, dan yang terpenting bagi gue sih, jangan pernah sombong dengan kemenangan kita. Karena kita juga mungkin akan kalah dan orang lain yang menang. Apakah kita senang jika orang lain sombong dengan kemenangannya terhadap kita? Enggak kan. Nah begitu juga mereka, mereka gak senang jika kita sombong dengan kemenangan kita atas mereka. Dah, sekian terimakasih." nasehat Rendy yang diakhiri dengan dirinya yang berdiri lalu membungkuk memberi hormat.

Teman-temannya tertawa atas kekonyolan Rendy. Dasar perusak suasana! Padahal tadi mereka telah terbawa perasaan alias baper mendengar nasehat dari Rendy namun Rendy mengacaukan suasana yang telah susah dibangun tersebut.

"Haha, ngakak dasar Rendisko!" ledek Reno dengan tawa terbahak-bahak diikuti temannya yang lain.

"Lah, nama gue Rendy main ganti aja lo, dasar Renovasi! Haha....." balas Rendy meledek yang makin membuat semuanya tertawa.

"Wey, ngakak anjir! Dasar kalian, haha...." ujar teman sebasket mereka. Antonio. Mengikuti kata-kata yang sedang tren saat ini.

Beginilah mereka, serius dilapangan, bercanda di luar. Mereka mengobrol dengan canda tawa yang keluar karena ulah kocak mereka sendiri. Sedikit demi sedikit bangkit untuk meninggalkan tempat mereka saat ini. Hingga tersisa Rendy, Rizal dan Reno yang memilih tetap diam ditempatnya.

My Princess Ice, Gabriella (Belum Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang