04 Cewek Rata

2.8K 583 101
                                    

Baru kemarin Angel diberi pencerahan tentang apa yang akan dilakukan untuk meredakan omongan-omongan negatif tentangnya di sosial media, nyatanya semua tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Contohnya pagi ini, Angel harus sarapan ditemani dengan televisi yang menampilkan acara infotainment dengan video pertengkarannya dan yang membuat Angel mencelos adalah saat si pemburu berita itu menampilkan video konfirmasi dari Raisa. Raisa jelas-jelas membela diri di hadapan publik dan ada juga penayangan komentar warga yang kebanyakan membela Raisa, menjatuhkan Angel.

Siang ini, harusnya Angel melakukan pemotretan dengan sebuah majalah, tapi Cinta menghubungi Angel dan memberi informasi jika pemotretan itu akan dijadwalkan ulang. Seharian Angel berada di dalam kamar, memainkan ponsel dengan bosan. Tak berani ke luar, Angel takut ke luar apartemen. Bahkan dia sangat bersyukur selama tiga hari ke-depan, dia belum punya jadwal sama sekali. Angel tak siap ke luar apartemen, sungguh. Dia tak siap menghadapi dunia luar yang saat ini terasa memusuhinya.

Hingga sore tiba, Angel masih berada di apartemen, entah melakukan apa. Gadis itu bertahan di ranjang kamar hingga rasa bosan menghampirinya. Angel menggeliat sebelum bangkit berdiri dan melangkah menuju ke balkon apartemennya, mencoba menghirup kebebasan tanpa bertemu dengan banyak orang. Tangannya mencengkram railing balkon dengan senyuman di bibir. Matanya terpejam tatkala angin segar menyapa kulit dan mengibaskan rambut lurus kecokelatan panjangnya. Jangan lupakan sinar matahari senja yang untungnya terpampang jelas dari balkon, mengingat tidak ada gedung bertingkat lain di sekitar apartemen itu.

Angel merenggangkan otot-otot tubuhnya yang hanya mengenakan kaus kebesaran berwarna biru dan celana pendek berwarna merah, senyuman muncul di bibirnya merasakan angin sore yang segar hingga akhirnya dia membuka mata dan melotot begitu mendapati seseorang yang berada di balkon di samping balkon Angel, dengan tubuh membungkuk tangan bersandar pada railing dan salah satu tangan menggenggam Pocari Sweat.

Jarak dari balkon kamar Angel ke balkon kamar seseorang itu sekitar dua meter, tapi itu cukup dekat untuk mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya, Angel membuang wajah dan Arsa terkekeh, meletakkan Pocari Sweat kalengnya di atas railing balkon kamarnya. Dia memutar sembilan puluh derajat posisinya semula hingga sekarang, dia menyandarkan tangannya pada railing sebelah kiri, menatap Angel yang jelas-jelas mencoba menghindari kontak mata dengannya.

"Lo gak apa-apa?" tanya Arsa, membuka percakapan.

Akhirnya, Angel menoleh dan menghela napas sebelum memutar posisinya sembilan puluh derajat ke arah kanan, ikut menghadap pemuda yang pernah sedikit Angel sukai berkat perannya di drama Rewind. Memang harus Angel akui, Arsa sangat tampan. Ditambah dengan sinar senja yang menimpa wajah tampannya. Sungguh, dia punya kulit semulus porselen, untuk ukuran pria. Sangat ajaib dan terdengar seperti sebuah keajaiban.

"Lo gak syuting?" Angel balik bertanya demikian.

Ah, dia akui. Dia tak seharusnya bersikap jutek pada seseorang yang bahkan tidak begitu dia kenal. Apapun yang pernah Arsa lakukan, meskipun membuat Angel jijik, itu jelas hak Arsa dan Angel tak sepantasnya mencampuri kehidupan Arsa.

Arsa menggeleng, lalu tangannya meraih kaleng Pocari Sweat, meneguknya perlahan sebelum menjawab pertanyaan Angel, "Baru kelar syuting kemarin. Dikasih free seminggu sebelum rapat buat proyek selanjutnya." Arsa meneguk lagi minumannya, "Lo sendiri? Lagi free? Atau lagi stress dan mau bunuh diri lompat dari balkon kalau gak ada gue?"

Mata Angel memicing, bibirnya melengkung. "Anjir, padahal niatannya hari ini gue mau berbaik hati ngobrol sama lo, lo malah mancing emosi gue!"

Kekehan terlepas dari mulut Arsa dan Angel tak bisa untuk tidak ikut tersenyum melihat pemuda itu. Setelah puas, Arsa baru membalas ucapan Angel, "Oke, oke. Sori."

MelodramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang