1

39K 778 32
                                    

Helaan napas kasar terdengar dari pria dewasa dengan iris sewarna batu zamrud yang sedang duduk di bangku kemudi sebuah mercedes benz dengan mesin twin-turbo V12 yang dapat mencapai kecepatan 350 km per jam.

Mobil hitam itu kini sedang melaju di jalanan sepi pinggir kota yang langka penghuni. Daerah itu memang sudah ditinggalkan paska bentrok antarmafia yang menewaskan ratusan orang, tujuh setengah tahun silam. Dan kini hanya beberapa saja yang masih tinggal, itu pun sebagian besar merupakan pemukiman kumuh tak terawat. Sepanjang jalan dihiasi gedung kusam menjulang tinggi yang nampak rapuh dan siap rubuh kapan saja. Jalanannya juga sudah berlubang sana sini. Menambah kesan horor kota mati yang dihantui. Tentu saja pengendara itu tak percaya dengan keberadaan hantu. Namun, bukan berarti makhluk lainnya tidak nyata kan?

Pertanyaannya, kenapa seorang pengusaha kaya macam orang yang mengendarai mobil mewah itu berkendara di kawasan ini?
Bukannya kurang kerjaan atau sekedar ingin jalan-jalan pastinya.

Midorima Shintarou. Nama lengkap orang yang sedang mengendarai mobil seharga delapan juta dolar amerika itu. Ia baru saja mengunjungi proyek di kota sebelah dan guna menghindari kemacetan di jalan utama kota, ia pun memilih untuk melewati jalan ini.

Lelah

Itu yang dirasakan oleh Midorima sekarang. Jarun jam ditangannya sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam. Ia pun kembali menghela napas. Hari ini jadwalnya penuh dengan rapat dan tinjauan langsung di lapangan. Rasanya ia ingin segera sampai rumah lalu berendam di air hangat untuk menetralkan penumpukan asam laktat pada otot. Setelah itu beristirahat dengan nyaman di atas kasur king size berkualitas tinggi miliknya.

'Ckiit'
"KAU CARI MATI-NANODAYO?!"
Midorima naik pitam, membuka pintu mobil dan mengeluarkan separuh badannya untuk sekedar memaki pemuda raven itu. Pasalnya, laju mulus mobil yang ditumpanginya dipaksa berhenti dengan rem mendadak karena seseorang yang entah darimana berlari tergesa tanpa memperhatikan sekelilingnya.

Bukannya mengucapkan maaf atau menanggapi makian Midorima, pemuda itu tiba-tiba masuk ke dalam mobil Midorima dan menarik sang pemilik mobil untuk masuk juga.

"Apa yang kau-"
"Cepat jalankan mobilnya!!"
Mengernyit heran, Midorima mengikuti pandangan sang pemuda yang mengarah pada dua gorila, uhm maksudnya dua orang berbadan kekar tinggi dan besar memakai jas hitam dan kacamata hitam -padahal ini malam hari, kenapa memakai kacamata hitam? Entahlah mungkin sudah gaya mereka- yang sedang berlari ke arah mereka. Tanpa mengeluarkan protesan, pria berumur 28 tahun dengan surai hijau lumut itu pun tancap gas hingga kecepatan hampir mencapai maksimum. Ia masih cukup waras untuk tidak berurusan dengan memar atau patah tulang.

Setelah dirasa menempuh jarak yang lumayan jauh, Midorima meminggirkan mobilnya untuk mengajak bicara pemuda yang duduk di sebelahnya.

"Jadi, bisa kau jelaskan-nanodayo?"
"Ah itu... ano.."
Iris Midorima menggelap. Ia merasakan sesuatu yang membuncah dalam dadanya saat memandang langsung iris abu-abu di depannya. Sangat indah menurut Midorima. Seakan seluruh dunianya dan waktu yang telah ia lalui selama masa hidupnya didedikasikan hanya untuk pemuda asing yang bahkan belum ia ketahui namanya.

Perlahan emerald berganti ruby. Warna iris mata Midorima sepenuhnya menjadi semerah darah. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Gigit dan hisap

Pemuda manis yang lehernya sudah ditancapkan taring panjang Midorima, melenguh kala hisapan itu semakin menjadi.

Dan saat Midorima sadar,
"Shimatta"

Ia merasa sangat bodoh karena baru saja menggigit dan menjadikan seseorang yang baru ditemuinya sebagai vampire.

--
Tbc

Sampai sini dulu ya, entah kenapa jempol tangan kanan author dredeg (apa si bahasa indonesianya, geter/menggigil? Gabisa diem lah pokoknya)
Maklum orang jawa tulen yang ga biasa pake bahasa indo di keseharian😃

Sampai ketemu chapter depan😇💕

HaimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang