Bohong itu ada dua macam. Yang pertama adalah membuat pernyataan tidak benar, dan yang kedua adalah menutupi sebuah kebenaran.
-Flashback on-
"Otou-sama! Okaa-sama!"
Pemuda berusia 21 tahun itu hanya bisa menangis meraung mengiringi kepergian kedua orang tercintanya.Ia baru saja menyelesaikan pendidikan bisnisnya di london. Dan saat kembali dari perantauan, pemandangan memilukan inilah yang ia dapatkan. Orang tuanya mati dibakar hidup-hidup oleh antek mafia vampire pureblood yang mengamuk. Suasana hatinya yang kacau, selaras dengan keadaan tak terkendalikan di luar sana.
Distrik pinggir kota memang merupakan tempat berbahaya yang dihuni para gembong mafia terkuat seantero Jepang. Para mafia itu terdiri dari vampir pureblood, halfblood, dan juga manusia. Awalnya, daerah ini cukup damai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh semua pihak yang bersangkutan.
Namun, saat beredar kabar tidak menyenangkan mengenai hubungan vampire dengan manusia yang melahirkan halfblood, tiba-tiba saja terjadi bentrok antara kubu pro dan kontra.
Baku tembak terjadi dimana-mana. Korban nyawa sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Jeritan dan tangisan karena kehilangan tak dapat dihindarkan. Distrik itu hancur hanya dalam waktu satu malam. Seperti hati pemuda emerald yang sedang berlutut di depan jasad tak berbentuk milik orang tuanya.
Tak ada lagi air mata yang keluar dari sana. Sekarang hanya ada tatapan sedih, marah, benci, dan keinginan yang kuat untuk balas dendam. Ingin sekali pemuda itu menghabisi para mafia vampire di luar sana. Tapi sehebat apapun amarahnya sekarang, ia masih cukup sadar untuk tidak melakukan hal bodoh.
Midorima Shintarou teringat akan perkataan mendiang sang ibu. Jika suatu saat terjadi masalah besar yang menimpa mereka, sebisa mungkin shintarou harus mengambil keputusan yang bijak.
Midorima tau, ia adalah seorang halfblood yang keberadaannya sering ditentang oleh pihak tertentu. Dan ia sendiri harus selalu siap menanggung segala resiko yang akan terjadi. Tapi kenapa harus sekarang?
Pemilik iris batu zamrud itu tak ingin menyalahkan kedua orang tuanya karena jatuh cinta dengan kaum yang berbeda. Ia malah bersyukur memiliki orangtua yang selalu menyayangi dan merawatnya dengan baik. Tapi sekarang kasih sayang itu sudah tidak dapat ia rasakan lagi.
Mereka sudah tiada.
Kejadian malam itu menyisakan puing-puing dendam di hati seorang Midorima Shintarou.
Ia benci orang-orang itu.
-Flashback off-
Midorima hanya bisa menghela napas saat mengingat kejadian lampau itu. Orangtuanya bukanlah mafia, keluarga Midorima hanyalah pengusaha besar yang sudah menjalin hubungan dengan para mafia dari beberapa generasi sebelumnya.
Setelah kejadian malam mengenaskan itu, ia memutuskan untuk membangun rumah di tengah kota dan mendirikan perusahaan baru tanpa ikut campur dalam dunia mafia.
Midorima memutuskan untuk tidak mengungkit lagi kejadian itu. Ia lebih memilih untuk menutupi sejarah kelam keluarganya. Midorima bahkan berani membayar mahal kepada media massa untuk melancarkan aksinya ini. Dan kisah keluarga Midorima pun berangsur hilang dikikis waktu.
'Tok tok'
Takao masuk ke kamar Midorima setelah mendapat seruan 'masuk' dari sang tuan kamar.
"Ada apa Takao?"
"Apa kau sibuk Shin-chan?"
"Katakan keperluanmu"'Apa dia selalu dingin seperti ini?' Batin Takao.
"Err itu... d- dari kemarin aku memakai baju yang sama, bahkan pa- pakaian d- dalam pun--"
"Hari minggu kita belanja-nanodayo"
"Eh? Tapi Shin-chan, aku tidak ingin merepotkanmu"
"Itu bukan apa-apa"
"Hountou??"
"Hm"
"Uh, arigatou!!"
Cengiran lebar penuh kehangatan ditunjukkan oleh pemuda raven itu.Deg
Deg
Deg
'Kenapa jantungku berdetak dengan abnormal begini-nanodayo?!'
--
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Haima
Fanfiction⚠WARNING BL⚠ Pertemuan tidak disengaja berujung pada terikatnya dua insan untuk selamanya. Benarkah begitu? Mungkin tidak jika kebenaran yang sesungguhnya terungkap. Pairing: MidoTaka ⚠Yaoinya nyrempet 18+⚠