6

6.2K 296 19
                                    

Minggu, hari yang sering ditunggu oleh para pekerja maupun para siswa remaja. Hari dimana mereka khususkan untuk bersenang-senang, bersantai, bercengkrama, maupun melakukan kegiatan lain yang bisa merefresh otak dari kegiatan monoton yang mereka jalani selama satu minggu penuh. Hari ini pun menjadi hari yang sangat ditunggu oleh Takao Kazunari. Hari dimana perasaannya dipertaruhkan. Ia akan jalan-jalan berdua dengan Midorima. Bukankah itu berarti mereka kencan? Namun segelintir pikiran membatasi perasaan itu dan menimbulkan keraguan besar pada diri pemuda beriris abu dan poni belah mirip bang ripai di fandom sebelah.

Takao nampak mondar-mandir di dalam kamar pinjamannya. Raut muka gelisah tercetak jelas disana. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Takao"
"Eh?"
Dan karena terlalu sibuk berpikir, Takao sama sekali tidak merasakan kehadiran Midorima yang sudah berdiri di ambang pintu entah sejak kapan.

"Apa yang kau lakukan? Kau membuatku menunggu terlalu lama-nanodayo"
"Gomenn, kalau begitu ayo berangkat"

Dua vampire beda jenis itu pun berangkat menuju tempat tujuan sesuai rencana mereka, mall. Ramai tentu saja, ini kan hari minggu. Banyak orang berlalu-lalang membeli kebutuhan pokok atau hanya sekedar berekreasi di tempat ini.

"Kita langsung ke area pakaian pria saja-nanodayo"
"Kau tidak mau berjalan-jalan dulu denganku?"
"Tujuan kita kesini bukan untuk jalan-jalan, Takao"
"Ku pikir hari ini akan jadi kencan pertama kita"
"Kita sedang tidak kencan-nanodayo, lagian kenapa aku harus kencan denganmu?"
"Hidoi naa... Shin-chan"

Takao merengut, tapi ia tetap saja menuruti perkataan Midorima. Sesampainya di area pakaian, mereka atau lebih tepatnya hanya Takao, langsung memilih-milih pakaian yang sekiranya ia suka.

"Aku harus beli berapa Shin-chan?"
"Terserah kau saja-nanodayo"
"Kalau begitu, ku beli saja semuanya" Gumam Takao mencibir.
"Hah?!" Sepertinya gumaman itu terlalu keras untuk mengelabui pendengaran Midorima. Alhasil Takao hanya cengar-cengir watados saja.

--

"Kenapa aku yang harus bawa belanjaanmu-nodayo?"
"Kan sebagai calaon suami yang baik"
"Yang benar saja-nanodayo"
"Hehe, aku pergi ke toilet dulu, setelah itu aku yang bawa belanjaanku sendiri oke?"

Mendengus, Midorima pun mendudukan diri di salah satu kursi yang disediakan untuk tempat peristirahatan para suami yang menunggu istrinya berburu belanjaan, atau diskonan/?
Sedangkan Takao sudah ngacir ke kamar mandi terdekat.

"Huft leganya~"
Langkah Takao yang hendak melenggang dari kamar mandi terhenti.
"Jefe, lo encontramos"

'Siapa?' Batin Takao menerka tiga sosok pria yang berdiri tegap dengan salah satunya yang sedang berbicara melalui ponsel.
'Siapapun mereka, ini pasti bahaya' kesimpulan pun ditarik oleh Takao. Ia harus segera pergi dari sana.

"Bueno, lo atraparemos"
Setelah mengatakan itu pada orang diseberang telepon, ia berbicara sesuatu pada rekannya membuat mereka bergerak mendekati Takao.

Namun sebelum masalah menjadi semakin runyam, Takao memanfaatkan tubuh mungilnya untuk dapat lolos dari kepungan mereka bertiga dan lari sekencang-kencangnya menuju area parkir di belakang bangunan mall itu.

Seperti yang bisa kalian tebak, Takao berhasil terkejar dan kembali dikepung. Jelas saja, perbedaan ukuran tubuh yang mencolok sangat merepotkan bagi pemuda raven yang satu itu.

--

'Kenapa dia lama sekali?' Entah sudah berapa kali Midorima melirik arlogi yang bertengger manis ditangannya. Bagaimana tidak? Ia sudah menunggu Takao hampir setengah jam. Memang buang air kecil perlu waktu selama ini? Manusia buang air besar saja tidak sampai dua puluh menit kok.

Menghela napas kasar, Si hijau megane memutuskan untuk menyusul ke kamar mandi dengan kedua tangan menenteng plastik belanjaan yang nampak tidak ringan sama sekali.

Nihil

Tidak ada siapapun di sana. Dan saat Midorima memperhatikan sekeliling manusia di depan toilet, mereka terlihat serius membicarakan sesuatu. Ia pun berusaha mencuri dengar, siapa tau hal ini berhubungan dengan pemuda manis yang berhasil membabunya.

"Dia nampak tergesa waktu keluar dari toilet"
"Iya, dia juga menabrak ku dengan ekspresi kalut"
"Sepertinya pemuda itu sedang dikejar tiga orang berwajah preman itu"
"Kasian sekali, padahal dia pemuda yang manis"
"Tapi kenapa dia tidak meminta tolong dan malah berlari ke parkiran belakang?"
"Parkiran belakang mall ini kan sepi"
"Entahlah mungkin-"

Sudah cukup informasi yang Midorima perlukan. Tidak salah lagi, itu pasti Takao nya. Tanpa ba bi bu, sang iris emerald pun langsung memacu langkahnya dengan tergesa menuju tempat yang dibicarakan oleh kerumunan remaja perempuan tadi.

Setelah sampai di tempat tujuan dengan napas terengah-
'Sraak'
Kantung belanjaan yang dari tadi menggelayuti kedua tangan Midorima terjatuh begitu saja. Ia sungguh tak percaya dengan apa yang sekarang dilihatnya.
"Tidak... Takao..."

--
Tbc

Udah ah capek :"v

HaimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang