Hari ini sungguh melelahkan bagi Midorima. Ia kembali di sibukkan dengan survei proyek di luar kota. Untung saja CEO Shuutoku itu baru saja merekrut asisten baru hingga ia tidak perlu lembur dan dapat pulang di sore hari.
Midorima mendudukkan dirinya dengan kasar ke sofa sesaat setelah ia menginjakkan kaki di ruang tengah. Takao tidak menyambutnya, mungkin karena vampir pureblood itu sedang mandi, mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi.
Pikiran pemilik iris emerald itu jadi melayang kemana-mana hatinya senang saat mendengar lantunan nyanyian yang tidak terlalu jelas milik Takao. Ia jadi membayangkan bagaimana cara mandi Takao dan juga bagian tubuh mana yang sekarang sedang pemuda manis itu bersihkan. Pemikirannya mungkin akan menjadi semakin liar jika saja tidak terdengar dering telpon yang asing menginterupsi.
'Ponsel Takao? Kenapa dia meninggalkannya di sini? Aku jadi teringat belum sempat memintainya nomor ponsel-nanodayo'
Midorima terganggu dengan dering yang tak jua berhenti. Ia pun mengambil ponsel itu dan membaca nama yang tertera di sana.
'Okaa-san? Ibunya Takao? Mungkin tak apa kalau aku angkat-nanodayo'
Sang hijau megane menggeser ikon telepon untuk menerima panggilan itu. Dan sebelum ia sempat mengucapkan sepatah kata pun, pihak di seberang sana langsung menghujaninya dengan rentetan kalimat.
"KAZU-CHAAANNN!! Kenapa kau tak langsung angkat telepon dari Kaa-san hah?!"
"Mentang-mentang sudah ada Shin-chan mu itu, kau melupakan Kaa-san?"
Midorima terkekeh tanpa suara saat mendengar curhatan tak berdasar dari calon mertua/?
"Jika kau lupa, alamat rumah mu itu di distrik pinggir kota, blok 9, nomor 161. Pulanglah sesekali untuk menengok Kaa-san mu ini!!"
"Jangan kau sibuk pacaran saja di sana! Walaupun Kaa-san yang merestui perjodohan kalian tapi kau tetap harus ingat bila kau adalah salah satu penerus keluarga Takao, mafia pureblood yang akan melindungi jepang dari serangan mafia asing! Terutama gembong mafia Escobar sialan itu!"
"Kazu-chan? Kenapa kau diam saja? Eh, sudah jam segini. Kaa-san mau menyiapkan makan malam. Jaga dirimu baik-baik, jaa"
'Tut'
'Apa?! Apa yang tadi dia bilang-nanodayo?!'
Midorima terperangah dengan segala yang diucapkan oleh ibunya Takao. Ia kembali meletakkan ponsel Takao ke atas meja. Rahangnya mengeras menahan amarah.
'Dia mafia pureblood dan... kami dijodohkan-nodayo?! Apa maksudnya ini?!?'
"Shin-chan? Okaeri, tumben kau pulang sore"
Sapaan dari Takao yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk hanya dibalas oleh angin lalu. Ia pun menyentuhkan tangannya lembut di pundak pujaan hatinya untuk menyadarkan bila saja Midorima sedang melamun atau yang sebagainya.'Plakk'
Namun, bukannya mendapat balasan sapaan, tangan pemuda raven itu ditampik dengan kasar. Bahkan handuk yang tadi ia pegang jatuh karena keterkejutan.
"Shin-chan? Ada apa denganmu?!"
"Ada apa denganku? KAU TANYA ADA APA DENGANKU-NODAYO?!!"
Midorima berdiri dari duduknya dan menatap nyalang Takao yang bergetar takut di depannya.Takao bingung. Ia tidak mengerti. Midorima belum pernah semarah ini sebelumnya. Bahkan saat dulu ia menghentikan laju mobil Midorima maupun saat Midorima tau kenyataan bahwa ia adalah seorang pureblood. Ini adalah kali pertamanya Midorima membentak keras Takao. Bahkan sampai melemparkan tatapan nyalang penuh dendam padanya. Kenapa Midorima bisa jadi semurka ini?
"Sh-- Shin-chan?"
"Kenapa kau selalu berbohong padaku Takao?!"
"A-apa?"Mendengus kasar, Midorima mengambil ponsel Takao dan menyodorkan pada sang empunya.
"Ibumu tadi menelpon-nanodayo"
"Kaa-san? Masaka..."
"Aku sudah tau semuanya-nanodayo. Sebenarnya apa tujuanmu?! Apa tujuan kalian?! Apa kalian ingin memperbaiki citra kalian dengan mendekatkanku kepada salah satu dari kalian?! Apa kalian menyesali perbuatan kalian di masa lalu kepada keluargaku?! Atau kalian hanya ingin menghancurkanku untuk kedua kalinya?!!"'Apa? Tidak!! Aku tidak punya tujuan seperti itu!'
Dalam hati Takao menjerit. Ia ingin membalas tuduhan beruntun yang diberikan oleh Midorima. Tapi lidahnya kelu. Tak ada satu kata pun yang terucap dari mulutnya yang sudah terbuka. Ia tidak bisa memberikan pembelaan diri. Ia sendiri tidak tau apa tujuan ibunya menyuruh untuk mendekati Midorima. Ia hanya menjalankan perintah. Takao merutuki betapa bodohnya dirinya tidak bertanya kala itu."Aku kecewa-nanodayo. Apa rasa cinta yang kau katakan juga hanyalah kebohongan?! Selama ini kau hanya pura-pura?! Dasar penipu!!"
Takao menunduk. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Midorima menuduhnya penipu. Mungkin memang benar Takao tidak mengatakan latar belakangnya pada Midorima. Tapi meragukan perasaan cintanya adalah hal yang tak lagi bisa ditolelir oleh hati Takao. Tangis tanpa suara tak lagi terbendung. Takao sakit. Hatinya sakit.
"Kenapa kau harus kecewa? KENAPA?!! Kau bahkan tak pernah sekalipun mengatakan kalau kau cinta padaku!!!"
Midorima terdiam. Ia bahkan hanya bisa menatap kepergian pemuda manis yang telah mengisi harinya selama ini. Tubuh Midorima merosot terduduk di lantai marmer yang dingin kala pintu rumahnya tertutup dengan kasar. Rasa lelah dan amarah meninggalkan sosoknya sendirian tenggelam dalam penyesalan.
--
TbcBesok UN, doain author diberi kelancaran, kemudahan, dan hasil yang memuaskan ya...
Bukannya belajar malah update wattpad?
Nulis di sini kan sekalian belajar b.indo😇Sankyu
See you next chap💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Haima
Фанфик⚠WARNING BL⚠ Pertemuan tidak disengaja berujung pada terikatnya dua insan untuk selamanya. Benarkah begitu? Mungkin tidak jika kebenaran yang sesungguhnya terungkap. Pairing: MidoTaka ⚠Yaoinya nyrempet 18+⚠