Terdapat 2 orang lelaki yang sedang fokus dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing didalam ruangan serba putih itu.
Kris, orang yang saat ini duduk dipinggir ranjang lelaki yang sedang dalam pengaruh obat tidur itu hanya bisa menunduk sembari menatap mata tertutup dari lelaki yang dengan damainya tidur diatas ranjang rumah sakit itu. Tidak ada hal lebih yang dia lakukan selain menatap mata indah yang tertutup rapat seakan enggan untuk melihat dunia fana ini.
Sehun, lelaki yang saat ini memegang surai nya sambil menunduk hanya bisa menghela nafas sedari tadi, pasalnya ia sedikit kesal karena kris lebih dulu mengambil tempat disamping suho dan itu membuat nya terpaksa harus duduk disofa dan enggan menatap lelaki yang lebih tinggi darinya itu. Panggilan kantor bahkan panggilan luhan dia abaikan sedari tadi, pikirannya berkecamuk. Apa yang harus dia lakukan? Suho sedang mengandung anaknya dan dia masih sangat mencintai kekasihnya luhan. Jujur dia ingin suho tetap tinggal, dia tidak tahu apa alasannya, hanya saja hatinya berkata untuk tidak menandatangani surat perceraian yang diajukan istrinya 2 minggu belakangan ini.
"Eughh" lenguhan kecil itu sukses memecahkan keheningan diantara dua lelaki yang sedari tadi sibuk dengan pemikirannya masing masing
"Su-suho?" panggil kris
"H-hyung? Ak-aku dimana?" suho berucap lemah
"Kau ada dirumah sakit. Tunggu sebentar, akan kupanggilkan dokter" ucap kris dan langsung meninggalkan suho.
Sehun hanya bisa menatap interaksi kedua orang itu, suaranya seperti tercekat bahkan hanya untuk sekedar menyapa suho.
Ketika kris pergi, dia bahkan tidak membuka suaranya sama sekali. Terserah kalian ingin mengatakannya pecundang, tapi dia benar-benar tidak bisa mengeluarkan suaranya.
"Se-se..hun shi? Apa itu kau?" suho yang tidak sengaja melihat kearah samping terkejut dengan kehadiran sosok suaminya.
"Y..ya i..ini ak-aku" sehun meruntuki dirinya yang menjawab pertanyaan suho dengan suara gemetar
"Bisa kita berbicara?"
"Ten-tentu saja"
Sehun mendekat kearah ranjang suho, dan mulai duduk di tempat kris sebelumnya.
"Kau tahu aku mencintaimu bukan?"
Deg
Sehun tidak percaya sensasinya luar biasa ketika suho mengucapkan 5 kata itu dari bibirnya.
"Aku memang mencintaimu sehun shi, tapi aku tidak bisa memaksakan mu untuk mencintaiku, aku tau kehadiranku cukup menyusahkan bagimu, oleh sebab itu aku mengajukan surat perceraian untuk mu, aku melakukan ini agar kau dapat terlepas dan bisa hidup bahagia bersama luhan"
Sungguh, suho sungguh ingin menangis saat ini, tapi ini mungkin adalah cara yang tepat agar sehun mau menyetujui surat perceraian itu.
"Bisa kita tidak membahas itu saat ini?" sehun benar-benar ingin menolak dengan tegas semua yang dikatakan suho tadi.
"Aku hanya tidak ingin kau terbebani se..."
"AKU TIDAK PERNAH MENGATAKAN AKU TERBEBANI OLEH MU KIM SUHO!" Sehun membentak suho, dia sudah muak dengan semua kata membebani, terbebani, atau apalah itu.
Suho tertegun dengan ucapan sehun, dia benar-benar tidak habis pikir. Apa maunya sehun sebenarnya?
Cklek
Pintu terbuka, menampilkan kris dan juga dr.zhang yang selama ini merawat suho.
"Syukurlah kandungannya baik-baik saja" dr.zhang menghela nafas setelah selesai memeriksa keadaan suho.
"K..ka..kandungan?" suho mulai terbata. Kandungan? Apa maksud dokter itu?! Aku mengandung?! Hahaha lucu sekali ini.
Kris, sehun, dan juga dokter zhang hanya bisa terdiam melihat keterkejutan suho. Mereka mewajarkan reaksi suho tersebut mengingat dia seorang lelaki yang mustahil untuk mengandung.
"Kenapa kalian diam?! Dok, bisa jelaskan perkataan anda tadi?"
"Suho shi... Tuhan sayang padamu, dia memberimu kelebihan untuk dapat mengandung"
Suho tidak tau harus mendeskripsikan perasaannya bagaimana, dia senang sekaligus tidak percaya. Jadi kalau dia sudah mengandung berarti ini anak sehun?! Tidak tidak... Tidak lelaki itu lagi! Padahal sedikit lagi suho akan terlepas dari dirinya.
Suho menggeleng, kemudian tersenyum tidak percaya menatap dr.zhang
"Ti-tidak, itu tidak mungkin dok! Kau sedang bercanda kan!"
"Tenangkan dirimu suho shi, kau akan menyakiti bayi mu jika kau stres" dr.zhang berusaha menenangkan suho, suho menoleh kearah kris
"Hyu..hyung" lirih suho sambil menggeleng, kris sangat tidak tega melihat wajah menyedihkan suho, dia kemudian mendekat kearah suho dan kemudian suho langsung memelukkan dengan erat
"Di..dia ber..bercanda kan hyungg?" suara suho bergetar dalam dada bidang kris
"Kumohon tenangkan dirimu suho" kris berusaha menenangkan adik kelasnya itu dengan mengusap kepalanya halus.
Sehun yang seperti tidak dianggap disitu hanya bisa menundukkan kepalanya, dia ingin sekali menenangkan suho saat ini, apalagi suho sedang mengandung anak nya, ya itu anak nya!
"Kau harus berbicara dengan sehun hmm" kris menarik suho dari pelukannya kemudian memindahkan tangannya untuk mengelus punggung mungil lelaki itu.
Suho refleks menggeleng dengan keras yang berhasil menohok hati lelaki yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi antara dua orang itu.
"Suho.. Kau harus, aku akan pergi membeli makanan kesukaan mu. Kau lapar kan?" kris mengacak rambut suho sambil tersenyum menenangkan.
"Kumohon hyung... Jangan tinggalkan ak.."
"Suho..."
Bukan. Itu bukan kris melainkan lelaki pucat yang sedari tadi hanya diam akhirnya memberanikan diri untuk angkat bicara, walaupun hasilnya dia mengeluarkan nada lirih.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Tie The Knot (END)
Fanfiction[SELESAI] Kupikir sesuatu yang sakral seperti pernikahan tidak seharusnya dibercandakan Hunho✔ BxB✔ Kalo gasuka mending jangan di baca by