Chika menghempaskan tubuhnya ke atas kasur nya. Tubuhnya terasa lelah, seharian penuh dipenuhi drama.
Dipeluknya boneka Hello Kitty besar yang ada di sebelah nya dengan erat, menyalurkan rasa letihnya.
Kini diambilnya diary pink nya, dan mulai membiarkan bolpoinnya menari di atas kertas, berjalan dengan kemauannya sendiri, menulis nulis kejadian demi kejadian satu hari ini.
Chika memang lah tipikal orang yang menuangkan keluh kesahnya, kebahagiaannya, aktivitasnya hanya di diary, tiada hari tanpa diary mungkin itulah semboyan yang cocok untuk seorang Chika.
Selain karena tidak ada seorang teman untuk curhat, Chika juga hanya mempercayai diary pink lucu satu satu nya ini.
Karena terkadang, jika kita bercerita dengan manusia, bisa saja cerita itu suatu saat akan dibuat menjadi kelemahan kita.Tibalah dia menuliskan kejadian di restaurant radi, dia teringat akan sosok David dan masa lalu nya. Pikirannya kembali terngiang ke masa itu.
💕💕💕💕💕
Flashback on
Chika POV
Saat aku berumur 8 tahun, aku merengek karena mama mau pergi ke luar kota untuk seminggu ke depan, aku tidak mau ditinggalkan.
"mama... Chika gak mau sendiri" rengek ku kepada seseorang yang akan meninggalkan anak bungsunya."siapa bilang Chika sendiri, Chika nanti mama titip sama teman mama, tante itu orangnya baik kok." ucap Mama.
"tapi Chika gak kenal"
"kalau dikenalkan, pasti kenal Chika."
"tapi Chik-" ucapan ku terpotong sebelum akhirnya mulutku dibekap oleh mama.
"harus mau" tegas Mama yang membuat siapapun harus menuruti permintaan nya segera saat itu juga.
Aku hanya bisa meneteskan air mata pasrah.
***
Tibalah kini kami di sebuah rumah besar berwarna putih.
Satpam pemilik rumah itu pun membukakan gerbang untuk mobil kami masuk."hai... Sapa seorang wanita berusia sebaya mama, mungkin dia adalah pemilik rumah besar nan mewah yang ada di hadapan ku sekarang.
"hai Margaret...." balas sapa Mama dengan cipika cipiki.
"jadi aku mau nitip gadis kecil ku untuk satu minggu di sini." ucap Mama to the point."iya iya... Boleh kok.. Kebetulan dia ada teman di sini juga. Bentar ya.. Biar aku panggilkan."
"Deeeevv...... " teriak Tante yang aku tahu namanya tante Margaret, memanggil seseorang, mungkin anaknya, yang jelas kata nya dia (akan menjadi) teman ku di sini.Yang dipanggil pun menampakkan diri turun dari tangga, seorang anak laki laki berusia sekitar 1 tahun diatas ku.
"Dev... Kenalin ini teman mama, Tante Lucya."
Yang disebut Dev itu pun menyalim Mama.
"dan ini putri tante Lucya, Chika, cantik kan." Ucap tante Margaretha memperkenalkan ku kepada anaknya.
Apa? Cantik? Haha... Setiap orang pasti akan mengatakan itu agar membuat orang nyaman, dengan pujian. Iya hanya formalitas bisa dibilang.Dev pun menjabat tangan ku begitu pun sebaliknya.
"Chika akan tinggal sama kita selama seminggu Dev. Karena tante Lucya ada urusan kerjaan." jelas tante Margaretha sambil mengelus pelan rambut ku.
Sementara Dev hanya mengangguk acuh.
"oke, kalau begitu, aku pergi dulu ya Mar... Pesawat nya berangkat setengah jam lagi. Makasih banget ya..." ucap Mama kepada tante Margaretha. Lalu bercipika cipiki.
"dada sayang." mengecup kening ku.
Mama melambaikan tangannya dan berlalu pergi.
Buru buru. Selalu seperti itu. Mungkin dalam hidupnya karir adalah peringkat pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Triangle
Fiksi RemajaCinta Segitiga... Cinta yang rumit... Bahkan dapat memisahkan hubungan persahabatan karenanya. Tapi kebanyakan orang lebih memilih cinta dibandingkan persahabatan. Cinta yang menyakitkan dibanding sahabat yang menguatkan. Dan pada akhir...