kedua

4.6K 588 7
                                    

Sudah hampir jam 10 malam dan Arjun masih berada di perjalanan dengan motor pinjamannya. Dia tidak menggubris pesan-pesan dari Raihan yang menyuruhnya cepat mengembalikan motor itu. Salah siapa Raihan menahan motornya sampai sebegini lama. Arjun jadi tidak bisa leluasa untuk pergi ke mana pun.

Di depan sana dia melihat ada penjual martabak. Arjun jadi teringat kepada adik dari Raihan. Dia jadi berhenti dan membeli seporsi martabak manis. Setidaknya dia ingin mengucapkan terima kasih karena sudah meminjamkan motor. Apalagi dia juga sudah mengacak-acak kamar kedua kakak beradik itu. Yah, anggap saja itu ucapan terima kasih dan permintaan maaf.

Arjun sampai di asrama yang sudah terlihat sepi. Dia memarkirkan motor Alifian di tempat semula.

"Bang Raihan?" Panggil Arjun sambil mengetuk pintu kamar Raihan. "Udah tidur belum?"

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Alifian dengan wajah mengantuknya. "Ada apa lagi?"

Arjun mengangkat kunci motor ke hadapan wajah Alifian. "Kunci motor lu."

Alifian menghela nafas. Dia segera merampas kunci motornya itu.

"Tunggu!" Arjun menahan pintu kamar yang akan Alifian tutup. Dia menyerahkan bungkusan yang berisi martabak manis. "Makasih."

"Buat kamu aja."

"Kenapa? Takut gendut makan malem-malem?"

"Bukan. Kak Raihan tuh lagi nginep di tempat temen. Jadi ga bakal habis. Lebih baik kamu aja yang makan."

Arjun mengendikkan bahu. Dia mendorong pintu kamar itu dan menerobos masuk.

"Aku belum ngijinin kamu masuk ya!" Kata Alifian yang sudah melihat Arjun duduk di lantai.

"Sini!" Arjun menepuk nepuk lantai di sebelahnya. "Gue temenin makan kalo gitu. Lu tuh ga boleh nolak rejeki tau."

Alifian menghela nafas. Dia ikut juga duduk di sebelah Arjun. "Kenapa ga di bawa ke kamar kamu aja sih? Kasih ke temen sekamar kamu."

"Palingan dia juga udah tidur. Di makan dong! Ga usah malu-malu sama gue."

Alifian ngeliatin Arjun yang emang daritadi udah makan martabak manis rasa pisang keju cokelat yang dibawanya.

"Heh, ntar habis loh."

"Kan tadi aku bilang juga ga mau. Makan aja sendiri!'

"Minta disuapin?"

Alifian mendengus kesal. Dia langsung ngambil sepotong martabak yang ada di depan dia.

"Oh ya nama lu siapa tadi?"

"Alifian."

Arjun ngangguk-ngangguk. "Ali? Fian?"

"Fi aja."

"Gue Arjun. Kamar gue ada di depan lu tuh."

"Ga tanya."

Arjun justru ketawa waktu mendengar jawaban dari Alifian. Kesan pertamanya pada Alifian ini selain emang polos ternyata juga jutek.

"Bang Rai ke mana emang?"

"Kan tadi aku udah bilang di tempat temen."

"Yaelah tanya. Kali aja gue kenal. Di tempat Ical ya?"

Fi menggeleng. Dia malah asyik sendiri makan martabak nya. Sampai tidak sadar belepotan.

"Lu laper ya? Mau gue beliin lagi ga?"

"Engga. Cuma mendadak jadi laper."

"Seriusan nih gue. Anggap aja ucapan terima kasih dan minta maaf karena tadi udah berantakin kamar lu."

Alifian tiba-tiba tersedak. Dia buru-buru berlari untuk mengambil minum. Setelahnya dia membawa botol minumnya dan duduk kembali di sebelah Arjun.

"Maaf aku tadi kaget. Harusnya tadi tuh kamu tanggung jawab sebelum pergi."

"Iya maaf Fi, gue kan tadi bilang buru-buru. Jadi gimana nih, mau ga?"

"Mau nyogok?"

Lagi-lagi Arjun ketawa yang malah dapat pukulan dari Alifian.

"Ketawa mulu ya, balik sanah!"

"Gimana kalau gue nginep sini aja? Paling juga udah dikunci kamar gue sama si Gun."

"Enak aja! Sana kamu balik ke kamar!"

"Kenapa sih? Sesama cowok kok. Lu malu? Atau lu suka sama cowok?"

"Gblk sia! Kalaupun aku suka cowok ga bakal juga tertarik sama kamu Jun."

Arjun ketawa aja. Baru pertama kali ini dia ngerasa kaya ditolak. Padahal belum juga mulai nge-gebet.

"Gue juga ga suka cowok kok. Tenang aja sih Fi. Gapapa kan?"

"Kamu tidur di ranjang kak Raihan. Awas aja kalo tidur nya berisik!"

Arjun mengangguk. Dia langsung ngejatuhin tubuhnya ke ranjang milik Raihan. Tidak lama dia udah tidur.

Sekitar jam setengah 3 pagi, Arjun kebangun. Dia melihat Alifian yang tidur menghadapnya. Lama-lama Arjun jadi perhatiin wajah Alifian itu yang masih pules. Tidak lama sudut bibirnya terangkat ke atas. Arjun senyum melihat wajah Alifian.

Arjun langsung ngebalikin tubuh jadi ngebelakangin Fi. Tiba-tiba dia ngerasa ada yang aneh pas ngeliat Fi itu yang dia juga tidak tau apa. Arjun tidak ambil pusing dan lanjutin lagi  tidurnya.

Fall || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang