Melepas Kerinduan

97 6 2
                                    

Author pov

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh" ucap bunda sembari mengetuk pintu rumah

"Kreet"  pintu terbuka dan...

"Kak Fathiyyah udah pulang? Kenapa ga bilang Farhanah kalau kakak pulang? Dan kenapa bunda aja yang jemput Ana? " Tanya Farhanah bertubi-tubi sembari memeluk Fathiyyah dengan erat. Hafshah, hanya bisa menggelengkan kepala dengan sedikit terkekeh karena ulah Farhanah yang sangat manja kepada anak sulungnya, Fathiyyah.

Fathiyyah hanya bisa tersenyum ketika meilhat tingkah adiknya yang begitu manja...

"kalau nanya itu satu satu dong dek... Kalo bertubi-tubi begitu bingung kakak jawabnya yang mana dulu... Gih, masuk dulu sama bunda... Mandi, dan jangan lupa shalat dhuha..." ucap Fathiyyah layaknya Hafshah, bundanya kalau mengingatkan

"Aye aye captain" ucap Farhanah dengan mengisyaratkan tangannya sebagai isyarat hormat dan segera masuk ke kamarnya...

Fathiyyah dan Hafshah, hanya bisa terkekeh melihat tingkah si bungsu super tanggap...

"Makasih ya Thiya... Bunda agak lama ya ninggalin kamu?" Tanya Hafshah pada Fathiyyah

"Nggak kok bunda... Gapapa, kan udah kewajiban Thiya buat jaga rumah... Lagian, kasian kan kalau Thiya yang jemput Ana, bunda sendirian dirumah... Thiya udah siapin semuanya buat bunda dan Ana... Thiya bawain semua tasnya, bunda mandi dulu ya hehe" ucap Fathiyyah

"Iya nak... Bunda masuk ke kamar dulu ya... " ucap Hafshah, sembari berlalu menuju ke kamar..

Farhanah pov

"Aah... Akhirnya bisa tidur di kasur empuk... Walaupun belum tahu nanti lanjut dimana sih... Hmmm... Yang penting, sampe dirumah dan bisa quality time sama bunda dan kak Thiya" gumam Farhanah tersenyum

"Drrtt... Drrtt..."

Lagi lagi ponselku berbunyi... Tapi, bukan notifikasi chat, melainkan panggilan tak terjawab...

"Yahya? Mau ngapain dia..."

Panggilan masuk: Yahya

Notifikasi handponeku kini tertera panggilan masuk... Aku bingung... Apakah kuangkat atau tidak... Tak biasanya Yahya yang kukenal menelpon perempuan, termasuk aku teman kecilnya... Karena tak enak, kuangkat telepon darinya...

"Halo... Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh" ucapku berhati-hati

"Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh... Ana, apakabarnya?" suara diseberang yang tak lain suara Yahya yang terdengar agak berat

"Alhamdulillah... Baik... Yahya sendiri apakabar?" tanyaku sedikit agak formal karena takut salah ucap

"Alhamdulillah baik... Gausah sok formal lah kamu haha... Kayak ke siapa aja... " ucap Yahya dengan santai

"Ya Rabb... Bagaimana aku bisa santai, sedangkan aku tumbuh remaja, begitupun Yahya... Tak biasanya dia begini... Ada apa ya? " gumamku sedikit khawatir

"Ana... Kamu denger ga aku ngomong apa tadi" ucapnya, yang membuatku terhenti dari lamunanku sejenak

"Aah... Iya denger kok denger hehe" ucapku sedikit cengengesan agar sedikit mencairkan suasana

"Kupikir kamu karena kangen berat sama teman kecilmu ini atau apa haha... Hayoo, ngelamunin aku yaa?" ledek suara seberang yang tak lain suara Yahya...

"Kamu ni... Aku baru juga pulang... Udah jail aja ya... Kupikir Yahya akan berubah... Sayangnya tidak" ucapku sedikit sarkasme karena mau membalas kepedeannya yang tingkat tinggi

Aku dan Sepanjang PerjalanankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang