.
.
.
Sang mentari mulai kembali masuk ke peraduannya secara perlahan. Menikmati sore mereka di taman sangat menyenangkan.DRTT DRTT
Suara getaran ponsel berhasil memecahkan keheningan keduanya.
"Ar hp kamu bunyi tuh, angkat gih" suruh Alenna dan mendapat anggukan dari Arsen.
Arsen menjauh menatap layar ponselnya untuk melihat siapa penelfonnya.
Tante Ara.
Nama itulah yang tertera. Segera Arsen angkat panggilannya.
"Hallo Tante, ada apa?",
"Emm gini Arsen tante mau minta tolong jaga Alenna seminggu ini ya? Tante ada urusan ke luar negeri, bisa?",
Arsen nampak berpikir. Shivi tak mungkin memberikannya waktu perpanjangan kan? Apalagi sampai satu minggu. Tapi ia tak mau mengecewakan Ara.
"Arsen? Tolong ya? Tante juga nggak tega harus biarin dia sendirian terus di rumah, makannya tante minta tolong kamu. Bisa?",
"I..iya bisa tante",
"Yasudah makasih ya Arsenn. Tante tutup dulu ya? Sekali lagi makasih Arsen",
"Iya sama-sama Tan".
Ara memutuskan sambungan lebih dulu. Harus apa sekarang Arsen? Tapi kenapa dengan bodohnya Arsen mengiyakan keinginan Ara? Arsen bodoh!.
Tanpa berkata lagi Arsen kembali menemui Alenna dan berniat mengajaknya makan malam lebih dulu sebelum pulang.
"Siapa?" tanya Alenna saat Arsen baru saja kembali,
"Tante Ara",
"Tante? Kenapa?",
"Tante kamu ada urusan luar negeri kan? Jadi minta tolong aku buat jaga kamu",
"Ohh iya katanya tante mau pergi, urusan kerjaan katanya. Tapi kamu juga nggak perlu jagain aku juga nggak papa",
"Bahaya. Anak kecil kayak kamu harus dijaga, entar ilang" kata Arsen setengah bercanda dan setengah lagi serius sambil menoel hidung mancung Alenna.
Alenna hanya memasang cengiran kudanya.
"Kita makan dulu ya sebelum pulang?" ajak Arsen mendapat anggukan semangat dari Alenna.
•••
Tempat makan Jepang yang kali ini mereka pilih. Memesan dua porsi ramen pedas dan tak lupa sushi.
Dan restoran itulah yang menjadi saksi tempat Arsen pertama kali tertawa dengan lepas melihat wajah Alenna yang kepedasan disertai dengan omelan Alenna yang tak terima ditertawakan.
"Iya iya nggak ketawa lagi. Yaudah habisin itu ramennya" ucap Arsen menghentikan tawanya,
"Enggak ah, udah kenyang" tolak Alenna setelah meneguk habis minumannya,
"Kenyang apa kepedesan?",
"Dua-duanya, udah puas? Brisikk! Ga usah ketawa lagi" protes Alenna melihat wajah mengejek ala Arsen
"Iya iya serius nih nggak ngetawain lagi, udah kok" kata Arsen sambil tersenyum dan mencubit pelan pipi Alenna.
Aishh ini benar-benar membuat Alenna malu. Apa Arsen tak tahu kalau ini tempat ramai dan seenak jidatnya ia malah berpacaran dengan Alenna. Kalau jomblo lihat kan bahaya, kasian.
Setelah menghabiskan semua makanan dan minuman, tak lupa mereka membayar dan segera pulang karena melihat wajah mengantuk Alenna.
TINGG
![](https://img.wattpad.com/cover/159727856-288-k830902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Devil || Completed✓
Teen FictionDevil? Penyiksa yang tak pandang buluh laki-laki maupun perempuan, tua atau muda. Dialah Arsen Casanova. Psikopat? Bukan. Menyiksa adalah suatu kebahagiaan untuk melampiaskan emosinya. Saat cinta pertamanya datang, akankah dia menyiksanya? Atau tak...