Cerahnya cahaya matahari yang masuk ke kamar Alenna berhasil mengusik nyenyaknya tidur gadis itu. Berulang kali Alenna mengubah posisi tidurnya agar tak terkena cahaya silau yang mengganggu.
"Alennaa bangunnn.... Arsen udah tunggu kamu tuh" mendengar ucapan Ara, cepat-cepat Alenna mendudukan tubuhnya dan mengumpulkan utuh kesadarannya,
"Hah? Arsen? Pagi amat?" ,
"Udah jam 8 Alenna, katanya kamu ada kelas jam 9?",
"Iyaa, nanti Alenna turun, mau mandi dulu" kata Alenna dan setelahnya tak terdengar sahutan apapun dari Ara.
Cepat-cepat Alenna turun dari kasurnya dengan mata yang masih tak terlalu fokus dan jalan sedikit sempoyongan.
20 menit berlalu dan kini Alenna siap untuk berangkat ke kampus. Dengan tas punggung yang tak terlalu besar ataupun kecil berisikan beberapa buku dan kotak pensil, tak lupa laptop yang ada di tangannya sekarang. Seperti itulah tiap harinya.
"Arsennn ayokkk" ajak Alenna saat sudah sampai di lantai dasar dan menemukan Arsen yang duduk di ruang tengah.
Terlihat Arsen yang hanya mengangguk dan mengikuti langkah semangat Alenna. Dibelakang Alenna, Arsen hanya tersenyum tiap paginya saat melihat senyum cerah yang terpancar di wajah gadisnya.
•••
Beberapa menit perjalanan sudah ditempuh. Alenna segera turun dari mobil Arsen, namun tertahan sesaat.
"Kenapa?" tanya Alenna menebak kalau Arsen ingin bicara sesuatu, dan benar saja,
"Jangan deket-deket sama cowok diluar sana ya? Aku nggak suka. Hati-hati" mendengarnya membuat Alenna terkekeh singkat, ternyata Arsen masuh se-perotective itu padanya,
"Iya. Ternya masih se-protective dulu ya?" Alenna terkekeh dan setelahnya melambaikan tangan ke arah Arsen lalu pergi menuju kelasnya.
Senyum cerah Alenna tak pernah pudar dari wajah cantik itu. Sangat manis. Bahkan Arsen sering melarangnya untuk senyum di tempat umum, karena tentu saja dapat mengundang para cowok-cowok genit untuk datang.
Tapi seorang Alenna tetaplah Alenna. Ia suka tersenyum. Ia tak mau mukanya terlihat masam dan di cap sebagai orang sombong.
"Udah di bilang jangan senyum terus Alenna" tiba-tiba saja sebuah suara terdengar dari belakangnya, ya dia Arsen,
"Kok tau aku senyum? Kan kamu di belakang aku?",
"Cowok-cowok itu liatin ke arah kamu dan aku yakin kamu lagi senyum kan? Jangan senyum, nanti mereka liatin kamu terus. Aku nggak suka milik aku diliatin orang lain terus-menerus" onel Arsen dan kembali membuat Alenna terkekeh, "kenapa ketawa gitu?" tanya Arsen,
"Enggak papa. Iya Arsenn. Nggak usah segitunya sama aku oke? Aku milik kamu" dan Alenna kembali tersenyum, hanya untuk Arsen.
Arsen membalas dengan senyuman. Dan mereka berjalan ke arah yang berbeda sesuai kelas mereka hari itu.
•••
"Alenna bisa bantu gue buat dekor acara festival tahunan nggak? Ya lo kan anak design gitu" tanya seorang ketua organisasi yang cukup dekat dengan Alenna akhir-akhir ini, namanya Rey,
"Bisa sih",
"Lo selese kelas jam berapa?",
"Jam 11",
"Setelah kelas kumpul di ruang seni bisa?",
"Emm bisa aja, mungkin" jawab Alenna sedikit ragu,
"Kenapa? Nggak bisa ya?",
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Devil || Completed✓
Roman pour AdolescentsDevil? Penyiksa yang tak pandang buluh laki-laki maupun perempuan, tua atau muda. Dialah Arsen Casanova. Psikopat? Bukan. Menyiksa adalah suatu kebahagiaan untuk melampiaskan emosinya. Saat cinta pertamanya datang, akankah dia menyiksanya? Atau tak...