9-Back

4.3K 197 0
                                    

Malam ini Alenna hanya ingin menikmati dinginnya angin malam. Trotoar nampak tak terlalu sepi untuk Alenna jalan sendiri. Masih ada beberapa orang yang berlalu-lalang.

Alenna ingat kalau ia tak boleh pergi tanpa Arsen, itu kata Arsen. Tapi ia rasa tak melanggar aturan Arsen, toh ini hanya jalan-jalan singkat yang tak jauh.

DRTT

Sakunya bergetar. Segera ia ambil ponsel dalam saku celananya.

Arsen. Itulah nama yang tertera.

Kini Alenna bingung harus mengangkat atau tidak. Kalau ia angkat takut Arsen ngamuk, kalau tidak nanti Arsen curiga. Serba salah memang.

Alenna memilih mencari tempat sepi untuk ia mengangkat panggilan Arsen.

"Kenapa lama" suara diujung sana terdengar dingin dan menusuk,

"Gue nggak denger tadi",

"Kenapa nggak denger?",

"Udah lo mau bahas apa? To the point please" Alenna cepat mengalihkan pembicaraan,

"Lo dimana?" Alenna terdiam dengan pertanyaan sakral Arsen,

"Kenapa emang?",

"Lo dimana?" kini Alenna serba salah,

"Ke mini market" jawab Alenna setengah bohong,

"Sendiri?",

"Iyalah",

"Kenapa sendiri? Lo nggak tau diluar sana bahaya",

"Kenapa sih Ar? Gue cuma ke mini market, lagian tempatnya ngga jauh",

"Tapi tetap aja bahaya",

"Ini juga gue dah mau balik, tenang aja",

"Bagus, langsung balik. Kalau udah sampe telfon gue. Balik sekarang!" ucap Arsen terdengar dengan penekanan,

"Yaa".

Telfon dimatikan Arsen. Alenna mendengus pelan. Apa-apaan Arsen protective seperi ini? Ahh Alenna lupa kalau Arsen memang protective.

Disisi lain Arsen sedang menahan rasa khawatirnya yang terus meradang, katakanlah Arsen berlebihan, tapi itu yang ia rasakan. Ia tak mau kehilangan gadisnya lagi.

°°°

Alenna menekan tombol untuk menyalakan lampu merah di penyebrangan. Jalanan memang sudah tak terlalu ramai, tapi tetap saja Alenna ingin aman. Tak banyak orang yang hendak menyebrang dengan Alenna. Salah satunya seorang nenek.

Alenna yang masih tau sopan santun, membiarkan para orang tua menyebrang lebih dulu.

1 langkah...

2 langkah...

TAP...

TAP...

WUZZZ

Alenna memekik kala sebuah mobil melintas tepat didepannya saat menyebrang. Untung saja Alenna belum melangkah lagi, kalau iya entah sudah bagaimana nyawa Alenna.

"Lo ngga papa?" tanya seorang tepat beberapa detik setelah kejadian.

Orang itu nampak berlari menuju Alenna yang masih terdiam ditengah zebra cross sepi, untung jalanan juga sepi.

"Iya nggak papa" Alenna menjawab lemas sambil mengikuti langkah orang itu membawanya menepi.

Bayang-bayang orang itu masih nampak disampingnya. Ayana mendongak.

Protective Devil || Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang