Beijing, Tiongkok
"Ini kita mau kemana Ge?" tanya Alenna saat baru saja melangkah keluar bandara,
"Ke rumah Gege",
"Hah? Rumah lo?" bukan Alenna yang bertanya heboh, tapi Shivi,
"Iya, kenapa emang?" tanya Juan,
"Ma..masalah Ziee gimana?" tanya Shivi dengan wajah cemasnya,
"Mama nggak tau dengan detail kejadian tentang Ziee dan mama nggak mau tau itu, yang mama tau Ziee udah nggak ada. Jadi mama nggak akan seperti gue" jelas Juan membuat Shivi mengangguk.
Shivi menghembuskan nafas lega. Sedangkan Alenna hanya mendengarkan.
•••
Sesampainya mereka di rumah Juan, mereka bertiga langsung masuk kamar yang sudah disediakan. Satu kamar untuk satu orang, keren nggak noh? b aja.
Malam ini mereka berkumpul bersama di ruang makan. Keramaian terjadi disini. Dentingan sumpit dan mangkuk mi terdengar ramai dan tak lupa candaan ayah Juan yang membuat mereka tertawa.
Apa Alenna paham bahasanya? Ya sedikit banyak ia bisa bahasa China. Kalau Shivi? Namanya mantan pacar orang China ya jelas bisa dongg.
"Alenna kamu gimana sama Arsen? Masih jalan kan?" tanya mama Juan,
"Masih tante" jawabnya dengan senyum.
Ada yang perlu Alenna tanyakan sekarang? Kenapa mama Juan tau hubungannya dengan Arsen? Perasaan baru ketemu?.
"Kamu Juan? Masih awet sama Shivi kan?" tanya mamanya dengan antusias.
Hampir saja Shivi menjawab tidak, namun Juan langsung memotong
"Baik ma, masih jalan kok" jawab Juan dan mendapat tatapan tajam dari Shivi.
Semua obrolan berakhir karena makananpun sudah habis. Mereka melanjutkan obrolan ringan sebelum pergi tidur ke kamar mereka masing-masing.
•••
Juan merebahkan tubuhnya di kasur. Tangannya mengeluarkan benda pipih dari saku celananya, ponsel.
"Woyy Arsen!",
"Apa?",
"Gue dah di China, gue dirumah dan besok kita ketemu di resto mama gue",
"Yang mana?",
"Yakali lo lupa resto mama gue, resto mama gue Arsen!",
"Ya lo fikir resto mama lo cuma di Beijing? Resto mama lo nyebar, ya kita meu ketemu yang dimana. Pea banget sih",
"Giliran emosi aja ngomong lo panjang. Kita ketemu yang di Beijing aja",
"Oke",
"Lo dimana?",
"Di LA",
"Hah? Gila lo belum terbang?",
"Ya di China bego!",
"Ya China nya dimana, kota mana bego!"
"Kepo aja hidup lo",
"Tai. Yaudah gue tutup".
Juan menutup sambungan dan menutup matanya untuk mendapat ketenangan dalam tidurnya.
•••
Langit masih sedikit gelap. Namun mata Alenna sudah terbuka lebar. Ia duduk di sofa empuk di samping jendela. Dagunya ia topang dengan tangan kanan dan matanya terus memandang keluar jendela.
TOK TOKK
"Alenna.." suara panggilan dari luar sukses membuyarkan Alenna,
"Bentar" ucapnya sedikit kencang.
Alenna membuka pintu itu dan ternyata Juan.
"Kenapa Ge?",
"Ini diminum" ucap Juan sambil memberikan susu coklat pada Alenna,
"Susu coklat?",
"Iya" Juan mengangguk,
"Thanks Ge" Alenna tersenyum hangat,
"Nanti siang kamu jangan keluar rumah dulu ya?",
"Kenapa Ge?",
"Nggak papa, bahaya",
"Disini penjahat keluarnya siang gitu Ge? Kan biasnaya malem",
"Enggak sih, cuma ya kamu mau ngapain siang siang, kan panas mana kamu anaknya mageran" kata Juan membuat alasan agar Alenna dan Arsen tak bertemu tiba-tiba,
"Hehe iya sih, tapi janjii habis itu ajak Alenna sama kak Shivi main" paksa Alenna,
"Iya janji".
Setelahnya Juan keluar dari kamar Alenna.
•••
Siang yang cukup menyengat disini. Melihat keluar jendela saja sudah membuat Alenna malas keluar, apalagi kalau harus benar-benar keluar. Tapi mau bagaimanapun ia harus selalu berurusan dengan panas.
Alenna keluar kamarnya. Menutup pintu hati-hati. Kakinya melangkah menuju ruang tengah. Nampak ruang tengah yang hanya terisi oleh mama Juan.
Tanpa aba-aba mama Juan menengok dan melambaikan tangannya pada Alenna agar gadis itu bergabung dengannya.
Alenna yang pahampun segera mendekat.
"Gimana tidur kamu? Nyenyak?" tanya mama Juan,
"Nyenyak tente, nyaman",
"Syukurlah",
"Oh iya tan, Juan Gege sama kak Shivi mana?" tanya Alenna tiba-tiba teringat akan dua orang itu,
"Mereka pergi beberapa menit lalu",
"Kemana?" Akenna memicing,
"Ke resto tante",
"Emang restonya dimana?",
"Yaampun Alenna kamu dah lupa resto tante? Mungkin karena kamu udah ga pernah kesini lagi ya?. Kamu mau kesana?" lalu dibalas anggukan semangat dari Alenna,
"Yasudah kamu tolong antar ini ya ke Juan, ini ada petanya juga. Bentar lagi tante harus pergi, dan kebetulan beda arah sama resto, makanya nggak bisa anter. Tenang aja kamu nggak akan tersesat, tempatnya nggak terlalu jauh kok" jelas mama Juan panjang lebar,
"Oke tante, Alenna siap-siap dulu ya?" Alenna langsung kembali ke kamarnya untuk bersiap sederhana
Hanya dengan sedikit polesan bedak dan sedikit olesan lip tint, Alenna sudah siap.
Langkah ringannya membawa Alenna berjalan dengan santai menuju tempat yang terarah di peta. Panas? Rasanya sudah tak sepanas tadi.
Benar, tak terlalu jauh. Alenna menekan tombol yang ada di pinggir pintu kaca besar sehingga pintu itu terbuka.
Langkah cerianya memasuki resto seketika melambat. Entah matanya salah atau tidak. Entah ini mimpi atau nyata.
Alenna kembali melihatnya.
.
.
.
[To Be Continue]Eaakk tbc asek, lama gak gantungin anak orang:v
Yasudah deh tuh ya sekian, selamat menunggu, bentar kok😊
Typo tebas sendiri🌞
Jangan lupa vote dan komen👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Devil || Completed✓
Teen FictionDevil? Penyiksa yang tak pandang buluh laki-laki maupun perempuan, tua atau muda. Dialah Arsen Casanova. Psikopat? Bukan. Menyiksa adalah suatu kebahagiaan untuk melampiaskan emosinya. Saat cinta pertamanya datang, akankah dia menyiksanya? Atau tak...