Haechan selalu berharap jika di sekolah ini tidak ada cowok yang bernama Mark.. Yang selalu bisa membuatnya naik darah meskipun hanya mendengar nama cowok itu disebut..Atau emang Tuhan udah menakdirkan mereka untuk selalu bertemu.. padahal jarak kelas Haechan sama Mark jauh banget..
Iya lah
Haechan itu kelas 11 dan kelas 11 IPA itu ada dilantain dua gedung B.. sedangkan Mark kelas 12 yang ruang kelasnya berada di gedung C.. gedung paling belakang yang jauh dari keramaian karena konon katanya agar mereka bisa konsentrasi untuk belajar.
Haechan sudah lumayan bersyukur hanya bertemu cowok itu jika ada rapat osis atau ada kegiatan yang hanya berhubungan dengan osis.. tapi entah kenapa akhir akhir ini Haechan merasa makin sering bertemu dengan Mark.
Ketemu dikantin gedung A, yang semua orang jelas tahu.. jika yang sering datang ke kantin gedung A itu hanya penghuni gedung B atau anak kelas 10 dan 11 doang, karena jika penghuni gedung C atau anak anak kelas 12 pasti males ke kantin gedung A.. karena jauh.
Dan gedung C sudah punya kantin sendiri. Tapi kenapa dia bisa ketemu Mark disana?
Lalu lapangan Indoor.
Parkiran
Padahal baru kemarin dia meyakinkan pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menganggap keberadaan cowok ngeselin itu.
Tapi baru sehari.. keyakinan itu hancur begitu saja saat tidak sengaja mereka bertemu lagi di perpustakaan.
Pertemuan sebelumnya memang mereka tidak sampai berpapasan..hanya melihat. Atau tidak sengaja bertemu pandang.
Tapi.. saat diperpustakaan..
Karena ini hari Rabu dan Rabu adalah jadwal piket Haechan.. sialnya dia harus mengambil buku paket biologi diperpustakaan.
Awalnya mood Haechan bagus.. sangat bagus malah karena sepanjang perjalanan ke perpustakaan dia dan Jeno sempat bercanda.. membahas snapgram milik Jeno semalam.
"Lu bawa 25 nih. Sisanya gua."
Jeno ngedecak. "Lu 10 doang gitu? Gila ga adil banget."
"Yeu itu mah adil. Kan gua cewek." Saut Haechan sembari menumpuk beberapa buku paket.
"Cewek jadi jadian." Kata Jeno sembari mengurangi tumpukan bukunya dan menambahkannya ke tumpukan buku yang harus dibawa Haechan.
"Si ANYING woy." Teriak Haechan ketika Jeno berlari seraya membawa 20 buku meninggalkan dirinya yang masih didalam perpus.
"Haeley Chandana!!" Haechan berjengit kaget. lalu menoleh. Mendapati sang kesiswaan tanpa tanda apapun tiba tiba sudah berada dibelakangnya. "Kan udah sering bapak kasih tahu. Kamu itu anak gadis. Cewek. Perempuan. Nanti gedean dikit udah bisa disebut wanita. Calon ibu juga. Kok ya bisa gitu loh omongan kamu itu kasar banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNFLOWER [MARKCHAN] END √
Fiksi RemajaKalau gamau digituin.. ya jangan gituin orang !!! . . . 🌞 ❤️ 🦁 . . 🆙 Sabtu ⚠️ GS 🌻 1 januari 2019