Sorry gaes telat Up
"Rusdy?"
Aku terkejut kala melihat orang yang pernah mengisi hati ini tapi dia memilih pergi dariku tanpa alasan yang jelas, sekarang tiba2 dia datang ke rumahku.
"Rif, Aku mau bicara"
Aku muak padanya, akupun tak sedikitpun menghiraukan perkataannya, aku udah terlewat muak sama dia. Atau aku udah benci sama dia.
"Ngomong aja" Jawabku singkat. "Rif, Aku mau kita balikan!"
Apa2in ini tiba2 dia pergi gitu aja, dan sekarang dia tiba2 minta balikan.
"Rus, maaf aku udah gak ada hati sama kamu, dan aku juga udah lupain kamu" jawabku menjelaskan. "Tapi Rif, Aku sayang sama kamu" dia memelas. "Sejak kapan Rus, kamu sayang sama aku, sejak kapan?" aku menyudutkannya. Dia terdiam dan tak menjawab.Terdengar suara langkah kaki menghampiri kita, ternyata itu Mama. "Loh kok gak di suruh masuk Rif temennya?". Aku yang udah muak sama dia, berlalu ke dalam tanpa memperdulikan omongan Mama.Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan di luar, entah Rusdy menjelaskan apa aku juga tidak tau, yang aku rasakan saat ini sangat kacau, Rusdy tiba2 dateng gitu aja dan ngajak balikan juga. Aku ingat kenangan2 manis bersama dia waktu itu.
#Flashback#
"Ehhh Rif liat deh, bintangnya bagus kan?" Rusdy dengan menunjuk ke arah taburan bintang di malam hari. Malam itu kita sedang berada di belakang rumah dia. Halaman belakang yang luas itu penuh dengan hamparan rumput hijau, kita terbaring bersama disana. Melihat indahnya kerlap kerlip bintang.
"Bagus Rus, menurut kamu yang paling bagus yang sebelah mana?" Aku bertanya. "Menurut aku yang palimg bagus dan paling terang sinarnya cuma satu Rif" sambil dia menoleh ke arahku. Aku yang gak paham dengan katanya bertanya lagi "Yang mana Rus?. Yang itu, atau yang itu" sambil menunjul beberapa bintang yang sinarnya lebih terang dari bintang2 yang lain. "Ini disamping aku, ada bintang yang lebih terang yang menghiasi malam di hatiku, kamu bintangnya Rif". Aku tersenyum tak percaya, kemudia dia duduk dan akupun mengikutinya. Tiba2 dia mengambil sesuatu dari saku celananya. Sebuah kalung dengan liontin berhurufkan A, yang artinya Arif. Dia memasangkannya. Aku senang, belum pernah aku di perlakukan seperti ini sebelumnya. "Gimana suka?" aku hanya menjawab dengan anggukan. Kita saling bertatap muka, tanpa sadar kita ciuman, ciuman tanda ada kasih sayang.
Sambil memegang tanganku dia mengucapkan sesuatu di telingaku "Mau kah kamu jadi milikku?" lantas wajahku memerah dan ada tersenyum, lalu aku menjawabnya hanya dengan anggukan. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan padanya, aku tidak bisa merangkai kata2.
Lalu dia mengambil lagi sesuatu dari jaketnya, Sebuah Lollypop?.
"Lollypop?"
"Iya Lollypop"
"kenapa Lollypop?"
"Emang Lollypop ini tidak ada arti spesial, dan tidak ada hubungannya dengan semua ini, tapi Lollypop ini untuk menujukkan sesuatu yang manis"
"Kenapa Lollypop?, permen juga manis, ada banyak juga yang manis selain Lollypop?"
"Karena hanya Lollypop yang selalu menarik perhatian, terlihat manis meskipun tanpa mencicipinya. Seperti kamu, terlihat manis, tanpa harus merasakannya, kamu Ibara Lollypop ini, Manis dan menanrik perhatian".
"kalo gitu aku bikin Diabetes dong Rus?"
"Iya Diabetesnya di hati aku, setiap hari akan selalu besar rasa sayangku padamu" lalu dia mengecup dahiku.
Aku tertegun, Ternyata banyak yang tidak aku pahami dari sebuah Lollypop.
#Flashback end#
***
Senin
10.00 wib
Mata pelajaran hari ini sangat membosankan, ntah kenapa aku jadi gak semangat untuk belajar hari ini, aku masih memikirkan kejadian kemarin. "Eyyy bengong aja nih, lagi mikirin apa sih Rif?" sapa temanku yang sangat menjengkelkan ini Iwan. "Males ahh Wan". Jawabku singkat. "Kuy kita ke kantin masa mau disini aja sih Rif gak bosen apa?" Tanyanya panjang." Tau nih, males amat ya mau gerakin badan Wan" Sambil menyembunyikan wajahku di dalam Tas. "Kamu kenapa? Kamu sakit, kalo sakit aku anter ke UKS aja ya?". Mungkin ide Iwan berguna, apa aku harus istirahat dulu ya di UKS. Akhirnya aku mengiyakan ajakan Iwan ke UKS untuk istirahat sebentar di sana. Bukan Iwan namanya kalo gak bawa makanan, sebelum ke UKS dia pergi ke kantin dulu untuk membeli makanan atau sekedar camilan. Karena aku yang males banget buat ke kantin jadinya aku menunggu dia di depan Lab IPA. Ya jarak kantin dengan Lab cukup berdekatan. Kurang lebih beberapa menit Iwan menghampiri aku, dengan membawa sekantung Bakwan Bu Mirna.
"Banyak amat Wan, emang siapa yang mau habisin? Kamu aja gak mungkin kan?" dengan entengnya dia menjawab "Halah tenang aja, Yuk ke UKS". Kami pun berjalan ke UKS.
Sesampainya disana terlihat beberapa anak tengah terbaring juga, di dominasi Cewe, mungkin mereka lagi Haid/Menstruasi terlihat mereka menahan sakit di perutnya. Sempat aku berpikir rasanya mens itu gimana sih? Apa sesakit itu?. Lalu aku memilih tempat di ujung untuk istirahat. Aku pilih tempat itu karena disana aku bisa Istirahat dengan nyaman tanpa gangguan anak2 yang lain. Aku pun tidur sedangkan Iwan sibuk dengan Bakwannya tanpa memperdulikan aku. Lalu akupun memejamkan mata sejenak, namun bayangan Rusdy selalu ada dalam bayanganku, apa aku masih mencintainya?
BERSAMBUNG...
Maaf ya buat para reader kalo gw gak bisa buat kata2 yang baik,
Please vote ya
Thank
Rezanoruzz
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollypop (Arif dan Febri)
Storie d'amore⚠️ warning ⚠️ Tidak dianjurkan bagi yang homophobia dan lainnya ⚠️ Nama tokoh dan nama tempat hanya pendukung untuk menghidupkan suasana dalam cerita fiksi ini. Jika ada nama tokoh dan tempat yang sama itu hanya pendukung cerita belaka, maafkan jika...