12

275 21 5
                                    

"Eh upil kuda,lo ngapain sih?"

Vanila hanya diam,tak merespon ucapan rara, dia melamun. lagi lagi ingatannya di perpustakaan tadi membuatnya ingin menangis dan marah sendiri,iqbalnya berubah entah dengan sihir apa wanita yang bersama iqbal tadi bisa lebih membuat iqbal fokus dan mempermalukan vanila didepan banyak orang,tidak pernah sekalipun vanila diperlakukan iqbal dengan semena mena ,dia sangat merindukan iqbalnya, ingin memeluknya dan menangis bersandar dibahu iqbal.tapi sayang sekarang mungkin tidak bisa semua  sikap iqbal berubah drastis vanila mulai takut jika kejadian dulu terulang kembali,membuat dirinya harus meninggalkan iqbal lagi dan tak bertemu setelahnya,namun mungkin ini yang inginkan iqbal dia harus kembali ,kembali yang sebenarnya .

"WOI" teriak rara

"Kaget tau" ucap vanila sendu

"Ya lo sendiri dari tadi gue ajak ngomong malah ngelantur sendiri sibuk sama pikiran sendiri ,lo mikirin apa sih?"

"Minggu depan gue balik ke jerman" lirihnya

"WHAT?"

"Gak usah teriak bego"

" Lo becanda kan la"

"Serius,tadi pas pulang gue udah minta pengurus pribadi gue yang di jerman buat siapin pesawat, gua mau balik"

"Berapa hari?"

"1 bulan"

"La,maksud lo apa sih, hanya masalah kecil aja lo kabur,jangan kek gini dong elah"

"Bukannya gue kabur bego,Gue ada kerjaan disana"

"Apa?"

"GUE mau ujian masuk universitas jerman,dan 1 minggu lagi udah bakal diuji semua kemampuan gue"

"Tapi kan lo masih kelas 11 bego"

"Ya,Gue tau"

"Tapi lo bakal balik kan?" Ucap rara berharap lebih,semoga saja sahabatnya ini kembali

"Iya"

"Lega gue,gue pikir bakal stay disana"

"Enggak".

******

"Gua balik"

"Ati ati lo,"

"Iya,makasih ra"

"Anything for you"

"Dada rara cantikkkkkk"

Vanila berjalan pelan mencari taksi untuk pulang,tapi dari sejak rara masuk rumah sampai sekarang tidak ada satu pun taksi yang lewat,sangat menjengkelkan bagi vanila,dia duduk di trotoar menunggu semoga saja ada taksi lewat dan membawanya pulang,tak disangka ada motor besar berhenti didepan vanila,pengemudi itu turun melepas helm dan berjalan mendekat,tapi vanila tetap menunduk dan tidak peduli, tangan besar itu mengelus pucuk kepala vanila,vanila tersentak kaget dan mendongak dan betapa terkejutnya vanila,dia iqbal ya pengendara itu iqbal,iqbalnya .

"Ayo pulang na" vanila masih mematung,dia tidak salah dengar bukan,iqbalnya memanggilnya dengan nama kecilnya,manis sangat manis bagi vanila,tanpa disadari air matanya luruh begitu saja,ya vanila menangis tak tahan dia bangkit dan menatap iqbal lama,cukup lama mereka berpandangan.

"Iqbal gak peluk nana?" Suara serak itu vanila menunduk air matanya semakin deras

Tanpa aba aba iqbal menariknya dalam dekapannya mengelus pucuk kepala vanila lembut,mengeratkan pelukannya,vanila hanya bisa diam dan membalas pelukan iqbal,pelukan yang sangat dia rindukan.

VANILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang