21

68 5 1
                                    

Hai semua .

Selamat membaca🍏















Iqbal melepaskan pelukannya, dia melihat vanila yang masih menangis. Iqbal mengusap kepala vanila lembut. Menenangkan.

"Iqbal, vanila bisa jelasin. Iqbal jangan marah" ucapan vanila sedikit terdengar seperti suara serak bercampur tangisan.

"Berenti nangis la, gue ga perlu penjelasan lo" ujar iqbal, vanila mendongak matanya mulai berkaca kaca lagi. Iqbal hanya menghela nafas pelan.

"Yang penting lo udah ada disini"

"Vanila gak kemana mana iqbal" suara masih terdengar parau. Iqbal mendekat memeluk vanila lagi.

"Yang penting lo udah disini"

"Vanila udah bohong sama iqbal"

"Gue tau"

"Iqballllll"

"Iya la?"

"Jangan marah sama vanila, sebenarnya vanila udah balik dari 5 bulan yang lalu, tapi,......."

"Iya gue paham"

"Enggak, iqbal gak paham. Vanila belum kasih tau alasannya "

"Gue paham vanila, " Vanila melepaskan pelukannya pada iqbal. Dia mendongak menatap mata iqbal. Ah seketika rasa bersalah mulai mendatangi vanila secara bersamaan.

"Gak! Vanila akan tetep jelasin semuanya sampai iqbal dengerin" ujar vanila, iqbal hanya mengangguk singkat.

"Yaudah, jangan nangis. Gue mau ke kantin, mau ikut gak?" Tanya iqbal.

"Ini masalah serius, iqbal malah mikirin makanann" ucap vanila kesal, bagaimana tidak. Seharusnya iqbal marah, itu sudah ada dalam perkiraan vanila. Tapi nyatanya iqbal malah terlihat tidak begitu peduli.

Vanila menyipitkan mata " Iqbal udah punya pacar?"

"Punya"

Vanila terdiam, dia berhenti melangkah. Hatinya mendadak seperti dipaksa keluar dari tempatnya. Iqbal yang menyadari vanila berhenti pun menoleh kebelakang. Dia mendapati gadis itu sedang menunduk.

"Lo pacar gue"

"...."

"La, tadi gue becanda."

"Gak lucu tau iqbal!"

"Maaf, ya. Ayo kita ke kantin. Gue tau lo belum sarapan." Iqbal menggenggam tangan vanila. Berkat mengajaknya kembali berjalan.

"Vanila udah sarapan"

"Yaudah temenin gue" vanila menghela nafas, lalu mengangguk pasrah mengikuti langkah iqbal.

"Lo potong rambut?"

"Iya, tadi sebelum vanila berangkat. Aku juga tadi warnai" iqbal mangut mangut.

Mereka sudah berada di kantin , iqbal meneliti dimana teman temannya berada. laki laki itu bergerak menggandeng tangan vanila agar tetap berada didekatnya. Semula keadaan kantin ramai seperti biasa, hanya saja rian dan gaga membuat mereka yang berada dikantin harus terdiam dan memusatkan perhatian pada sosok yang digandeng oleh iqbal.

"BONEKA MAMPANGG....ITU LO?" Teriak gaga, rian dengan sigap mencari titik fokus cowok yang membuat keributan. Dan sekarang malah mereka ribut sendiri tanpa memperdulikan orang lain.

"WHAT THE HELLLLL SIAPA BAL ITU?"

vanila hanya menghela nafas jengah. Dia tetap diam berada di samping iqbal.

VANILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang