Keenam

2.8K 96 1
                                    

Setelah sampai disebuah masjid didaerah sana, mereka berdua lalu keluar dari mobil.

"Kamu bisa sendiri kan?". Tanya Fathir.

"Iya bisa kok kak". Jawab Dila.

"Bener? Aku khawatir soalnya".

"Hehe udah kak, aku udah mendingan kok".

"Iyadeh. Hati-hati ya. Nanti kalau udah selesai, tunggu disana". Ucap Fathir sambil menunjukkan tangga masjid tersebut.

"Siapp kak. Aku wudhu dulu ya".

"Okey hati-hati".

Mereka lalu berpisah dihalaman masjid untuk mencari tempat wudhu masing-masing.

Alhamdulillah agak mendingan rasanya-batin Dila saat hendak berwudhu.

Setelah wudhu, Dila langsung menaiki masjid untuk sholat. Dia meminjam mukenah masjid.

"Majuan sini nak". Ucap salah seorang ibu.

"Hehe iya bu". Jawab Dila lalu tersenyum.

"Lagi sakit ya nak? Pucat sekali". Tanya ibu tersebut.

"Emm iya nih bu, kumat".

"Semoga cepat sembuh".

"Terima kasih bu".

MasyaAllah orang disini ramah-ramah ya.

Ibu itu hanya membalas senyuman.

Tak lama, sholat magrib pun dimulai.

Setelah selesai melaksanakan sholat magrib, Dila lalu berdoa, setelah itu ia melepas mukenah nya.

"Siapa namanya?". Tanya ibu tadi.

"Dila bu, kalo ibu?". Tanyanya balik.

"Arini nak. Kamu orang luar ya?".

"Iya bu, saya baru pulang dari rumah sakit".

"Kamu habis konsul ya?".

"Ngga bu, calon suami sahabat saya kecelakaan, jadi saya nemenin dia bu".

"Innalillahi, pasti kamu kecapean kan makanya sakit juga?".

"Iya bu kata dokter saya kurang darah. Jadi harus banyak-banyak istirahat".

"Iya bener kata dokter nak. Istirahat yang banyak. Oh iya ibu kebetulan jualan makanan khas sini. Disana menunya ada daging kambing, kalau mau mampir yuk. Kambing kan bisa naikin tensi darah".

Mmm mampir gak ya? Aduhh gimana ya. Gaenak sama kak Fathir kalau suruh dia mampir kesana.

"Mmm alamat nya dimana bu?".

"Diseberang masjid ini. Makanya ibu sholat disini biar lebih afdhol, masak iya utamain warung daripada Allah".

"MasyaAllah, bagus tuh bu, jarang yang kayak ibu ini".

"Iyaa nak. Yuk ikut ibu aja mampir ke warung ibu. Nanti ibu kasih daging kambing. Mau ya".

"Ehh jangan deh bu, ngerepotin".

"Ngga ngerepotin nak. Yuk".

"Yaudah deh bu".

Setelah lumayan lama berbicara, Dila dan bu Arini lalu keluar. Sesampainya ditangga masjid, Dila melihat Fathir yang sedang mengaji. Dila terdiam tersentuh mendengar suara Fathir.

Dia ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang