Dila duduk di kursi luar restoran tersebut. Jarinya mengetik sebuah nomor.
*tuut*
"Halo assalamu'alaikum kak Dila?".
Ucap adiknya, Adam.
"Wa'alaikumussalam dek. Bisa jemput kakak ngga sekarang?".
"Aduh kak aku gabisa. Soalnya aku rapat osis".
"Ohh gitu ya dek".
"Aku pesenin ojek aja ya?".
"Eh jangan, kakak bisa pesen sendiri kok".
"Beneran nih kak? Maaf banget".
"Iyaa dekku. Kamu lanjut aja rapatnya. Semangatt".
"Iyaudah makasih kakakku. Hati-hati dijalan".
"Siapp. Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikumussalam".
Aduhh terpaksa deh pake gojek.
"Ekhem, assalamu'alaikum".
Suara yang tak asing lagi terdengar di telinga Dila saat itu. Ia langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut.
"Eh wa'alaikumussalam. Kak Fathir?".
Iya, dia adalah Fathir. Fathir yang belakangan ini mulai menarik perhatian Dila yang tak bisa menghilangkan rasanya pada Yusuf. Ia sangat kaget melihat Fathir didepannya lagi sekarang.
"Iyaa kenapa muka kamu kaget gitu?".
"Iya kaget lah kak tiba-tiba disini lagi".
"Haha aku baru balik nganterin mama aku Dil".
"Kenapa baliknya kesini?". Tanya Dila.
"Yang tadi itu siapa?". Fathir malah balik bertanya.
"Ehh emm dia temen aku yang aku bilang tadi dikampus kak".
"Kok aku ngga liat istrinya?".
"Aku juga ngga tau kak. Aku kira dia mau bawa istrinya kesini". Jawab Dila.
"Kamu ngga boong kan?". Tanya Fathir ragu.
"Sumpah kak. Aku ngga boong. Dia cuman temen".
"Hmm iyaudah deh".
"Kakak ngapain kesini lagi?". Tanya Dila.
"Aku mau nepatin janji aku". Jawabnya.
"Loh janji apa?".
"Kan mau jenguk Fahri".
"Ehh ya ampun, ngga enak kak ngerepotin. Kenapa ngga duluan aja kesana".
"Kamu ngga pernah ngerepotin Dil". Jawab Fathir.
Ya Allah kok perasaan ku tiba-tiba jadi gini ya ke Fathir.
"Mmm". Dila lalu terdiam.
"Yaudah yuk".
"Mmm tapi kak aku mau pulang dulu kerumah. Kakak duluan aja ke Fahri nanti aku nyusul pake gojek".
"Ngapain ke rumah?".
"Mau sholat dulu. Ganti baju juga. Sekalian ngizin sama ummi".
"Ohh gitu, yuk aku anter".
"Kak, aku ngerepotin".
"Tadi aku udah bilang apa?".
"Hehe iyaiya deh kak".
"Yuk".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imamku
SpiritualDia kembali setelah sekian lamanya menghilang. Namun, Dia kembali dengan membawa sebuah fakta yang pahit untuk didengar. Dia kembali seolah tidak ada yang terjadi selama ini. Ku akui aku masih mengharapkannya. Aku ingin menjadi miliknya. Tapi semua...