Ketujuh

2.8K 89 4
                                    

*cklek*

"Assalamu'alaikum". Ucap Dila sambil membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikumussalam". Jawab ummi nya yang sedang duduk diruang tamu sambil membaca sebuah buku.
"Lohloh kok pucat nak?". Tanya umminya.

"Iyanih mi, aku kurang istirahat jadinya kurang darah deh".

"Innalillahi, kamu udah periksa?".

"Iya tadi udah mi".

"Berapa tensinya?".

"80"

"Astagfirullah, sekarang kamu makan dulu sana terus minum obat terus tidur. Gausah begadang-begadang lagi ya".

"Iya ummi. Aku kan begadang karna skripsi. Biasalah anak kuliahan mah gini mi hehe".

"Iya tapi tau waktu lah nak".

"Tapi ngejar waktu mi biar cepet wisuda hehe".

"Bilang aja begadang chattingan sama cowoknya". Ucap seorang cowok yang tiba-tiba menghampiri Dila dan umminya.

"Adam kamu apa-apan sih, kakak itu jomblo fii sabilillah ya".

Ya, namanya Naufal Adam, dia adalah adik Dila yang baru saja kelas 2 SMA. Wajahnya tampan seperti almarhum ayahnya. Sifatnya kadang menjengkelkan hati Dila. Walau mengesalkan, Dila tak pernah membenci adik semata wayangnya itu.

"Yakin jomblo? Yang tadi nganterin itu siapa kak? Haha".

Adduh mampuss, Adam liat itu lagi.

"Ehh itu temen nya Hanna. Cuma Dia yang bisa nganterin aku pulang".

"Temen kak Hanna pacarnya kak Dila ya?".

"Adammm". Ucap Dila yang geram sekali dengan adiknya itu.

"Santai kak, by the way orang itu ganteng kok kak, gas aja hahay". Ucap Adam, ia langsung lari ke kamarnya karena melihat Dila yang sudah kesal.

"Kenapa ngga diajak masuk?". Tanya umminya.

"Hah? Siapa?".

"Itu yang nganterin pulang".

"Ohh udah malem lah mi. Lagian kita juga baru-baru kenal".

"Ummi pengen tau dia, siapa tau kalian cocok".

"Ih ummi mah".

"Kamu gamau nikah apa setelah wisuda?".

"Mmm mau sih kalau ummi ngizinin".

"Jelas lah ummi izinkan kamu nak, daripada kamu pacaran mendingan nikah aja lebih enak".

"Iya mi besok liat calon dulu haha".

"Ummi juga harus liat calon kamu. Biar nggak salah-salah".

"Siap ummi, udah isya ya mi?".

"Dari tadi malah, ini udah jam 8 lewat".

"Oh iya aku belum sholat isya mi, aku ke kamar ya".

"Iya nak. Eh bentar, kamu bawa apa nih?".

"Oh iya itu tadi dikasih sup kambing mi sama ibu-ibu dideket masjid. Aku lupa nama masjidnya".

"Wihh baik ya. Jarang loh ada yang mau ngasih sup kambing. Apalagi kambing mahal".

"Iya mi aku aja kagum sama ibu itu".

"Syukur deh. Ini juga ada cemilan ya?".

"Iya mi dikasih Hanna tadi di rumah sakit".

"Sana sholat, terus makan, terus minum obat kamu nanti cerita lagi".

Dia ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang