Senja yang menghiasi langit indah itu membuat mata seorang wanita yang sedang memandang dari balik jendela itu. Siapa lagi kalau bukan Dila. Ia menatap senja sambil tersenyum menikmati ciptaan Allah yang sangat indah itu.
Tidak dengan Fathir, ia justru memperhatikan Dila yang sedang terkagum dengan senja.
Ia mencoba mendekati Dila."Kamu suka senja ya Dil?". Tanya Fathir membuat Dila berhenti memandang ke arah langit.
"Iya aku suka. Entah kenapa kalau aku melihat senja, hati aku tenang. Semua pikiran hilang sejenak karena melihat ciptaan Allah yang sangat luar biasa ini".
"MaasyaAllah, kamu begitu mensyukuri semua ciptaan-Nya ya". Ucap Fathir.
"Hehe iyaa harus itu kak. Karena bersyukur itu indah".
"Ga salah emang aku kenal sama kamu Dil".
"Ekhem... kode keras itu Dil". Ucap Hanna yang tiba-tiba menyauti mereka dari belakang.
"Ih Hanna kode apaan lagi". Tanya Dila bingung.
"Dilaa, kamu jangan terlalu polos ih".
"Iya aku gangerti maksud kamu".
"Itu Fathir kodein kamu".
Dila lalu menatap Fathir bingung.
Fathir salah tingkah dan tersenyum menghadap bawah.
"Lantai kok disenyumin?". Ucap Hanna mengejek Fathir.
Fathir dan Dila terkekeh membuat Hanna semakin senang mengganggu mereka.
"Ya Allah sumpah kalian berdua ih cocok bangett". Ucap Hanna.
"Doain ya Han". Ucap Fathir malu.
"Cieee, pastinya". Jawab Hanna tersenyum.
🍃
Adzan magrib berkumandang membuat mereka bertiga menghentikan obrolan. Fathir mengajak mereka untuk sholat dan mendo'akan Fahri.
Setelah sholat, Hanna dan Dila kembali ke kamar rawat inap Fahri. Sementara Fathir masih berdoa di musholla rumah sakit. Saat berjalan, Hanna tak henti-hentinya memasang wajah khawatir yang membuat Dila ikut sedih."Han, ujian pasti segera berlalu. Kamu jangan terlelap dalam kesedihan yang panjang. Nanti pikiran kamu jadi stres. Kalau Fahri tau kondisi kamu sekarang, mungkin Fahri juga akan sedih. Sudah ya Han, jangan sedih terus".
"Dil, aku khawatir. Kamu ga akan pernah tau bagaimana rasanya. Aku cinta banget sama Fahri, Dil".
"Iyaa aku tau kamu cinta Fahri. Tapi ga baik juga kalau terus-terusan seperti ini. Kamu butuh istirahat, Hanna".
"Nanti aku akan istirahat kok disamping Fahri. Kamu jangan cemasin aku ya Dil. Aku gapapa kok".
"Yauda deh Han. Yang penting jangan terlalu banyak pikiran ya".
Hanna mengangguk tersenyum.
Sesampainya dikamar, Dila dan Hanna kemudian duduk dikursi kamar tempat Fahri dirawat.
"Dil, kamu balik aja biar aku yang jagain Fahri sendirian. Kamu baru sembuh juga kan?". Ucap Hanna menatap Dila dengan wajah yang khawatir.
"Ih Hannaa gapapa aku udah sembuh kemarin kan cuma kekurangan darah aja. Kok kamu jadi khawatirin aku?". Dila bertanya kembali.
"Bukan gitu, Dil. Tapi kasian umi kamu dirumah pasti cemas". Jawab Hanna.
"Assalamu'alaikum". Ucap pelan dari seseorang yang memotong pembicaraan mereka berdua. Ia adalah Fathir
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Imamku
SpiritualDia kembali setelah sekian lamanya menghilang. Namun, Dia kembali dengan membawa sebuah fakta yang pahit untuk didengar. Dia kembali seolah tidak ada yang terjadi selama ini. Ku akui aku masih mengharapkannya. Aku ingin menjadi miliknya. Tapi semua...