Bagian 5

119 18 5
                                    


Sepertinya Sehun benar-benar sakit karena sekarang kami sudah di rumah. Setelah dari agency kami langsung ke tempat penggalangan dana untuk anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu bersekolah. Disana Sehun terlihat baik-baik saja, dia terus tersenyum dan menemui siapapun undangan disana. Yang ku dengar dari Jeno Oppa, Sehun memberikan hampir setiap 1 bulan sekali kepada panti asuhan dekat Apgujeong-dong.

Masalahnya adalah, setiap kali dia melihat kearahku matanya berubah sendu malah dia jarang sekali berbicara denganku. Setiap aku mentrasnlate ucapan kolega nya, dia hanya mendengarkan tanpa mau melihat kearahku.

Dan juga, selama perjalan pulang dia sama sekali tidak bicara. Dia juga bahkan tidak tertawa atau menanggapi ucapan Jeno Oppa, membuatku sangat prustasi.

Saat sampai dirumah pun dia langsung naik dan masuk ke kamar. Dia hanya mengangguk singkat saat Hyehi Eonni menegurnya.

"Sehun kenapa?" Tanya Hyehi Eonni khawatir.

"Sepertinya dia sakit, dia bilang dia merasa panas padahal ini musim dingin." Jelas ku sambil duduk di sofa.

"Mworago?!"

"Iya eonni, tadi saat di agency telinga dan lehernya sangat merah, ku pikir dia kedinginan dan aku menawarkan nya untuk memakai syal ku tapi dia menolak dan berkata kau bercanda? Aku malah merasa panas disini. Aku juga bingung dia kenapa." Ujar ku panjang lebar.

Hyehi Eonni duduk di sebelahku, "bagaimana bisa dia merasa panas di musim dingin?" Aku hanya menggeleng tidak tahu.

"Dia cemburu sama Jongin." Ucap Jeno Oppa yang masih sibuk mencari sesuatu di dalam kulkas.

Aku dan Hyehi Eonni memandang Jeno Oppa bingung.

"Yobo, ceritakan padaku!" Hyehi Eonni merengek.

"Tanyakan saja pada Jihan, dia yang membuat Sehun seperti itu." Jeno Oppa kali ini sedang sibuk dengan pudding di tangan nya.

Mendengar ucapan Jeno Oppa, Hyehi Eonni menatap ku dengan kedua mata yang membuat ku ingin menelan nya karena terlalu imut untuk ukuran ibu hamil seperti dia.

Aku mengehela nafas sebelum akhirnya aku menceritakan semuanya. Tapi tidak sepenuhnya karena aku tidak mau Hyehi berpikiran macam-macam tentangku.

"Don't forget about the Nini things." Sahut Jeno Oppa menyela ceritaku.

"Oppa! Itu bukan apa-apa." Aku merengek kesal karena sepertinya Jeno Oppa sangat senang melebih-lebihkan ucapan nya.

"Nini?! Kamu manggil Jongin nini?!" Jerit Hyehi Eonni antusias.

"Itu hanya panggilan." Aku mencoba menenangkan Hyehi Eonni yang sudah mulai senyum-senyum.

"Nini adalah panggilan kusus untuk Jongin, tidak semua bisa memanggilnya seperti itu. Hanya Ibunya, Sehun dan aku. Bahkan Jeno tidak di beri ijin memanggilnya seperti itu." Terang Hyehi Eonni.

"Benar! Saat aku memanggilnya Nini, dia langsung kesal dan memintaku untuk tidak pernah memanggilnya begitu!" Suara Jeno Oppa sangat kesal.

"Tapi aku masih bingung, darimana kalian bisa bilang kalau Sehun cemburu?"

Hyehi Eonni mendengus prustasi, "Karena kamu manggil Jongin nini, berarti kamu special buat Nini dan karena kamu special untuk Nini, Sehun cemburu. Aku sangat antusias! Aku sudah lupa kapan terakhir kali Sehun cemburu seperti ini." Hyehi Eonni kembali nyengir-nyengir membayangkan apapun yang ia bayangkan.

"Okeh, kalian terlalu melebihkan. Aku akan berpura-pura tidak ada obrolan seperti ini dan aku harus mandi," Aku langsung ngibrit ninggalin Hyehi Eonni dan Jeno Oppa yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Pabo-TranslatorWhere stories live. Discover now