Bagian 13

73 7 5
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, ketiga nya sampai di sebuah rumah duka di daerah ilsan.

Jongin berjalan lebih dulu, memimpin Sehun dan Jihan yang berjalan mengikuti nya dari belakang.

Jihan sejak tadi merasakan ketegangan dan kegelisahan di diri Sehun, wajah nya mungkin terlihat tenang tapi Jihan tahu Sehun sedang gugup.

Dengan senyum, Jihan menggenggam tangan Sehun dengan erat membuat si empunya melihat kearah tangan nya lalu ke wajah Jihan dengan cepat.

Jihan mengangguk seraya tersenyum lembut. Tanpa tahu apa efek yang sudah ia lakukan terhadap Sehun.

Sehun menatap tangan lembut dan juga hangat yang sedang menggenggam tangan nya, begitu erat, seolah tidak ingin melepaskan nya.

Jika di ibaratkan, Sehun seperti sebuah ponsel dan Jihan seperti charger yang begitu penting dalam hidup Sehun (This is my own word so don't judge, I know it no makes sense). Entah sejak kapan, tapi Sehun sangat menyukai kehadiran Jihan, jauh dari apa yang dia kira sebelumnya.

"Eomma, Sehun datang." Jongin menatap foto Ibunya yang sedang tersenyum.

Sehun melihat banyak foto-foto eomma dan juga Jongin terpajang jelas di dalam lemari kaca di depan nya, yang dia tidak duga adalah: ada foto dirinya yang sedang di peluk oleh eomma, dan ada foto eomma yang sedang tersenyum bahagia saat Sehun dan Jongin mencium pipinya.

Semua memori lama terbuka, seolah menonton sebuah film; Sehun bisa merasakan kehangatan pelukan eomma dan juga tawa lembut eomma setiap kali Jongin merasa cemburu karena nya. memori yang indah begitu juga dengan yang pahit. Semua terbuka dan terasa sakit namun indah secara bersamaan.

"Eomma, maaf Sehun baru datang. Anak eomma yang bodoh baru memberitahu Sehun."

"Hey!"

"Sehun bingung, kenapa eomma mau punya anak bodoh seperti Nini?"

"Yah!" Protes Jongin lagi yang tentu saja di abaikan oleh Sehun.

Jihan menahan tangan Jongin, melarangnya untuk berbicara dan juga mendekati Sehun. Dia membutuhkan waktu sendiri, berbicara apapun yang ia tahan selama ini.

"Eomma, kenapa eomma tidak bilang soal penyakit eomma? Apa eomma marah sama Sehun? Apa Sehun pernah melakukan sesuatu yang membuat eomma marah dan meninggalkan Sehun begitu saja? Eomma, Sehun— sayang eomma." Suara Sehun terdengar tertahan.

Meski Sehun berdiri membelakangi Jihan dan Jongin, tapi keduanya bisa merasakan kesedihan Sehun.

Sehun bahkan tidak menyembunyikan suaranya yang semakin mengecil.

Untuk beberapa menit, keheningan menguasai ketiga remaja tersebut.

Jihan berniat untuk mendekati Sehun namun terhenti saat Sehun sudah mulai berbicara lagi dan yang mengejutkan nya ialah saat Sehun menarik tangan nya dengan tiba-tiba lalu merangkulnya.

"Eomma, ini Jihan. Dia gadis yang Sehun sayang. Agak bodoh seperti Nini tapi Sehun sayang dia, eomma."

Jihan menyikut perut Sehun, tidak terima dengan apa yang baru saja ia katakan. Namun disaat yang bersamaan tersenyum melihat Sehun kembali dengan sifatnya.

"Annyeonghaseyo eomma..." Ujar Jihan dengan senyum sambil menunduk memberikan hormat.

Ketiga remaja tersebut menghabiskan beberapa menit lebih lama disana, berbicara, bercanda dan bergurau bersama.

***
HELLOOOOOO MAAFKAN AKU YANG BARU KEMBALI DAN ENTAH KAPAN LAGI BISA KEMBALI 😂😂😂 SO HAVE FUN AND DON'T FORGET TO GIVE A VOTE AND LOTS OF COMMENT 💕💕💕💕

***HELLOOOOOO MAAFKAN AKU YANG BARU KEMBALI DAN ENTAH KAPAN LAGI BISA KEMBALI 😂😂😂 SO HAVE FUN AND DON'T FORGET TO GIVE A VOTE AND LOTS OF COMMENT 💕💕💕💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pabo-TranslatorWhere stories live. Discover now