Hari ini adalah Hari Senin. Dan yaa setiap Hari Senin pasti ada upacara. Seluruh murid dan guru-guru SMA Kencana sedang melaksanakan kegiatan itu. Sebagian ada yang rame, mengeluh karena kepanasan, dan yang lainnya. Ada juga yang sibuk memperhatikan seorang cowok yang berdiri males-malesan di depan. Siapa? Oh tentu saja Gabriel. Dia telat hari ini. Tapi Gabriel sendiri tidak bersama ketiga temannya karena entah ada apa ketiga temannya berangkat pagi. Alhasil dirinya dipermalukan di depan semua murid. Apakah Gabriel malu? Jelas tidak. Karena ini sudah menjadi makanannya hampir setiap hari.
Upacara selesai.
Entah ada apa tiba-tiba Alvin berjalan ke depan dan meminjam mic yang dipegang bapak guru. Sepertinya dia akan menyampaikan sesuatu.
"HAI SEMUANYA. DI SINI GUE AKAN MENYAMPAIKAN SESUATU YANG MENURUT GUE SANGAT PENTING."
"TERUTAMA UNTUK SEORANG CEWEK BERNAMA GLADYS NATA ALENA JANGAN BALIK KE KELAS DULU." Gladys yang mendengar namanya disebut tidak jadi kembali ke kelasnya. Begitu juga Gabriel, ia penasaran dan firasatnya tidak enak mendengar itu. Ia pun memutuskan tetap berdiri di lapangan.
"GLAD, GUE SUKA SAMA LO SEJAK LAMA. GUE PENDEM PERASAAN ITU SENDIRI. SAAT BERSAMA LO GUE MERASA NYAMAN. GLAD, LO MAU JADI PACAR GUE?" Teriak Alvin sontak membuat Gladys kaget bahkan ia tidak menyangka Alvin akan mengatakan itu.
Semua murid yang melihat berteriak histeris, mereka juga tidak menyangka.
Wahhh Alvin sweet banget
Gila gilaa, nggak nyangka gue
Bukannya dulu kabarnya Gladys deket sama Gabriel?
Kok Alvin kelihatan alay ya
Gimana dong jawab cepet Gladd!!
Dan bla bla bla...
Sedangkan Gabriel, ia mengepalkan kedua tangannya. Hatinya sangat panas. Gabriel dan Gladys memang sudah beberapa hari tidak bersama karena masalah itu. Gabriel melihat Gladys yang berjalan ke arah Alvin, dengan cepat Gabriel lari lalu menarik tangan Gladys agar mengikutinya. Gladys sebenarnya ingin melawan dan tidak mau tapi ia tidak bisa karena cengkraman tangan Gabriel sangat kuat. Para murid yang menyaksikan hanya melongo.
Alvin? Dia sangat marah. Gabriel penghancur semuanya. Pikirnya.
Kini Gladys dan Gabriel berada di taman belakang.
"Apa-apaan sih lo?! Kegatelan banget asal narik-narik tangan gue." Kesal Gladys.
"Lo emang mau buat jadi pacarnya Alvin?" Tanya Gabriel serius.
"Kalo iya kenapa?! Kalo nggak kenapa?! Bukan urusan lo juga!" Jawab Gladys marah.
"Nggak! Lo nggak boleh nerima itu. Yang suka sama lo itu gue Glad. Gue. Apa lo nggak pernah mikir gimana sakitnya gue liat lo berdua sama Alvin. Lo harus bilang kalo lo nggak nerima Alvin!"
"LO JUGA NGGAK PERNAH TAU GIMANA SAKITNYA GUE DI BULLY, DI GANGGU, DI INJEK-INJEK KAYAK SAMPAH SAMA KAK GISSELE GAB! GUE JAUHIN LO KARENA ITU! GUE NGGAK MAU ORANG LAIN GANGGU KEHIDUPAN GUE!" Ucap Gladys dan tanpa sadar ia meneteskan air mata.
Gabriel memegang erat tangan Gladys seakan ia tak mau kehilangan.
"Tapi lo cinta kan sama gue? Lo nggak cinta kan sama Alvin? Gue janji Glad, gue janji gue bakal jagain lo. Gue nggak akan biarin Gissele gangguin lo lagi. Kita jalani ini sama-sama ya?" Ucap Gabriel dengan suara parau.
Gladys masih diam menatap ke bawah.
"Jangan pernah bohongi perasaan lo Glad. Mungkin sekarang lo masih bingung, gue akan selalu nunggu kapan pun itu." Ucap Gabriel lalu ia membalikkan badannya akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladys's My Mine
Genç Kurgu"Dia ngelarang gue deketin lo, tapi gue nggak takut. Gue juga nggak akan biarin ada orang yang ngehalangin gue buat deketin cewek yang gue suka." ucap Gabriel. "Maksud lo?" Tanya Gladys tidak paham. "Lupain." "Nggak jelas banget sih ni cowok." gumam...