Hari ini dimulai dengan Nayeon yang kaget melihat pantulan dirinya sendiri di cermin kamarnya. Sehabis menangis semalaman hingga tertidur lelap, kedua matanya sekarang bengkak sebesar bola tenis dan hidungnya merah. Belum lagi rambutnya yang acak-acakan. Ia tidak tahu lagi bagaimana harus menyembunyikan wajahnya yang terlihat memalukan ini. Maka setelah berjam-jam berkutat dengan make up dan rambutnya, ia akhirnya memberanikan diri untuk berangkat ke kampus. Dibalut setelan dress berwarna merah maroon dan legging hitam, ditambah coat panjang berwarna abu-abu, Nayeon melangkah di koridor gedung, mencoba terlihat percaya diri walaupun ia takut seseorang akan menyadari betapa bengkak matanya pagi ini. Bagaimana tidak, ia sadar beberapa pasang mata sedang mengikuti langkahnya. Nayeon memang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, tapi itu tidak berarti ia terbiasa dengan tatapan sinis dan bisikan-bisikan yang juga sering kali didengarnya, seperti sekarang ini. Tebakan Nayeon, berita berakhirnya hubungannya dengan Chanyeol pasti sudah tersebar luas seantero kampus, bersama dengan gosip yang entah bagaimana bunyinya mengenai mereka berdua. Pasalnya, Nayeon adalah gadis paling populer, dan Chanyeol sendiri adalah laki-laki paling digandrungi di kampus. Berita putusnya mereka berdua merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemar masing-masing. Sekarang mengetahui hal paling ditunggu-tunggu telah terjadi, Nayeon hanya bisa membayangkan hal-hal mengerikan menyerang nama baiknya.
"Nayeon, annyeong," sahut sebuah suara laki-laki yang tidak dikenal Nayeon.
Nayeon menoleh ke sumber suara, ternyata adalah Park Hyungsik, salah satu teman kelasnya di beberapa mata pelajaran, tetapi Nayeon tidak begitu mengenalnya. Jumlah interaksi mereka berdua bisa dihitung jari, karena itu Nayeon sedikit terkejut Hyungsik menyapanya.
"Oh, hai, Hyungsik. Selamat pagi," Nayeon tersenyum, mencoba untuk ramah.
Park Hyungsik hanya tersenyum malu-malu begitu Nayeon membalas sapaannya, Nayeon kemudian melanjutkan langkah ke tujuannya, sebuah auditorium tempat klub teater musikalnya sedang latihan.
Ah, jadi benar. Semua orang sudah tahu, Nayeon berbatin dalam hati. Park Hyungsik pasti menyapanya karena tahu ia dan Chanyeol sudah tidak ada apa-apa lagi. Nayeon ingat, sebelum Chanyeol, ini adalah kehidupannya. Disapa dan balik menyapa orang-orang yang ingin menjadi temannya. Setelah dua tahun berstatus sebagai pacar Park Chanyeol dan membuat orang-orang yang mendekatinya mundur teratur bahkan sebelum mencoba, akhirnya Nayeon kembali harus meladeni para "penggemar"-nya.
Nayeon menghela napas berat, pikirannya masih berkelana kemana-mana hingga ia tidak menyadari bahwa ia sudah sampai. Sekarang ia tengah berdiri di depan ruangan besar yang dibatasi oleh pintu kaca dan tirai berwarna merah tua. Dibukanya pintu kaca yang berat itu, kemudian Nayeon melompat masuk. Ruangan auditorium itu sudah diisi oleh teman-teman musikalnya yang sudah berdiri di atas panggung, terlihat sedang mendiskusikan sesuatu.
Nayeon mendekat, dan orang-orang langsung sadar dengan kedatangannya. Beberapa dari mereka tersenyum ramah begitu melihat Nayeon, "Oh, Nayeon Unnie, kau sudah datang," gumam Mina dengan suara kecil, tetapi Nayeon masih bisa mendengarnya. Gadis berambut cokelat terang panjang itu tersenyum manis kepadanya.
Nayeon balas tersenyum, "Semuanya, maaf aku sedikit terlambat,"
"Oh, kita juga belum mulai, kok," timpal Jackson, salah seorang anggota klub teater musikal, yang entah kenapa terlihat gugup sejak kedatangan Nayeon.
Kedua alis Nayeon terangkat, "Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Kalian sedang membicarakan apa?"
"Kami tadi baru saja membicarakan.. apakah benar—" baru saja Jackson ingin bertanya kepada Nayeon, sebuah suara sudah memotongnya.
"Bukan apa-apa," seseorang tiba-tiba muncul dari balik tirai di belakang panggung, dengan gulungan kertas di tangan kanannya, "Kami baru saja ingin membahas jadwal latihan tetap, hari tampil kita semakin dekat." sambungnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Torn
Romance"Nayeon menyukai semua tentang Chanyeol, tanpa terkecuali, tanpa jeda, tanpa terbata-bata." *** "Sebentar lagi, sebentar lagi. Nayeon akan baik-baik saja. Semoga." *** "Apa yang kurang dari Nayeon? Apa yang harus diperbaikinya? Kenapa Nayeon tidak...