Chanyeol
Kedatangan Chanyeol disambut oleh aroma pedas ddeokbokki yang sudah familiar di indra penciumannya. Laki-laki dengan tinggi di atas rata-rata itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mendapati hampir semua meja penuh ditempati oleh pelanggan yang sedang menyantap makan malam mereka sambil bertukar cerita. Hanya ada satu meja kosong yang terletak di tengah-tengah ruangan, maka saat itu juga Chanyeol melangkahkan kakinya menuju meja tersebut, dengan sebelah tangan menggandeng tangan gadis yang sejak tadi berjalan di sampingnya.
Baru saja Chanyeol hendak duduk, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, membuatnya tersentak kaget dan berbalik. Ternyata, Bibi pemilik kedai yang kini berdiri di hadapannya dengan senyum sumringah. "Chanyeol-ah, sudah lama sekali kau tidak datang ke sini. Nayeon datang beberapa hari lalu, tapi bukan bersamamu—" ucapannya tiba-tiba berhenti ketika Bibi itu menyadari bahwa gadis yang kini duduk di belakang Chanyeol bukanlah sosok yang dikenalnya. Senyum perlahan memudar dari wajah Bibi itu, kemudian ia kembali menatap Chanyeol.
Chanyeol tersenyum, mencoba terlihat sopan. "Benarkah? Aku tidak tahu kalau Nayeon ke sini, dia tidak memberitahuku." jawabnya, mencoba tidak terlihat tegang begitu nama Nayeon keluar dari ujung lidahnya. "Bibi, kami pesan dua porsi ddeokbokki." ujar Chanyeol lagi, berharap si pemilik kedai mengerti keadaan tanpa harus ia jelaskan.
Untungnya, senyum kembali muncul di wajah wanita paruh baya itu, kemudian ia pun berlalu. Akhirnya Chanyeol mendudukkan dirinya di hadapan gadis yang sekarang sudah berstatus sebagai pacarnya sejak beberapa hari lalu, Park Chaeyoung, yang sekarang sedang mengamati lingkungan sekitarnya dengan tatapan heran sambil sesekali mengangguk. Meskipun terlihat heran, ia tetap tampak cantik. Kulitnya putih bersih seperti porselen, rambut panjangnya yang berwarna terang membingkai wajahnya dengan indah, dengan alis rapi yang menaungi kedua matanya yang seringkali hilang di antara kedua pipinya ketika ia tersenyum. Chanyeol lagi-lagi mendapatkan seorang primadona sebagai kekasihnya. Ada sedikit perasaan bangga dalam dirinya ketika ia menyadari hal itu.
Rasa bangga sekaligus rasa bersalah.
Pikirannya kembali melayang ke Nayeon, mantan pacarnya yang diputuskannya begitu saja beberapa minggu lalu tanpa alasan apa-apa. Chanyeol juga tidak tahu darimana ia mendapatkan ide untuk memutuskan hubungannya dengan Nayeon saat itu. Mungkin ia bosan. Mungkin ia hanya ingin sendiri. Mungkin juga ia tidak pernah mencintai Nayeon sebelumnya. Tidak ada satu pun orang yang tahu, bahkan Chanyeol sendiri.
Chanyeol masih bisa mengingat bagaimana wajah Nayeon saat hari terakhir mereka berbicara, juga hari saat hubungan mereka berakhir. Hal terakhir dikatakan Nayeon kepadanya adalah terima kasih, diakhiri dengan senyumannya yang dipaksakan dan matanya yang sudah berkaca-kaca. Chanyeol tahu dirinya sudah menyakiti Nayeon, tapi akibat egonya sendiri, yang dilakukannya adalah meninggalkan Nayeon begitu saja, meskipun saat itu ia ingin sekali menarik kata-katanya sekaligus Nayeon kembali ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Torn
Romance"Nayeon menyukai semua tentang Chanyeol, tanpa terkecuali, tanpa jeda, tanpa terbata-bata." *** "Sebentar lagi, sebentar lagi. Nayeon akan baik-baik saja. Semoga." *** "Apa yang kurang dari Nayeon? Apa yang harus diperbaikinya? Kenapa Nayeon tidak...