Part 4

131 5 0
                                        

PART 4

Entah kenapa walaupun aku enggan untuk berangkat ke rumah Jae In karena suatu alasan yang aku sendiri tidak tahu kenapa, aku tetap menjalankan mobil kearah alamat yang tadi sore aku terima dari Jae In. Dalam mobil aku terus berpikir diiringi musik yang keluar dari radio mobilku. Tak lama aku sudah menemukan rumah yang sepertinya memang rumah Jae In, aku mengecek alamatnya kembali dan dengan ragu menekan bel pintu. Tak lebih dari satu menit seseorang keluar membukakan pintu untukku.

“Kau sudah datang ?” ucapnya dengan seringai senyum yang menghiasai wajahnya dan aku menyukai itu. Dengan reflek aku balas tersenyum dan mengangguk.

“Ayo masuk, makan malamnya sebentar lagi siap ?”

Aku mengikuti langkah kakinya yang kecil, memasuki rumah yang tidak terlalu besar tapi sangat nyaman dan aku suka ada di dalam sana. Aku duduk di sofa ruang tamu yang sangat nyaman.

“Tunggu ya, aku ambilkan minum dulu” ucanya lagi lalu berlalu pergi

Aku melihat sekeliling saat aku ditinggalkan sendirian di ruang tamu. Aku senang ada disini, tapi disisi lain ada perasaan yang tidak bisa aku katakan, perasaan yang membuatku resah, perasaan yang mengeluarkan sisi dinginku. Aku tidak percaya cinta, kasih, atau apa pun itu. Bagiku semua itu adalah perasaan yang akan menguap, akan datang secara tiba-tiba tapi juga hilang dengan cepat. Perasaan semacam itu, aku tidak membutuhkannya, aku tidak membutuhkan perasaan semacam itu, karena perasaan itu akan membuatku hidup sia-sia. Tapi, saat melihatnya, bersamanya, rasanya seperti semua yang telah aku yakini menguap dan semua itu adalah salah. Mungkin karena dia terlalu baik, atau mungkin karena dia adalah gadis yang memiliki hati yang tulus. Entahlah, apa pun itu aku sedang membuktikan apa yang benar dan apa yang salah.

“Hei, lama menunggu ya ? Maaf” Jae In datang dari dapur lalu duduk di sampingku.

“Orang tuamu mana ?”

“Ayah belum pulang, mungkin sebentar lagi. Ibu sedang sibuk didapur”

“Kau tidak membantu ?”

“Aku menemanimu, mana mungkin aku meninggalkanmu sendirian”

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala

“Kau juga akan mengundangku kerumahmu kan ?”

“Hah ? Siapa yang bilang begitu ?”

“Kau jahat sekali, aku juga ingin kenal orang tuamu”

“Untuk apa ? Agar kau tahu semua kehidupanku” tanpa sadar aku mulai bersikap dingin lagi, aku yakin Jae In terkejut dengan perubahan nada suaraku

“Kau kenapa ? Aku tidak bermaksud seperti itu. Jika tidak boleh juga tidak apa-apa”

Aku tidak menjawab, dan memandang wajahnya lalu tersenyum

“Jika ada waktu aku akan mengundangmu” ucapku spontan

“Benarkah ? Aku tunggu hari itu”

Kami menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang. Entah kenapa saat bersamanya waktu sangat cepat berjalan, aku suka cara dia bicara, senyumannya, gerak tubuhnya, rambutnya yang tergerai, dan aroma bunga yang keluar dari tubuhnya. Aku suka semua yang ada didirinya. Setiap kali aku menggodanya dia akan langsung marah. Bahkan saat dia marah aku menyukainya, dan itu akan membuatku semakin menggodanya.

“Makan malamnya sudah siap, ayah malam ini lembur, jadi tidak bisa makan bersama kita. Dia benar-benar minta maaf” suara itu terdengar tiba-tiba di hadapan kami. Aku menoleh kearah suara itu dan langsung berdiri dari tempat dudukku setelah tahu siapa yang datang.

SOULMATE IN SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang